【Day 6 - Kencan】

162 42 0
                                    

Sesuai janji mereka, (Name) dan Murasakibara pergi kencan bersama. Jika boleh jujur, Murasakibara cukup malas untuk pergi terlalu jauh dan menguras tenaganya kecuali jika ia akan ditraktir tentu itu lain lagi. Tapi untuk kali ini, entah kenapa ia ingin menemani gadis yang tengah berjalan di sampingnya ini karena jika tidak ia lakukan pasti ia akan menyesal.

"Ne ... ne ... Murasakibara-kun, apa kau mau crepe?" tanya (Name) sembari menunjuk ke arah stan crepe. Murasakibara melihat ke arah mana (Name) tunjuk lalu mengangguk kecil.

Mereka berdua pun pergi menuju stan crepe itu lalu memesannya sesuai kesukaan mereka. Dan setelahnya mereka berdua kembali berjalan.

Setiap kali (Name) melihat makanan pasti (Name) akan selalu menarik tangan Murasakibara untuk menghampiri tempat menjual makanan itu. Bahkan, Murasakibara yang kurang suka berbagi makanan akhirnya saling berbagi dalam artian saling mencoba rasa makanan mereka yang saling berbeda dan ia pun juga menikmati kebersamaannya dengan (Name). Perasaan hatinya terasa tenang dan juga senang.

"Murasakibara-kun, aku lapar," ucap (Name) dengan wajah sedikit tertekuk.

Murasakibara juga merasakan hal yang sama, meski mereka sudah banyak makan-makanan manis tetap saja perut mereka terasa lapar. Mungkinkah mereka kekurangan karbohidrat yang merupakan sumber tenaga mereka? Mungkin saja.

Murasakibara-kun mencari tempat untuk makan mereka dan pandangannya menuju ke restoran keluarga. "(Name)-chin, kalau begitu kita makan di sana saja," kata Murasakibara sembari menunjuk restoran keluarga itu.

(Name) yang melihatnya langsung mengangguk setuju. Mereka pun akhirnya berjalan menuju restoran keluarga itu dan mencari tempat kosong. Tempat yang mereka pilih adalah sebuah tempat di dekat jendela kaca.

Mereka berdua pun mulai memesan makanan yang mereka inginkan dan (Name) tampak terkejut ketika melihat Murasakibara memesan banyak sekali makanan.

"Kau tenang saja (Name)-chin, aku yang akan bayar," kata Murasakibara dengan tampang datarnya, sedangkan (Name) mengangguk kecil dan merasa lega. Lega karena uangnya tidak akan habis dalam waktu cepat.

"Ne, Murasakibara-kun, setelah ini kita pergi ke tempat taman bunga sakura, ya," kata (Name) selagi menunggu pesanan mereka.

"Baiklah," jawabnya malas dan saat itu juga pesanan mereka sudah datang.

.

.

Bunga sakura yang bermekaran tampak indah meski dua hari yang lalu hujan lebat. Tapi, bunga di sini kelihatannya tidak terlalu banyak yang gugur, mungkinkah hujan lokal?

(Name) tampak menikmati pemandangan bunga sakura. Ia tak henti-hentinya tersenyum, di belakangnya Murasakibara tampak memperhatikan dengan seksama. Menurut Murasakibara, (Name) sedikit aneh. Ia memang terlihat bahagia dan itu bagus untuknya hanya saja ketika mereka berbicara, tatapan (Name) terlihat kosong, seolah-olah jiwanya tidak berada di tempatnya.

"Murasakibara-kun, ayo kita foto di sana," ajak (Name) sembari menarik tangan Murasakibara untuk foto bersama di dekat pohon sakura.

Ceklek

Suara foto terdengar, (Name) pun melihat hasil fotonya yang ia ambil menggunakan ponselnya. "Hm .. bagus juga," gumamnya senang. Ia juga meminta seseorang untuk memfotokan mereka berdua. Dan setelahnya (Name) kembali mengambil posisi di sebelah Murasakibara dengan sebelah tangannya menggandeng tangan Murasakibara dan tangan satunya lagi membentuk tanda 'peace' dua jari. Dari tinggi badan Murasakibara dan (Name) terlihat sekali mereka seperti kakak dan adik, atau mungkin seperti ayah dan anak.

Tapi hal itu tidak (Name) pedulikan asalkan ia mendapatkan kenang-kenangan bersama dengan Murasakibara. "Murasakibara-kun, smile," ucapnya sambil menghadap ke kamera. Murasakibara sesaat menghela napas lelah karena tingkah (Name) dan setelahnya ia ikut tersenyum juga, meski terlihat sangat tipis.

Ceklek

"Wuaah ... ini bagus juga, terima kasih tuan," kata (Name) setelah melihat hasil foto mereka yang ia minta tolong pada pejalan kaki. Hasil foto itu juga (Name) jadikan wallpaper sebagai kenang-kenangan.

"(Name)-chin, apa ada lagi tempat yang ingin kau kunjungi?" tanya Murasakibara yang langsung dibalas gelengan kepala (Name).

"Tidak ada," jawabnya dengan tatapan sendu yang kembali melihat foto mereka yang ada di ponselnya, "ini saja sudah cukup buatku, lagipula hari juga sudah mau sore dan aku juga sedikit kelelahan. Ayo kita pulang," ajak (Name) yang kembali memasang wajah ceria.

Murasakibara menyadarinya bahwa ada sesuatu yang aneh pada (Name), namun gadis itu berusaha menyembunyikannya. Mungkinkah karena besok hari terakhirnya menginap? Ia rasa mungkin memang karena itu penyebabnya.

Akhirnya mereka pun memilih untuk pulang ke rumah dan beristirahat karena sehabis jalan-jalan. Hari ini memang hari yang membahagiakan buat (Name) meski besok ia harus pulang dan pergi dari rumah Murasakibara. Padahal ia sangat senang bisa tinggal di sana, selain menggoda Murasakibara dengan berbagai cemilan ia juga menyukai perilaku Murasakibara yang lembut meski tidak ditunjukkannya secara langsung. Berbeda dengan Murasakibara yang awalnya tampak senang kini pikirannya dipenuhi dengan apa yang terjadi pada (Name). Tapi semakin ia memikirkannya semakin sakit kepalanya dan akhirnya ia memilih untuk menyerah dengan pemikirannya.

 Tapi semakin ia memikirkannya semakin sakit kepalanya dan akhirnya ia memilih untuk menyerah dengan pemikirannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
7 Days || Murasakibara Atsushi || ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang