Prolog

395 11 0
                                    

Gulungan ingatan yang terus bekerja melipat gandakan rasa yang tidak bisa lagi untuk saling merasa.
Atau mungkin memang tidak pernah dirasa.

Ada wajah yang selalu ku rindu di sela sela temaram,
Dan ada hati yang tidak tau arahnya dipaksa jalan agar menghilang.
Aku membayangkannya tertawa dengan gurat garis ujung  matanya yang mengecil tapi ceria.
Ah entahlah, caranya tertawa buatku jatuh cinta.

Sesekali dia terdengar, sesekali dia terlihat,
Tapi sayangnya suaraku yang tidak didengar,
Entah karena tertahan atau memang terabaikan.
Raganya tidak bisa terukur jarak,
Terlalu jauh untuk bisa kusentuh lagi,
Sedangkan aku terlalu kecil untuk bisa hadir memenuhi matanya.

Aku tidak menyebutnya cinta,
Biar saja semesta yang memberi arti dibalik tanya.
Untuk si perempuan keras kepala, Aluna.

Alur AlunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang