m

193 20 4
                                    

"Halo, Somi? Beri tahu aku kau di rumah sakit mana, sekarang!"

Gadis itu berlari seraya menelfon. Berbahaya memang, namun gadis itu tidak peduli. Sesampainya di luar gedung apartemen, dia dengan tergesa-gesa memanggil taksi.

Dia melesat menuju rumah sakit, wajahnya pucat dan tangannya bergerak gelisah. Bagaimana tidak, begitu menerima kabar bahwa kakak dari Somi-Jungkook-kecelakaan, dia sangat panik.

Kenapa gadis ini, Siyeon, khawatir pada Jungkook? Well, jika kubilang dia menyukai Jungkook apakah kalian percaya?

Kenyataannya, Siyeon telah menyukai Jungkook selama 2 tahun. Namun dia tahu hati Jungkook hanya untuk Jieun, otomatis 'Menyerah' adalah satu-satunya pilihan baginya.

Siyeon berlari melewati keramaian rumah sakit, matanya tidak henti mencari ruangan yang di-instruksikan Somi.

"Permisi,"

Ia berhenti ketika seseorang dengan baju perawat menghadangnya. Siyeon mengernyit kesal dan hendak pergi, namun kembali dihadang oleh perawat tersebut.

"Anda tidak boleh berlarian di dalam rumah sakit, nona."

"Berisik! Aku harus pergi ke ruang operasi!"

"Saya akan menunjukkan jalan untuk anda, tapi tolong untuk tidak berlari."

Siyeon mendecih kearah perawat tersebut, dan terpaksa mengikutinya. Bagaimanapun, Siyeon tidak mau jika pada akhirnya dia malah tersesat di bangunan luas ini.

Hingga mereka sampai di depan pintu besar dengan tulisan '수술실*' dari neon di atasnya. Tak hanya itu, netra Siyeon juga menangkap seorang perempuan berambut sebahu tengah menundukkan kepalanya.

"Somi,"

Gadis yang dipanggil bergeming, dia masih setia menatap lantai berwarna light cyan tersebut. Dengan langkah berat, Siyeon menghampiri Somi dan menepuk-nepuk pundak Somi.

Lorong itu sunyi, sampai suara sepatu berkelotak mengampiri pendengaran mereka masing-masing. Rupanya itu Wonyoung-yang hari ini datang tanpa pengawal-berlari kecil bermaksud ingin segera mengetahui kondisi Jungkook.

"S-Somi eonni, bagaimana keadaan Jungkook oppa?" Tanya Wonyoung seraya berlutut di hadapan Somi, meminta penjelasan.

"Dokter bilang, tulang rusuk dan lengan kanannya patah. Dan juga ada pendarahan ringan di kepalanya..."

Perkataan Somi berhenti dan tergantikan dengan suara tangisnya. Baik Siyeon maupun Wonyoung juga memasang wajah sendu, mereka tiada henti bergelut dengan pikiran masing-masing.

-oOo-

"Aku harus segera pulang. Somi, fighting!"

Siyeon mengepalkan tangannya, membuat Somi tersenyum pahit. Memang operasi Jungkook berhasil, namun Somi masih harus menunggu hingga pengaruh obat bius-nya habis.

Tak hanya Somi, Wonyoung dan Siyeon juga merasakan hal yang sama. Jika saja mereka bisa tinggal lebih lama, mereka akan menunggu hingga Jungkook siuman.

"Sayangnya aku juga harus pulang sebelum ayah-ku sampai rumah. Permisi,"

Wonyoung beranjak dari duduknya dan ikut meninggalkan ruangan bersama Siyeon. Walaupun akhirnya mereka pergi kearah yang berbeda, Siyeon ke pintu utama dan Wonyoung kearah parkir basement.

Siyeon yang awalnya hendak memanggil taksi, justru tertegun ketika mendengar suara telefon berdering. Pasalnya, handphone yang berada padanya bukan milik Siyeon dan sebaliknya handphone miliknya raib.

"Apakah handphone-ku tertukar dengan Wonyoung?" Gumam Siyeon, masih menatap benda kotak tersebut nanar.

Gadis itu melangkahkan kakinya kembali ke dalam rumah sakit, "Semoga Wonyoung masih berada di basement."

Memang, Siyeon sudah sampai di area parkir basement, namun dia sama sekali tidak bisa menemukan Wonyoung. Siyeon ingin menghubungi supir Wonyoung, tapi handphone milik Wonyoung ini memakai sandi.

"Kenapa aku tidak ingat nomor handphone-ku ya? Bodoh." Rutuk Siyeon sambil menatap pantulan dirinya di handphone Wonyoung.

Bruk!

Siyeon oleng ketika tubuhnya ditabrak seseorang, untungnya tangannya menopang pada salah satu mobil di sana. Baru saja Siyeon mengambil nafas untuk menyumpahi orang tersebut, orang tersebut pergi begitu saja.

"Tunggu,"

"Bukankah itu perawat menyebalkan tadi? Kenapa dia pergi terburu-buru sambil memegangi perutnya, ya?"

Gadis bersurai hitam itu mengedikkan bahunya, "Yah, apa peduliku."

Dirinya beralih untuk mencari Wonyoung, ia berjalan menyusuri area parkir gelap tersebut. Hingga samar-samar dia melihat sebuah mobil dengan kaca terbuka, memperlihatkan seorang perempuan di dalamnya.

Tempat yang minim cahaya membuat Siyeon tidak bisa melihat dengan jelas, dia terus berjalan mendekati objek tersebut.

"Oh? Wonyoung-!"

Siyeon terdiam, langkahnya terhenti. Keinginannya untuk mendekat sirna, namun kakinya terlalu lemah untuk berlari dan justru terjatuh perlahan.

"Apa..."

"Apa-apaan ini?!"






























Nyawa Jang Wonyoung telah berakhir dalam mobil dengan darah mengalir, menyelinap dari sela pintu mobil.

TBC

Note:
*수술실 (Susulsil): Ruang operasi




(A/N)

Haloha~

Bakal dijelasin detail kematian Wonyoung di next chapter yaaa~

Dan apakah dengan meninggalnya Wonyoung berarti kasusnya sudah selesai?

tebak saja ya yorobun:D

[Sasaeng] × JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang