Chapter -5

12 3 0
                                    

Houtson Corp.

"Jelaskan padaku apa yang ayah inginkan?"
Zef mengebrak meja kerja milik ayahnya.

Jhonny bangkit dan menatap putranya itu.
"Kau masih belum mengerti juga rupanya,lupakan gadis itu Zef,ini demi kebahagiaanmu."

 "lucu sekali dirimu ayah,tau apa kau soal kebahagiaanku? " sahut Zef sembari menyeringai.

"Kenapa kau tidak pernah menuruti apa kataku! "
Jhonny dengan nada sedikit keras.

Zef hanya mengusap tengkuknya dan tersenyum remeh pada ayahnya.
"Dan kenapa ayah pun tidak pernah mengerti keinginanku? Aku bukan bonekamu,bukan boneka keluarga ini "

"Kau.."
Jhonny mengusap dadanya untuk mengatur emosinya.

"Dan satu lagi. Aku tau kau berniat menjodohkanku dengan Carrie Hemilthon putri dari George Hemilthon,saingan bisnismu,saingan politikmu,kau iri padanya karena dia jauh berada diatasmu kan?  Kau berniat menjatuhkannya melalui aku? " lanjut Zef dengan nada sedikit mengejek.

Jhonny hanya menatap Zef geram.

"Asal kau tau ayah,aku tidak akan pernah mau menuruti semua keinginanmu itu"

"Keterlaluan kau!!" Jhonny meraih airsoft gun revolver 731 miliknya dan mengarahkannya kepada Zef.

Zef terbebelak melihat ayahnya
"Kau akan membunuhku? Bunuh saja ayah.." katanya sambil tersenyum.

Jed... dar... !

Peluru pun melesat dan menghancurkan kaca jendela lantai 5 gedung tersebut.

"Keluar kau dari tempatku,keluar!!!" Suruh Jhonny pada Zef dengan berteriak.

"Baik.." jawab Zef ringan.
"Tapi ingat ayah, kita belum selesai" lanjutnya sambil berlalu menuju pintu dan membanting pintu dengan keras.

Jhonny menghela nafasnya dalam,menghempaskan tubuhnya kekursi.
"Aku tidak percaya dia adalah putraku" gumamnya.

Newyork club.

Zef menatap gelas alkohol miliknya ditemani lampu yang redup dan musik yang tak karuan ditelinganya.
Sesekali dia memperhatikan ponselnya,menatap potret gadis cantik disana.
"Aku merindukanmu" batinnya sembari mengusap wajah gadis di foto tersebut.

"Hey Zef,maaf aku terlambat"
Seseorang datang menghampirinya.

Zef menoleh dan tersenyum "tidak apa-apa Ren"

"Kau masih memikirkan Edlyn hm?"
Tanya Rene khawatir.

Zef menghela nafasnya "aku hanya sedang merindukannya"

Rene tersenyum dan merangkul lengan Zef "mulai sekarang kau harus belajar bahagia tanpa dia"

Zef hanya terdiam.

"Aku akan membantumu Zef"

Zef menatap Rene "caranya?"

"Kau tidak perlu tau,kau hanya cukup merasakannya" Rene tersenyum.

Zef hanya menghela nafasnya kembali
"Cepat pesan apapun yang kau inginkan"

Rene menggelengkan kepalanya "aku hanya ingin menemanimu disini"

"Kau yakin tidak ingin pesan sesuatu?"

"Aku yakin Zef"

"Baiklah kalau begitu" Zef menengak minuman ditangannya sembari sesekali megerutkan wajahnya,merasakan rasa diminuman yang ia minum.

Rene menuangkan sebotol Vieille Bon Secours Ale  pada gelas Zef,Zef pun langsung menengaknya kembali. Begitu seterusnya.

"Zef sudah, kau sudah mabuk"

"Berikan padaku" Zef mencoba menarik botol di tangan Rene,namun dengan sigap Rene menjauhkan itu dari Zef.

"Sudah, sudah.."

Zef sedikit bersendawa dan mengecilkan matanya,pandangannya agak kabur.

"Zef" tatap Rene sambil mengusap bahu lelaki itu.
"Kita pulang ok?"

"Kau tau?Edlyn akan datang menemuiku. Kita akan kembali" kata Zef sambil tertawa lepas.

"Alkohol telah megendalikan otakmu " gumam Rene Sambil menopang satu lengan Zef untuk membantunya berjalan.

Rene's House.

Zef membuka matanya perlahan,mengedip-ngedipkannya untuk mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya.

"Kau sudah bangun Zef?" Seseorang duduk ditepi ranjang.

"Rene,kenapa kau disini?"
Tatap Zef bingung.

Rene terkekeh "tentu saja,ini kan rumahku Zef"

"R-rumahmu?" Zef bangkit dari tidurnya.

Rene mengangguk "kau masih pusing?sebaiknya tidur lagi saja"  sahut Rene sambil mengusap dada kekar Zef.

"Aku sudah membaik, terimakasih banyak atas tumpangannya" Zef tersenyum dan mencoba turun dari ranjang milik Rene.

"Zef Tunggu." Rene menarik lengan Zef.

Zef pun tertahan dan menoleh pada Rene.

Rene mendekat dan menopangkan dagunya pada bahu Zef "aku tau kau belum bisa melupakan Edlyn"

"Lalu?" Tanya Zef heran.

"Apa kau tidak ingin bersenang-senang dulu denganku?" Rene memeluk pria tampan itu dari belakang.

"Apa maksudmu?" Zef semakin heran.

"Fuck me,Zef" lanjut Rene sambil menghembuskan nafasnya dileher Zef, berniat menggoda lelaki itu.

Zef tersenyum "aku tidak bisa"

"Kenapa hm? Takut Edlyn tau? Tenanglah dia tidak akan tau,dan jika dia kembali aku tidak akan bercerita apapun padanya" Rene mempererat dekapannya pada Zef.

"Bukan" Zef mencoba melepas kedua lengan Rene ditubuhnya,Zef meraih socks serta sepatu miliknya dan memakainya.

"Lalu apa Zef? Aku tidak menarik dimatamu?"
Gerutu Rene.

"Sekarang aku Gay,puas kau?" Zef bangkit meraih kunci mobilnya diatas nakas.

"A-apa?"

Zef menahan tawanya.

"Kau bercanda kan?" Rene menatap Zef tak percaya.

"Keliatannya?" Sahut Zef sambil merapikan kemeja yang dia kenakan.

"Zef,tidak lucu!" Lanjut Rene sembari manyun.

"Sudahlah,jangan menggodaku lagi,ok?" Katanya sambil berlalu pergi dari kamar Rene.

MISSINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang