Di bawah pohon sakura, Karma tampak mengamati pohon itu dengan seksama. Bunga sakura itu tidak akan lama lagi mulai bermekaran yang artinya tidak lama lagi pengirim surat misterius itu akan menunjukkan jati dirinya yang sebenarnya. Meski begitu, Karma masih terlihat tidak puas. Ia ingin memojokkan pemilik surat itu lebih cepat sebelum waktunya, tapi bagaimana?
"Karma-kun."
Karma kaget ketika ada yang memanggil namanya dan ketika ia menoleh ia mendapati (Name) dengan raut wajah yang tampak penasaran.
"Ada apa (Name)-san?" tanya Karma yang kini berhadapan dengan (Name).
"Tidak ada, hanya saja kenapa kau ada di sini sendirian? Apalagi memandangi pohon sakura itu," tanya sekaligus tunjuk (Name) ke arah pohon sakura yang ada di depan mereka.
"Entahlah, menurutmu kenapa?"
"Mungkinkah ada seseorang yang kau rindukan?" tebak (Name) membuat Karma terkekeh pelan mendengarnya.
"Salah ya?" tanya (Name) dan Karma pun menggeleng.
"Tidak juga, aku hanya penasaran kenapa bunga sakura itu lambat sekali mekarnya," jawab Karma yang kembali menatap bunga sakura itu.
"Hmm .... tatapanmu seolah-olah kau sedang menunggu kekasih saja," ledek (Name) membuat Karma menoleh dengan cepat.
"Kenapa begitu?"
"Karena tatapanmu bisa melembut seperti itu, dan kau tahu Karma-kun, kau terlihat manis ketika seperti itu. Kau seperti seorang kekasih yang ditinggal pergi sendirian," kata (Name) lagi yang berakhir tertawa dengan riangnya membuat Karma terpaku.
Sebenarnya sudah lama Karma memperhatikan (Name), dari tingkah lakunya, cara ia berbicara bahkan cara menghadapi musuh namun saat melihat tawa lepas tanpa beban milik (Name) membuat Karma terpesona hingga ia tidak sadar menimbulkan semburat merah di kedua pipinya.
"Karma-kun kawaii~," goda (Name) dan Karma pun kembali sadar dari keterdiamannya.
Gadis itu, tidak hanya berhasil menyusul nilainya, kemampuannya dalam membuat strategi juga baik. Dia memang persis berada di bawah kemampuannya saat ini dan secara perlahan mengejarnya.
"Kau memang hebat, (Name)-san." Karma memuji (Name) tulus yang langsung membuat (Name) jadi salah tingkah dengan kedua pipinya yang merah merona.
"T-tumben kau memujiku, biasanya kau akan menjahiliku," kata (Name) gugup sedangkan Karma hanya tersenyum.
"Memangnya kenapa? Tidak boleh? Lagian dalam pertandingan ini aku yang akan keluar sebagai pemenangnya," jawab Karma dengan percaya diri tingkat tinggi.
"Huh, kau terlalu percaya diri sekali Karma-kun."
"Benarkah? Kalau begitu lihat saja ketika bunga ini mekar akan kita lihat siapa pemenangnya." Karma mengucapkan hal itu sambil menatap (Name) tepat dimatanya membuat (Name) tak berkutik sama sekali.
"Kalau begitu kuharap kau memang berhasil," jawab (Name) akhirnya lalu mengalihkan tatapannya ke arah lain sebelum berniat meninggalkan Karma.
"(Name)-san, arigatou."
(Name) mendengar sangat jelas ucapan Karma yang mengatakan terima kasih padanya dan itu membuat hatinya merasa tidak nyaman namun (Name) tetap tersenyum sebagai balasan dan mengangguk.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura Message [Akabane Karma]
FanfictionKarma mendapat sebuah surat tantangan tanpa nama. Dan surat itu mengarahnya untuk bersabar dan terus menunggu sampai musim semi tiba. 🌸🌸🌸 Akabane Karma X Reader Collab or Project @SFragment Cover by @Nikishima_Kumiko Story by @Caramel_C