satu

7 2 0
                                    

Seperti biasanya aku hanya bisa keluar rumah pada malam hari tepatnya setelah sang fajar tenggelam setelah senja berubah menjadi gelap ..
Aku bersiap untuk kebukit, disana aku berkeluh kesah kepada langit kepada bintang² bahwa aku sangat ingin seperti orang² pada umumnya .
Biasanya Aku ditemani reno,
reno adalah satu-satunya teman sekaligus sahabat yang kupunya, reno juga tahu penyakit yang kuderita .
Senja mengajarkan ku tentang keindahan yg alami , aku sangat menyukai senja .. Walaupun aku harus menunggu untuk kedatangan senja .

Sore itu aku tidak ditemani reno karena reno harus mengurus neneknya yang sedang sakit.
Aku menuju ke hutan sendiri , didesa ku belum ada penerangan karena desaku lumayan pelosok, untuk itu aku selalu membawa obor pada malam hari untuk menikmati keindahan bak surgawi .

Sekitar pukul 09.00 malam aku bergegas pulang, saat itu jalanan sepi cuma ada beberapa warga yg duduk² di pos ronda .

"permisi mang" , kusapa warga yg sedang bercengkrama.

"silahkan atuh neng geulis, hati² dijalan" jawab beberapa warga.

Ya begitulah aku, kadang aku berfikir harus berbaur juga kepada warga karena ayah ku ketua rt di desaku.
Ku lihat dengan tatapan yang sendu ternyata ada orang yang sedang pindahan malam itu didesaku, lebih
tepatnya diseberang rumahku

"sepertinya bukan anak kampung sini" ucapku dalam hati.

Tetapi tidak mau kupikir panjang karena aku ingin segera pulang kerumah bertemu ayah tercinta.

"Temui aku setelah Senja"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang