Hari ini adalah hari untuk Seoyun terapi, sebelum nya dia sudah meminta ijin jimin untuk pergi dengan mingyu. Walau alasan ijin nya ke jimin berbeda dengan yang akan dia lakuin.
Sembari menunggu jam 9, Seoyun membersihkan beberapa area rumah jimin dan juga kamar jimin. Saat tengah membersihkan tiba-tiba ginjal Seoyun terasa sangat sakit, Seoyun pun memegangi perutnya dengan kuat. Hingga akhirnya dia terjatuh di lantai, Sesekali dia batuk dan mengeluarkan darah, dengan segera Seoyun menelvon mingyu.Seoyun:"Mi.. mingyu... uhukk uhukk.." dengan suara lirih.
Mingyu:"Seoyun, kau kenapa.. kenapa suara mu begitu lemas" kaget mendengar suara lemas Seoyun
Seoyun:"To... tolong.. a.. aku..." dengan nada yang lemah
Mingyu:"Nee, aku akan ngebut kesana... bertahanlah.." cemasnya
Mingyu pun melajukan mobil nya dengan cepat, dia sangat khawatir dengan keadaan Seoyun. Di perjalanan mingyu meneteskan air mata, perasaannya campur aduk. Pikirannya pun kemana mana. Ingin rasanya dia memberi tahu Seokjin tentang keadaan Seoyun, tapi dia sudah berjanji untuk tidak memberi tahu siapa pun.
Akhirnya Mingyu pun sampai di rumah jimin, mingyu berlari mencari keberadaan Seoyun. Saat di temukan ternyata Seoyun sudah tidak sadar kan diri di lantai ruang tamu milik rumah jimin. Tanpa berkata sepatah katapun, Mingyu segera memopang Seoyun ke mobilnya dan membawa Seoyun segera ke RS.
Sesampainya di RS, air mata mingyu pun menetes melihat keadaan Seoyun berada di ruang IGD.
Mingyu mengambil hp nya, berencana untuk memberi tahu Seokjin. Tapi, dia teringat lagi ucapan Seoyun, Mingyu pun terpaksa mengurungkan niatnya.
Beberapa jam telah berlalu, Dokter sudah menangani Seoyun. Mingyu masih berada di sana, menunggu Seoyun sadar. Sekujur tubuh Seoyun di penuhi dengan alat-alat yang ntah untuk apa.
Selang beberapa menit, Seoyun pun sadar."Seoyun" sahut Mingyu melihat mata Seoyun mulai terbuka.
"Hah, a..aku di rmh sa..kit lagi ya..." tanya seoyun lirih mencoba membuka matanya dengan perlahan.
"Nee..."jawab mingyu, meneteskan air matanya
"Kenapa nangis?" Tanya seoyun lagi melihat ke wajah mingyu
"Hiks..hikss.. kau tau... aku benar-benar takut.. aku sudah tidak tah harus apa, aku sampe berfikir ingin menelvon oppamu.. tapi aku masih ingat janjiku... hiks..."ujar mingyu tak dapat menahan tangisnya.
"Hehe... a..aku akan baik baik saja...ingat ya... jangan pernah memberi tau Oppa ku, aaku pasti sembuh.. percayalah" sahut Seoyun tersenyum ke arah mingyu, dan mencoba membuat mingyu tidak khawatir
"Nee.. nee... jangan banyak bicara dlu" ujar mingyu mengiyakan keinginan sahabatnya itu.
Dokter pun memasuki ruangan Seoyun dan hendak memeriksa keadaan Seoyun.
"Nona Seoyun kami rasa, terapi yang kau jalani percuma tidak berhasil" ujar dokter yang memeriksa kondisi seoyun
"Apa maksud dokter" Tanya seohyun dengan perasaan bingung
"Gagal ginjal yang kau alami ini semakin parah, saat aku memeriksa nya itu semakin bertambah parah dari saat pertama kita menjalani terapy" sahut dokter itu dengan raut wajah yang sedih.
"Bukan nya bisa dengan cara operasi" gertak mingyu merasa kesal dengan pernyataan dokter itu.
"Kami sudah mencari segala jenis ginjal, tapi tidak ada yang cocok dengan nona Seoyun" ujar dokter itu lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
배신(Penghianatan)
Novela JuvenilAku membenci perasaan ini... kenapa... kenapa aku yang harus merasakan nya... kenapa tuhan tak adil.. kenapa dia mengambilmu dariku... kenapa aku harus merasakan sakit ini saat kita akan menikah... dan kenapa... kenapa kau menyembunyikan semuanya...