Happy Reading
.
Donghae menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut tebalnya. Sinar matahari yang masuk melalui celah-celah jendela kamarnya tak membuatnya terusik sama sekali.
"HAE HYUNG...." teriakan melengking terdengar dari luar kamar Donghae.
Brakk.
Dengan tak berperasaan orang yang berteriak tadi membuka pintu kamar Donghae dengan karas.
"HAE HYUNG...." teriaknya lagi membuat Donghae terlonjak kaget.
Donghae menyibak selimutnya dengan kasar dan menengok kebelakang untuk melihat siapa yang meneriaki namanya tadi. Ketika melihat siapa orangnya, Donghae kembali pada posisi sebelumnya yaitu membelakangi namja tadi dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut tebalnya lagi.
"Hae Hyung irrona!" namja tersebut merangkak naik keranjang Donghae dan mengguncang tubuhnya. Donghae dibuat pusing karena namja tersebut mengguncang tubuhnya terlalu keras hingga membuat kepalanya terasa seakan berputar-putar.
"Aish, pergilah sana! Hae masih ingin tidur" Donghae menyibak selimutnya lagi dan memberikan tatapan tajam pada namja tersebut.
"Ayolah Hyung, ini sudah pagi. Hyung harus bangun!" kata namja tersebut.
Donghae tak menggubris namja tersebut sama sekali. Dia memilih menyamankan posisi tidurnya.
Grapp.
Namja tersebut memeluk tubuh berbaring Donghae.
"Yakk, lepaskan tanganmu itu mochi!!" Donghae berusaha melepaskan tangan namja yang saat ini tengah memeluknya.
"Aniyo, aku tidak mau melepaskannya kalau Hae Hyung belum mau bangun" tolak namja tersebut.
"Aish... menyebabkan!" gerutu Donghae seraya menyingkirkan tangan namja tersebut dan mendudukan dirinya dikasur empuknya.
"Kenapa kau datang kesini! Bukankah di Kanada jauh lebih nyaman untukmu?" tanya Donghae tak habis pikir.
Donghae masih ingat jika semalam Hyung-nya mengatakan kalau sepupunya akan datang hari ini. Tetapi Donghae pikir jika sepepunya akan datang nanti siang ataupun sore, tetapi ternyata tidak. Dan hari minggu nya sangat buruk karena dia harus dibangunkan dengan suara melengking oleh sepupunya, ditambah lagi tidurnya diganggu oleh sepupunya ini. Entah mimpi buruk apa yang Donghae alami semalam hingga paginya sangat buruk.
"Aku kan hanya merindukanmu Hyung. Apa aku tidak bolah menemuimu?" tanyanya dengan lirih. Bahkan sepepunya ini menundukan kepalanya tak berani menatap Donghae.
"Hahh...."
Donghae menghembuskan nafasnya dengan kasar. Dia dibuat tak tega melihat sepepunya saat ini. Semenyeblakan apapun sepepunya ini, dia tetap adik sepupu.
"Arra arra. Sekarang kau keluarlah! Hae ingin mandi" usirnya dengan halus.
Mendengar ucapan dari Donghae sontak saja membuat namja tersebut langsung mendongakan kepalanya menatap Donghae.
"Aniyo, aku disini saja" tolaknya.
"Terserah kau saja" ucap Donghae.
Kemudian Donghae beranjak dari duduknya menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Henry Lau, namja berusia 15 tahun ini adalah sepupu Donghae yang datang dari Kanada. Henry mengedarkan pandangannya ke setiap sudut kamar Donghae, mencari sesuatu yang bisa dia jadikan untuk menghiburnya. Pandangan terhenti saat melihat ponsel Donghae terletak diatas nakas. Dia mengambil ponsel tersebut dan mengotak-atik benda kotak tersebut. Henry tersenyum cerah saat melihat ponsel Hyung sepepunya terbuka. Yah, dia memang tau sandi ponsel Donghae. Tangan Henry dengan lincah memainkan ponsel Donghae. Sepertinya dia sangat asik memainkan ponsel Donghae.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark
FanfictionHidup itu tak selalu semulus seperti apa yang kita harapkan. Terkadang aku berpikir dunia ini seakan tak adil bagiku. Aku bukan robot yang tak punya rasa lelah ataupun rasa sakit. Aku bukanlah iblis yang tak punya hati. Aku hanya seorang namja 18 ta...