Chapter 2

180 19 0
                                    

Warning : Alur berantakan, Gaje, Oot, Dan typo berkepanjangan

"I..ini tidak mungkin, jadi Naruto-kun??"
Tubuh Hinata terasa sangat lemas dan hati yang tak karuan, perlahan butiran-butiran bening menetes di pipi mulusnya.

"Aku se...." , "Hinata-chan, aa..ada apa? Ke..kenapa kau menangis??

'Brraakk'

Tak menghiraukan pertanyaan Naruto, Hinata langsung berlari ke luar kamar kost pemuda jabrik yang amat dicintainya.

Hatinya benar-benar hancur, rasa perih yang terasa bahkan lebih perih dari saat dia kehilangan Oka-san yang sangat menyayanginya.

Hinata terus berlari dengan air mata yang tak sanggup di bendungnya.
.
.

-Hanya Inginkan Kamu-

.
.
:Hinata POV:

Kenapa Naruto-kun? Aku telah berikan segalanya yang ku punya untuk mu. Apa masih kurang? Hingga Naruto-kun tega menduakan ku?

:POV END:

-FLASBACK-

"Kamar ini berantakan sekali Hinata memanyunkan bibirnya.

'drrrt drrtt drrrttttt'

sebuah smartphone yang tergeletak manis bergetar dan menarik perhatian Hinata.

"eh? Sms? Dari siapa ya?"
Rasa penasaran Hinata mendorongnya untuk melihat isi pesan singkat tersebut.
.
.

-Hanya Inginkan Kamu-

.
.
'Naruto Aku hamil :( '
"Ti..tidak.. Ii...ini tidak mungkin!"

-FLASHBACK OFF-

'brruuukkhh'

"Ma..maafkan aku, aa..aku tidak sengaja"

Terlalu laput dalam kekacauan hatinya, hingga tanpa sadar Ia tak sengaja menabrak seorang pemuda bersurai merah dan mempunyai tatto 'ai' di dahinya.

"Kau tak apa?"
"Hei??" pemuda berambut merah itu mengulurkan tangan ke arah Hinata.

"Ya a..aku baik-baik saja"
ujar Hinata menyambut uluran tangan dari pemuda asing yang tertabrak olehnya.

"Aku Gaara dan kau?"

"Hi..Hinata Hyuuga".. "A..aku tidak sengaja, ma..maafkan aku Gaara-san" Hinata membungkukan badannya.

"Oh kau keluarga Hyuuga?" Tanya pemuda bersurai merah itu.

"Lain kali berhati-hatilah"

Ucapannya sukses membuat pipi Hinata memerah.
"Ba...baikk"
.
.

-Hanya Inginkan Kamu-

.
.
"Hey Gaara. Cepatlah kita kemari bukan untuk mencari gadis!"

Seorang pemuda lain berteriak pada Gaara seakan mengejek, dan hanya dibalas tatapan dingin oleh Gaara namun tatapan itu seakan membunuh pemuda tadi hingga tak berkata apapun lagi.

"Sampai ketemu lagi ya Hyuuga"

Dibalik kepergiannya Gaara menyeriai seperti menemukan apa yang di carinya, meninggalkan Hinata yang masih melongo.
.
.
.

-Hanya Inginkan Kamu-

.
.
.
"Maafkan aku Naruto, aku tak tahu jika ada Hinata tadi"
Terdengar suara lembut dari sebrang telepon

"Kau Bodoh Shion lagi pula apa maksudmu mengirim sms seperti itu?! Mungkin sekarang Hinata mengira aku yang menghamili mu!"

Emosi Naruto meledak saat itu.

"Aku hanya tidak tahu harus cerita sama siapa jaadi ku kira kau mau mendengarku" ..... "Dan ku dengar dia lari ke Konoha, tolong cari dia... hikss aku tak mau anak ini lahir tanpa ayah hikss...."

Tangis pun tak bisa di tahan oleh Shion yang dicampakkan oleh pemuda tak bertanggung jawab.

"Haahh baiklah, mau bagaimanapun kau tetap sepupuku. Sebutkan bagaimana ciri-cirinya"

Walau dalam keadan kacau Naruto tetap membantu sang sepupu.

"Nanti ku sms"
'tuutt tuut tuut'

"Dasar aneh! Lagipula kenapa aku harus punya adik sepupu macam dia arrrgghh"

Dalam kekesalan Naruto terus mencari dimana Hinata berada dan menjelaskan semuanya.
.
.
.

-Hanya Inginkan Kamu-

.
.
.
'drrrttt drrtttt'

Getar dari smartphone di saku Naruto memaksanya untuk menepikan motor yang dikendarainya.
.
.
'fliip'
"Ya, ada apa Teme?".............. "Baiklah aku segera kesana"
.
.
Setelah mendapat telpon dari seorang temannya Naruto langsung memacu motornya dengan kecepatan penuh.
.
.
.
.
TBC.......

Hanya Inginkan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang