Part 2 SENJA

14 5 1
                                    

Setelah ulangan mendadak kemarin,aku pulang tepat jam 14.45 telat 15 menit karena harus membeli seragam untuk hari rabu,
seragam khusus pelajar
SMA GARUDA BAKTI,
aku harus bergegas kerumah dan membantu ibu,

"bagaimana sekolahmu,nak"
Pertanyaan itu yang pertama kali ditanyakan ibu

"baik bu,lebih menantang"

"menantang bagaimana?"
Tanyanya dengan raut wajah khawatir setelah mendengar jawaban dariku

"aku satu-satunya murid perempuan di kelasku bu,dan baru aku masuk hari ini aku sudah ulangan mendadak,menantang kan bu?"

"ibu kira kamu dibully lagi"
Ada sedikit kelegaan diraut wajahnya

"mungkin cepat atau lambat bu,semoga saja tidak"
Hanya itu jawaban terbaikku mengingat bahwa aibku sudah tersebar dan mungkin cepat atau lambat pasti ada yang mengetahui dan kemungkinan terburuknya aku kembali dibully,

"maafkan ibu ya nak"
Kalimat yang tak kusuka dari ibu,
aku tak mungkin menyalahkan ibu atas semua masalah ini,
ini bukan sepenuhnya salah ibu

"bukan salah ibu,sudahlah bu,tak perlu dibahas,ada yang bisa kubantu bu?"
jawabku mengalihkan pembicaraan,

"kamu ganti baju dulu nak,
lalu istirahat sebentar baru bantu ibu,ada pesanan kue yang belum diantar"

"aku ganti baju saja tidak perlu istirahat bu,aku tidak lelah"

Sebenarnya hari ini aku cukup lelah karena jarak sekolah dan rumahku cukup jauh,
tapi tidak mengapa karena aku tahu ibu lebih lelah dariku,
seharian membuat kue,mengingat kaki kirinya mudah linu karena pernah mengalami kecelakaan ketika usiaku 3 tahun,

"yang mana bu,yang harus kuantar?"

"plastik hitam itu leen,antar ke alamat yang ini"
ibu menyerahkan selembar kertas kecil bertuliskan jl.kenanga no 4 rumah no 031

"aku berangkat bu,nanti aku pulang jam 5 "

"mau kemana?jangan lama-lama"

"tempat biasa bu,gak lama kok"
Aku berangkat mengantar kue,sekitar 20 menit aku mengayuh sepedaku,akhirnya kutemukan rumahnya,besar dan sepertinya mereka orang kaya,

Ting tong
ting tong

"permisi?"

Seorang perempuan terlihat berjalan menuju gerbang,tempatku berdiri sekarang,ia sepertinya seorang pembantu karena tidak mungkin seorang pemilik rumah sebesar ini memakai pakaian lusuh dan juga serbet di bahunya,

"maaf neng nunggu lama"

"nggak papa buk ini kue pesananya!"

"ini neng uangnya"

"sebentar buk,kembalianya"

"buat neng aja,udah jauh nganter kesini,makasih neng"

"tapi"

"gapapa,mari neng"

"makasih buk"

Ibuk itu kembali dengan meninggalkan senyum,aku melihatnya sampai ia masuk kedalam rumah mewah itu

Sepulang dari mengantar kue,aku menghentikan sepedaku di sebuah padang rumput yang jauh dari keramaian kota,tempat dimana aku bisa menyendiri dan mencurahkan isi hati,dimana aku bisa menatap matahari yang membawa senja datang,senja yang selalu menemaniku disaat aku butuhkanya,senja yang selalu mendengarkan walau aku tak menemukan titik terang,setidaknya cahayanya menerangi hidupku,setidaknya warnanya mampu menyejukan hatiku

Aku duduk diatas rumput yang tumbuh mengembang karena tak dipotong,bahkan tak seorang pun tau  tempat ini,mehadap ke barat dan menunggu cahaya menyilaukan mataku sesekali aku berbicara pada senja,

"senja,hari ini aku temukan tempat baru,yang kurasa mungkin lebih baik dari tempatku sebelumnya,semoga akan tetap begitu,sendiri bukan hal yang mudah buatku,mana ada manusia yang ingin hidup sendiri, tapi aku tidak sendiri masih ada ibu,masih ada kau juga,kau yang selalu memberi warna dihidupku,trimakasih senja aku pulang! besok aku kesini lagi jika tidak sibuk,aku akan merindukan cahayamu "

Setelah senja memberi warna jingga, aku pulang mengayuh sepedaku menuju kerumah yang selama ini menjadi tempat singgahku,

.,




SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang