Sakura Message 6

986 139 17
                                    

Pohon sakura mulai bermerakan dengan indahnya dan angin musim semi pun mulai menerbangkan kelopak-kelopak bunga sakura itu sehingga tampak berguguran. Karma sudah sedari pagi menunggu hal ini namun nyatanya pengirim surat misterius itu tetap tidak menunjukkan batang hidungnya.

Karma juga sudah lama tidak mendapatkan surat itu lagi dan itu membuatnya berpikir kalau pengirim itu sudah mencoba melarikan diri. Meski begitu, kemana pun dia pergi ia pasti akan tahu siapa pelakunya bahkan ia juga bisa mendatanginya saat ini juga.

"Karma-kun?"

Suara lembut menyapa gendang telinga Karma membuat pemuda berambut merah itu menoleh ke belakang dimana seorang gadis bersurai (hair color) memandangi Karma dengan raut penuh tanda tanya.

"Lagi-lagi kau menunggu di bawah pohon sakura. Apa kau masih menunggu kekasihmu?" tanya (Name) mencoba menggoda Karma.

"Aku tidak punya kekasih (Name)-san hanya saja .... Hm .. aku menunggu kedatanganmu," jawab Karma dengan senyuman.

Pemuda itu berjalan menghampiri (Name) yang tampak semakin kebingungan. "Menungguku? Kenapa?" tanya gadis itu bingung.

"Karena kaulah sang pengirim surat merah itu yang membuatku harus menunggu di bawah pohon sakura ini," kata Karma yang membuat (Name) sedikit tersentak sebelum mengatur pernapasannya agar tetap tenang.

"Apa maksudmu?"

"Kau tidak tahu ya?" tanya Karma, "kau ... orang yang terlihat antusias ketika mendengar kalau aku mengetahui siapa dalangnya dan kini kau datang dengan sendirinya untuk mengeceknya kan? Tentang siapa pengirim itu?" tanya Karma yang langsung diangguki (Name).

"Ya tentu saja aku ke sini, lagi pula aku penasaran siapa yang mengirimimu surat dan membuatmu seperti ini," jawab (Name) dengan suara yang sedikit terdengar gugup.

Karma semakin mendekat lalu mulai memeluk (Name) membuat tubuh (Name) langsung menegang dan berusaha melepaskan pelukan Karma.

"Karma-kun lepaskan."

"Kenapa, (Name)-san?" tanya Karma lalu melepaskan dan ditangannya tampak memegang sebuah surat berwarna merah yang membuat iris mata (Name) melebar sesaat.

"Apa kau takut surat ini sampai di tanganku? Tapi sayangnya aku sudah mengambilnya lebih dulu," kata Karma menyeringai senang dan melihat semua pergerakan (Name). Ia melihat gerakan tangannya yang hendak bergerak namun kembali terhenti.

Karma yang melihatnya hanya tertawa lepas lalu merobek surat merah yang ada di tangannya itu.

"Kau benar-benar lucu sekali (Name)-san, kau kelihatan ketakutan saat aku berhasil mengambil surat itu darimu. Yah lagipula surat itu adalah surat lama jadi kau tidak perlu khawatir karena suratmu masih aman," kata Karma membuat (Name) terdiam.

"Kau pasti terkejut bukan? Tentu saja kau akan terkejut lagipula pergerakanmu mudah terbaca olehku. Jadi apa kau akan menyerahkan surat terakhir itu?" tanya Karma sambil mengulurkan tangannya ke arah (Name).

(Name) masih terdiam menatap Karma lalu beralih ke tangan Karma, gadis itu berhasil di provokasi oleh Karma sehingga gadis itu tidak berkutik sama sekali.

"Kau menang Karma-kun." (Name) mengeluarkan surat itu namun ia langsung merobeknya di depan Karma lalu mengangkat kedua tangannya tanda menyerah.

"Aku menyerah, kau memang hebat bisa mengetahui identitas dari surat itu. Tapi sejak kapan?" tanya (Name) penasaran.

"Sudah lama aku mengetahuinya dan sisanya hanyalah akting," jawab Karma santai, "ne (Name)-san, karena aku menang apa hadiahnya?" tanya Karma menatap (Name) intens membuat gadis itu gugup.

"Aku akan menerima satu permintaanmu, tetapi jangan yang aneh-aneh ya apalagi memasukkan wasabi ke dalam hidung," pinta (Name) memelas.

"Kalau begitu (Name)-san jadilah kekasihku."

"Eeeeh??!!!"

Meski (Name) kaget dengan ucapan Karma, tetapi gadis itu tetap menerimanya dengan senang hati.

"Baiklah, Karma-kun."

End

Akhirnya tamat juga.

Sekian & Thanks

Sakura Message [Akabane Karma]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang