1. Persahabatan Atau Cinta?

878 59 1
                                    

Wahai hati, ku harap jangan terlalu dalam diri Ini melabuhkan cinta. karena aku tahu kecewa itu pasti ada dan mungkin sangat sakit bila aku rasa. Menanti harapan yang sudah jelas tidak pernah terlihat dalam pandangan mata.

Aku adalah perempuan yang munafik, menutupi segalanya padahal hatiku sangat terluka, berpura-pura bahagia padahal sebenarnya diri ini begitu tersiksa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku adalah perempuan yang munafik, menutupi segalanya padahal hatiku sangat terluka, berpura-pura bahagia padahal sebenarnya diri ini begitu tersiksa. Keterdiamanku menyimpan banyak rahasia, terutama tentang pedihnya rasa cinta. Menjadi sosok yang pendiam bukanlah hal yang mudah, saat dimana dahulu diriku merupakan sosok yang sangat di kenal ceria, waktu yang merubah segalanya. Senyumku dan canda riangku semuanya seketika sirna, saat aku mulai menduduki bangku sekolah menengah kejuruan sebagai siswa jurusan management perkantoran, banyak orang melewati masa ini dengan bahagia bersama teman-temannya, namun berbeda dengan diriku aku melewati masa ini dengan penuh airmata, derita dan sakit hati yang mendera.

" Diam-diam saja lo nau!" Suara dan tepukan tangan seorang wanita di bahuku berhasil membuyarkan lamunan panjangku.

Ya! namaku adalah naura syahwa azrillia, orang biasa memanggilku naura, usiaku saat ini adalah tujuh belas tahun tepatnya saat ini aku masih berada di kelas sepuluh atau satu SMK.

" Astaghfirullah! Kebiasaan yah kamu, datang-datang bukannya ucap salam dulu gitu, malah ngagetin orang saja. Gimana kalau aku punya penyakit jantung coba! Mau tanggung jawab kamu memangnya?" Ucapku saraya mengelus dadaku untuk meredakan rasa kesalku kepada sahabat ku yang sangat menyebalkan ini.

" Halah, lebay amad lo!" Ucapnya seraya terkekeh, lalu dia beralih menarik bangku di sebelahku dan duduk di sampingku, dengan terus menatapku yang sedang memakan nasi goreng dengan lahapnya.

" Buset deh, laper apa doyan lo? " ucapnya ketika aku memakan nasi gorengku dengan cepat dan menikmatinya.

" Dua-duanya hehe." Jawabku ketika sudah menelan makanan ku dan meminum air putih di hadapanku.

" Eh nau gua mau tanya sesuatu deh sama lo, tapi lo jangan ngeledek gua yah nanti dan jangan bilang ini ke siapapun!" Ucap Ailda dengan nada pelan, tepatnya berbisik agar tidak ada yang mendengarnya.

" Tanya soal apa memang da, keliatannya kamu serius banget?" Jawabku seraya menatap ailda.

" Lo kenal zafran?" Ucap ailda membuatku mengerutkan kening.

Kenapa Ailda tiba-tiba membicarakan zafran yah? - Batinku.

" Hu'um aku kenal, kan dia wakil ketua rohis da, ya kali aku gak kenal dia. Aku kan ikut organisasi rohis juga." Jawabku kepada sahabatku tersebut.

" Zafran nembak gua kemarin nau, menurutlu gua harus jawab apa yah? gua bingung banget ni."

Deg!!

Ucapan ailda bagaikan belati yang langsung menusuk hatiku sangat dalam.

Jadi selama ini zafran menyukai ailda? Pria yang aku kagumi dalam diam ternyata mencintai sahabatku sendiri?

" Wa..wah se..selamat ya da, di..dia nembak di mana, terus kamu jawab apa? " ucapku seraya terbata dengan tetap tersenyum aku kembali mencoba untuk membuat hatiku tetap tegar.

" Kemarin dia nembak gua di lapangan sport center, sehabis gua pulang ekstra kurikuler. Gua belum jawab pernyataan cinta dia, nau. Gua minta waktu untuk fikirin semuanya." Jawab Ailda.

" Memangnya kamu tidak suka sama zafran? " tanyaku.

" Suka, gua udah lama juga mengagumi dia semenjak pertama kali masuk sekolah, apalagi kita satu jurusan, walaupun beda kelas tapi kan kelas kita berdampingan. Setiap melihat dia juga jantung gua selalu berdebar nau." Jelas ailda.

" Terus apa yang kamu fikirkan lagi? Kenapa kamu tidak mau menerima perasaan cintanya?" Tanyaku.

" Keluarga gua menentang Nau!" Jelas ailda, membuatku mengerutkan kening.

" Keluarga kamu menentang? Apa alasan nya?" Ucapku bertanya padanya.

" Maaf Nau, belum saatnya gua cerita sekarang , nanti kalau waktunya sudah tepat gua pasti bakalan cerita ke lu. Pokoknya ada satu alasan yang kuat sehingga membuat keluarga gua sangat menentang gua berhubungan sama zafran. " ucap ailda.

" Oke No problem, kalau kamu belum siap cerita sekarang aku gak masalah, aku bakalan nunggu kamu siap terbuka sama aku. Dan untuk urusan hubungan kamu sama zafran serahin semuanya sama Allah. Kalau memang takdir jodoh kamu adalah zafran seberat apapun rintangannya, kalian pasti akan tetap bersatu." Jawabku seraya tersenyum, diapun langsung berhambur memeluk ku dengan sangat erat.

" Ah naura, lo tuh emang sahabat terbaik gua! Semoga lo juga bisa nemuin pendamping yang baik ya nau." Ucapnya tersenyum, dan aku hanya meng-aamiin kan ucapan nya tersebut.

Ya! semoga doamu terkabul da, semoga aku segera mendapatkan sosok pria yang mencintaiku, sebelum cintaku pada zafran terlampau jauh dan sangat sulit untuk bisa kuhilangkan" batinku.

Aku terus memandangi ailda dengan senyuman, tepatnya senyuman kepalsuan. Hatiku sakit, tapi aku harus berpura-pura tersenyum melihat sahabatku bahagia dengan pria yang aku cintai.

Kalian bisa melihatkan sekarang? bagaimana sosokku yang munafik ini!

Sangking menyedihkannya takdirku, aku ingin tertawa rasanya saat di hadapkan sebuah realita bahwa pria yang aku cinta mencintai sahabat terbaikku.

Sangking menyedihkannya takdirku, aku ingin tertawa rasanya saat di hadapkan sebuah realita bahwa pria yang aku cinta mencintai sahabat terbaikku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Visual Ailda By kak Gysta Thalib

Visual Ailda By kak Gysta Thalib

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Menunggu Takdir Yang Sempurna [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang