empat

209 54 15
                                    

Lalu tanpa di duga, lelaki itu tiba-tiba menarik pundak Jinyoung mendekat dan mendorong belakang kepalanya dengan sebelah tangannya ke arahnya, bibir Jinyoung berada dekat sekali dengan bibir Guanlin, dan hanya beberapa detik kemudian, bibir Guanlin melumatnya, dengan begitu ahli, sementara Jinyoung hanya bisa terpaku.

Setelah itu dengan santai Guanlin melepasnya dan mengecup dahinya dengan lembut.

Dengan Lembut? Jinyoung termangu masih terlalu shock atas perbuatan Guanlin yang tiba-tiba itu, lalu dia melirik ke belakang punggung Guanlin dan melihat Samuel bersama Daehwi sedang berdiri terpaku di lorong, tak kalah kaget melihat adegan Guanlin dan Jinyoung... Jadi itu alasannya.

Guanlin menoleh dan aktingnya kagetnya ketika melihat Samuel dan Daehwi yang berdiri di lorong teras begitu bagus hingga Jinyoung mencibir benci melihatnya. "Ah... Daehwi, Samuel... kalian sudah lama di sini?"

Samuel dan Daehwi saling berpandangan, salah tingkah. "Kami baru saja ke sini, Daehwi ingin pulang jadi kami kesini dan..." suara Samuel tertelan dan dia menatap ragu ke arah Jinyoung, Samuel sangat mengenal hyungnya, sejak dicampakkan oleh Minhyun hyungnya itu jadi menutup diri terhadap semua lelaki, khususnya lelaki kaya.

Tetapi kenapa sekarang hyungnya berpelukan dan berciuman dengan Guanlin? Sosok lelaki yang sudah pasti masuk ke kriteria yang dibenci hyungnya?

Sementara itu Daehwi menatap ragu ke arah Guanlin. Dia juga sangat mengenal hyungnya yang satu ini. Guanlin tidak pernah suka menjalin komitmen dengan siapapun, karena itulah dia selalu menjalin hubungan dengan perempuan modern dan bebas yang bersedia menjalin hubungan tanpa status dengannya. Tetapi sekarang, Guanlin dengan Jinyoung hyung?

Guanlin berdehem, kemudian merangkul Jinyoung dalam lengannya dan merapatkan tubuh Jinyoung ke arahnya.

"Karena kalian sudah melihat kami, mungkin kami harus menjelaskan," Guanlin menoleh dengan tatapan mesra yang palsu pada Jinyoung, "Kita jelaskan saja pada mereka ya sayang?"

Pipi Jinyoung memerah dan dia hanya bisa mengangguk. Masih terbayang olehnya bibir Guanlin yang panas melumatnya tanpa permisi. Kurang ajar lelaki itu!

"Hyungmu dan aku sebenarnya sudah mengenal sejak lama, Samuel... Kalau boleh dibilang, aku yang mengejarnya." Guanlin terkekeh, "Dan hyungmu sangat susah didapatkan... Meskipun aku tidak menyerah untuk mendapatkannya." senyum Guanlin melebar, "Ketika mengetahui di pesta itu bahwa Jinyoung adalah hyungmu, aku sangat senang, tetapi Jinyoung menyuruhku berpura-pura tidak mengenalnya dulu, karena dia belum menjelaskan hubungan kami kepadamu..." dengan lembut Guanlin mengeratkan pelukannya pada Jinyoung, "Barusan Jinyoung menerima pernyataan keseriusanku, aku terlalu bahagia sehingga tidak bisa menahan diri untuk menciumnya, dan ternyata kalian melihatnya sebelum kami sempat menjelaskan."

Samuel dan Daehwi tampak mencerna penjelasan Guanlin yang sangat lancar itu. Kemudian Daehwi yang tersenyum duluan. Dia teringat tuntutan sang mama yang begitu membebaninya dan menyadari bahwa kedekatan Guanlin dengan Jinyoung adalah jalan keluar yang sangat tepat untuk menolak tuntutan mamanya tanpa menyakitinya atau mengganggu kondisi kesehatannya.

Dengan ceria dia melangkah mendekat, lalu memeluk Jinyoung yang masih diam tak bisa berkata-kata. "Jinyoung hyung, aku turut senang, kuharap kita bisa menjadi keluarga yang sebenar-benarnya, hyung pasti sudah tahu, aku dan Guan hyung bukan saudara kandung, jadi Jinyoung hyung bisa menikah dengan Guan hyung nantinya dan aku dengan Samuel." Gumamnya dalam senyum.

Jinyoung hanya menganggukkan kepalanya, bingung harus berkata apa. Dengan cerdiknya Guanlin sudah menempatkan diri Jinyoung pada posisi tidak bisa mundur lagi.

"Sama-sama Daehwi." bisiknya lembut, "Aku senang kau menjadi adikku."

Jinyoung melirik ke arah Samuel dan menilai ekspresinya. Kecurigaan di mata adik lelakinya itu sudah memudar, Jinyoung merasa lega.

Perjanjian Hati ; PandeepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang