Sudah 4 hari berlalu, Seoyun sudah menjalani sisa hidup nya dengan penuh tawa bersama kakak nya sahabatnya dan juga kekasihnya. Ada rasa sesak di dada Seoyun, setiap kali mengingat bahwa dia akan meninggalkan semua orang yang dia sayangi.
"Mingyu, boleh kah aku meminta satu permintaan terakhir?" Tanya seoyun serius saat tengah memandangi foto keluarga yang terpajang di dinding rumah miliknya.
"Nee, tentu saja seoyun. Apa yang kau inginkn?" Sahut mingyu menoleh ke arah seoyun
"Hari ini BTS cmbck, dan besok jimin ulang tahun sekaligus itu hari pernikahan ku dengan nya. Tapi, pernikahan itu tidak akan pernah terjadi mungkin saja aku sudah tiada saat perayaan it di mulai. Bisakah kau merayakan ulang tahun jimin untukku?" Pinta seoyun tersenyum melihat mingyu dengan air mata di pipinya.
"Aisshhh, seoyun apa yg kau katakan... berhentilah seperti ini... ayo kita berobat... aku ingin kau sembuh.. aku tidak ingin kau mati, smua org juga tidak menginginkan itu.. hikss hikss.. ku mohon jangan berbicara seperti ini..." isak mingyu yang langsung memeluk seoyun dengan erat.
Air mata seoyun dan mingyu tak tertahankan lagi, seoyun menangis karna ketakutan nya dengan kematian dan juga karna harus meninggalkan orang orang yang dia sayangi, sedangkan mingyu menangis karna seoyun lah satu-satu sahabat yang mengerti dirinya.
Dalam tangisan seoyun ia teringat kenangan yang dia lewati bersama mingyu. Saat dia dan mingyu pergi kesekolah bersama, menyukai pria yang sama dan bertengkar karna teman baru."Mingyu, jika jimin tidak ingin merayakan ulang tahun nya. Bisa kau berikan surat ini padanya?"ujar seoyun melepas pelukan mingyu dan mengambil surat yang dia tulis untuk jimin 3 hari yang lalu
"Hikss hikss... aku membenci mu.. kau tau aku sangat membenci mu Seoyun-ah.. pabboya... paabbooooyaa" tangis mingyu semakin keras karna tak dapat menahan ksedihan nya.
"Jinjaa... kau membenciku... padahal aku sangat menyayangimu mingyu" tertawa kecil meliat tingkah mingyu yang menagis tanpa henti.
"Yakk Nona seoyun aku tidak lagi becanda" mingyu pun mengusap air matanya.
"Ahh sudah lah aku akan ambilkan obatmu.. tunggu disini" mingyu pun pergi ke dapur mengambil kan air dan juga menyiapkan obat seoyun
Namun betapa sangat shock nya mingyu ketika dia kembali, Seoyun sudah terkapar di lantai dengan tidak sadarkan diri. Dengan sangat panik mingyu segera menghubungi ambulans, tidak ad suara dentakan nadi lagi di tangan seoyun. Setibanya di rumah sakit Seoyun langsung di tangani di ruang IGD, mingyu yang menangis terus menerus dan juga merasa panik dengan segera menghubungi kakak seoyun. Dia tidak bisa lagi menepati janji nya, mingyu menceritakan semuanya ke jin menegenai penyakit yang di derita oleh Seoyun selama ini.
"Mianhe, aku hanya menuruti seoyun, bukan berarti aku tidak menghormatimu oppa jin hanya saja.." ujar mingyu dengan panik dan tangisan di setiap percakapannya dengan Jin
"Beritahu aku rumah sakitnya sekarang?" Teriak seokjin marah dan panik.
"Nee aku akn mengirimkan nya." Mingyu pun menutup tlvn nya dan mengirimkan alamat ke seokjin melalui chat.
Pov Bangtan
Seokjin menutup telvon nya lalu suara tangisan nya pun keluar. Jimin melihat ke arah Seokjin, dia bingung mengapa seokjin menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
배신(Penghianatan)
Roman pour AdolescentsAku membenci perasaan ini... kenapa... kenapa aku yang harus merasakan nya... kenapa tuhan tak adil.. kenapa dia mengambilmu dariku... kenapa aku harus merasakan sakit ini saat kita akan menikah... dan kenapa... kenapa kau menyembunyikan semuanya...