Chapter - 03.2

3.3K 251 22
                                    

°Selia - 2°

Beberapa hari setelah berangkatnya para pahlawan termasuk Kuro-kun untuk pelatihan di dungeon, diumumkan bahwa mereka hari ini akan pulang, setelah mendengar itu akupun memutuskan untuk membuat kejutan untuk memberi Kuro-kun hadiah.

Saat ini aku sedang membuat kue yg diajarkan oleh Kuro-kun. butuh beberapa waktu untuk membuat kue tersebut,  namun aku dengan senang hati akan membuatnya.

"Yosh,,, Aku akan memberikan kue ini pada Kuro-kun sebagai hadiah penaklukan dungeon!!"

Kue yang ku buat telah selesai sekarang tinggal bagian menghias,  menurut kata kuro-kun saat dia mengajari ku membuat kue ini membuat hiasan adalah yang tersulit.

Dan Seperti yang dikatakan olehnya menghias kue memang sangatlah menyulitkan, walau pun aku sempat beberapa kali gagal, tapi akhirnya aku telah menyelesaikan kue yang ku buat.

Setelah selesai membuat kue,  aku segera membereskan dapur,  lalu berjalan menuju kamar milik Kuro-kun dengan wajah tersenyum sambil memikirkan ekspresi apa yang akan dipasang Kuro-kun saat mendapat hadiah dariku.

Aku sampai didepan kamar Kuro-kun dan dengan gugup mengetuk pintu kamarnya.

*Tok tok*

Aku mengetuk pintu tapi tidak ada respon didalam.

"Apa Kuro belum kembali dari penjelajahan dungeon?"

Berniat menunggunya aku berdiri di depan kamar milik Kuro-kun sejenak, sampai ada dua pelayan melewati ku dan mereka sedang mengobrol.

"Para pahlawan sepertinya pulang dengan selamat setelah diserang oleh Naga Badai Hitam, mereka sangat beruntung!"

Ketika pelayan itu mengucapkan bahwa para pahlawan  telah kembali,  aku dengan segera menoleh kearah mereka.

"Ehh?, Bukankah salah satu dari mereka ada yg mati?"

"Ah, pahlawan yang lemah itu kan?"

"Sayang sekali padahal dia memiliki wajah yang tampan"

Deg deg..

Setelah mendengar percakapan dua pelayan itu aku kaget dan tanpa kusadari air mata mulai menetes.

"Ku... ro-kun"

Kedua tangan ku tiba-tiba menjadi lemas, akibatnya kue yang aku pegang jatuh ke lantai, tapi aku sudah tidak peduli dengan itu dan bergegas berlari menuju tempat para pahlawan,  dengan air mataku yang terus mengalir.

Sampai disana aku langsung melihat sekitar dan mencari kuro-kun, tapi aku sama sekali tidak bisa menemukannya. Akupun memutuskan untuk bertanya kepada salah satu pahlawan yang berdiri tak jauh dariku.

"Permisi apakah anda tau dimana Kuro?" mendengar aku yang bertanya padanya, pahlawan itu langsung menoleh.

"Kuro?......Ah~, maksudmu Masamune Kurotatsu,........ dia mati!" katanya dengan santai tanpa ekspresi bersalah,  atau sedih karena kehilangan teman.

"Eh?!" rasanya dadaku seperti tertusuk saat mendengar ucapnya.

"Kami mengorbankannya sebagai umpan monster..." lanjutnya.

Mendengar ucapan nya aku langsung mengepal karena marah dan menundukkan kepalaku,  sekali lagi aku meneteskan air mata.

"KENAPA?!!" teriakku dengan keras sontak orang-orang yang berada di ruangan itu mulai menatapku.

"Kenapa?, itu karena dia lemah pada akhirnya dia berguna bagi kami untuk terakhir kalinya hahaha...." aku benar-benar marah mendengarnya, apa lagi dia mengatakan nya dengan tawa dan senyuman terukir di wajahnya.

Lalu sang raja angkat bicara.

"Perajurit cepat bawa pelayan itu pergi dari ruangan ini!!"

Perajurit yang mendengar perintah raja dengan segera menyeretku pergi dari ruangan itu dengan aku yang masih meneteskan air mata.

Setelah diusir dari ruangan pahlawan berada, aku berjalan menuju kamar Kuro-kun dengan tatapan kosong, sampai di depan kamar miliknya aku bisa melihat kue buatanku yang terjatuh masih ada disana, aku melewati kue itu lalu aku masuk keruangan Kuro-kun yang tidak terkunci.

Saat berada didalam ruangan kosong itu aku memperhatikan sekitar, disana sangat bersih dan rapi dengan beberapa buku berada diatas meja, dan tiba-tiba bayangan Kuro-kun muncul didepan ku dengan muka tersenyum.

Aku berjalan menuju meja yang sering digunakan Kuro-kun untuk belajar, saat sampai disana aku menemukan sepucuk surat dan namaku tertulis disana.

Akupun dengan segera mengambil surat itu dan membacanya.

「Kepada Selia

Aku menulis surat ini karena aku mungkin tidak bisa kembali lagi, itulah yang aku pikirkan karena kemungkinan besar aku akan mati.

Aku berpesan kepada mu hiduplah dengan bebas seperti yang kau inginkan. dan aku berterima kasih untuk yang terakhir kalinya karena kau telah mendukungku.

Aku juga memberimu sebuah hadiah kecil, aku meletakan nya di dalam laciku walau itu tidak seberapa tolong terimalah.

Aku benar-benar senang bisa bertemu dengan mu.

                          Masamune Kurotatsu」

Setelah membaca surat itu tanpa terasa mataku penuh dengan air mata, seperti apa yang tertulis di dalam surat Kuro-kun aku segera membuka laci kamarnya.

Didalam nya terdapat dua bilah belati berwarna biru dengan namaku terukir disana dengan indah.

Akupun dengan segera mengambil kedua belati biru itu dan memeluknya di dadaku.

"Terima kasih Kuro-kun"

Setelah mengucapkan kata itu aku meletakan belati biru itu diatas meja, lalu menatap keatas dengan tangan mengepal.

"Aku pasti akan membalaskan dendammu kepada para pahlawan sialan itu!" tegasku.

Aku pasti akan membalaskan dendammu, dan untuk itu aku harus menjadi kuat bagaimana pun caranya.

Setelah membuat keputusan untuk membalaskan dendam Kuro-kun, aku segera membersihkan air mataku dan pergi dari ruangan itu dengan membawa kedua belati biru di tangan ku.

Keesokan harinya aku pergi meninggalkan kerajaan,  tapi setelah menjadi kuat aku pasti akan kembali.

Aku pasti akan membunuh mereka!

808 Words

Isekai No Cheat - Revenge [INC REV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang