4. Are you crazy?

301 18 0
                                    

Bima, tetaplah menjadi sahabatku yang selalu menebar tawa, memberi kebahagiaan apapun keadaannya. God bless you Bima, The King of Drama XI IPA 1.

***

Istirahat kali ini seperti biasa, hanya dihabiskan dengan cerita bersama Aska dan sahabatku lainnya. Paling yang langganan jajan ke kantin, Bima, Aldo dan Kevin. Mereka memang paling rajin ke kantin. Hingga dinobatkan sebagai Trio Kantin oleh teman-teman, kadang mereka juga suka malakin anak saat jajan di kantin, pernah juga ketahuan guru BP sampai dihukum. Tapi ya gitu lah. Keras kepala, tetap aja suka malak, alasannya duitnya habis lah, gak dikasih saku lah, duit ilang lah. Pokoknya pinter cari alasan. Aneh tapi nyata. Itu resikonya kalo duit pas-pasan tapi jiwa sosialita, pengan jajan sana sini tapi gak mikir dompet.

"Hei, punya lo nilainya berapa sih? Kepo gue, gue kan belum lihat nilai lo." tanya Aska sambil berusaha melihat nilaiku di lembar jawab yang ku pegang erat di depanku. Kalau masalah nilai memang aku paling pelit saat memperlihatkan ke orang lain, bukan apa-apa aku illfeel-an orangnya gak enak aja, jadi kalo pamer-pamer nilai gimana gitu, lebih baik tanya aja biar aku jawab, kecuali kalo nilaiku anjlok pasti akan aku keep secret. Untungnya ini pelajaran inggris, mapel favoritku, jadi lumayan lah.

"Nih nilai gue, lumayan nilai segitu buat gue, hehe.." jawabku sembari menyodorkan lembar jawab, nilaiku terpampang nyata di sana, menunjukan angka 95.

"Ternyata lo pinter juga Raf, kali-kali bolehlah ajarin gue bahasa inggris." ujar Aska dengan sigap merebut lembar jawabku, ia sepertinya tertegun melihat nilaiku.

"Lo berapa nilainya?"

"Nih punya gue, jangan iri ya."

"Anjir 98, pinteran lo dong As, taik lo, sok muji-muji gue, pencitraan aja." kataku sambil melihat lembar jawab milik Aska dengan seksama, mencoba mencari kesalahan, mungkin aja ada kesalahan mengoreksi, biar nilaiku di atas dia. Tapi hasilnya nihil, ternyata dia emang pintar, pantas aja banyak cewek yang nglirik dia, secara kan udah ganteng, pinter, jago olahraga lagi, khususnya basket. Tidak heran postur badannya tinggi dan gagah. Perfect deh di mata cewek-cewek.

"Lo belum tau Raf, Aska emang murid paling pintar di kelas ini, selain Rian, terutama Inggris, nilai mereka selalu balapan. Jangan heran lo." sela Daniel dari bangku belakang, ternyata dia suka nguping juga pembicaraan aku dan Aska. Jangan-jangan dia dengar juga saat aku dan Aska ngomongin kelakuan bejadnya, yang suka ngupil di sembarang tempat, kadang juga di makan tuh upil. Kata Aska, emang kelaparan atau gimana gak tahu, jijik bangettt. Penghuni kelas ini memang aneh-aneh kelakuannya, tapi justru itu yang membuat kami makin kompak, karena adanya perbedaan.

Saat aku menengok ke arah Daniel, pandanganku tertuju pada murid lelaki di bangku paling pojok kanan, siapa lagi kalo bukan Rian, si misterius penghuni bangku pojok. Aku melihat ia tersenyum kecil sambil memandang lembaran kertas di hadapannya, walaupun samar namun aku masih bisa melihat senyuman itu, semenjak aku di sini, jarang bahkan tak pernah melihat dia tersenyum. Setiap kali aku lihat dia pasti ekspresinya datar. Tak berekspresi.

Disaat aku semakin fokus melihat senyum itu, seakan aku simpati untuk bergurau bersamanya, ingin sekali aku bertanya padanya, mengapa ia bersikap dingin seperti itu, apa dia tidak lelah? Namun seketika pandangannya berbalik ke arahku, akupun sontak berpaling dan menghadap ke posisi semula, menghadap ke papan tulis. Salting oleh si misterius.

Aku semakin kepo, ingin tau seluk-beluk cowok misterius itu. Pikiranku berkecamuk, beberapa pertanyaan tentang dia sudah siap kulontarkan. Lebay. Pertanyaan pertama akan kutujukan pada Aska, karena dia yang paling dekat denganku. "As, gue mau tanya."

"Apaan?" jawab Aska datar.

"Itu Rian, emang pinter As? Tadi kata Daniel."

"Iya." jawab Aska lagi, namun jawabannya itu seperti enggan untuk ditanyai, tentang Rian. Aku pun semakin kepo. ada apa dengan Aska yang seperti gak suka dengan Rian.

My Possesive FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang