Di bawah pohon yang rindang, Karma tampak asyik mengamati pergerakan lawan karena hari ini mereka berlatih di hutan di dekat sekolah mereka. Tim mereka terbagi menjadi dua di mana Karma menjadi pembuat strategi untuk mengalahkan tim biru yang dipimpin oleh (Name).
"Itona-kun, jangan lewat di sana dan perhatikan di setiap sisi pohon itu karena mungkin saja Chiba-kun menunggumu di sana." (Name) memberikan instruksi melalui alat komunikasi yang sudah disiapkan Karasuma-sensei.
"Baik."
Lagi. Karma hanya menyeringai senang kala pemikiran (Name) cukup bagus untuk menghindari jebakannya. Karma kembali memberi instruksi kepada temannya yang lain untuk segera menangkap yang lain dan beberapa dari teman se-team (Name) berhasil di tangkap.
"Cukup sulit juga dan sepertinya aku memang sulit mengalahkan Karma-kun," gumam (Name) sambil berpose berpikir.
"Kau jangan menyerah dulu (Name)-san, kau pasti bisa. Kami mengandalkanmu!"
Teman se-team (Name) memberi semangat melalui alat komunikasi itu membuat (Name) kembali bersemangat. Memang seharusnya ia tidak menyerah. Toh, ia sudah menantang Karma secara terang-terangan jadi tidak mungkin ia harus menyerah dengan begitu cepat.
"Kheh .... Di sini kau rupanya."
Tiba-tiba saja dari arah belakang Karma berhasil menyelinap ke tempat persembunyian (Name) berada.
"Kyaaa!!!"
(Grep)
Karma menahan tubuh (Name) agar tidak terjatuh ke bawah lebih cepat, lagipula (Name) merupakan seorang gadis dan tidak mungkin ia membiarkan seorang gadis terluka jadi ia sedikit menahannya sebelum melepaskan tangannya dan membuat (Name) terjatuh dengan bokongnya yang mendarat lebih dulu.
(Bruk)
"Ittai ..., hidoii Karma-kun!" omel (Name) sambil mengusap-usap bokongnya yang terasa sakit.
"Kenapa? Setidaknya kau tidak lebih merasa kesakitan kan?" jawab Karma dengan cuek lalu melemparkan cat merah ke arah (Name) sebagai tanda (Name) sudah kalah.
"Dengan begini kau tidak akan bisa memberi intruksi lagi pada yang lainnya," ujarnya lalu tertawa senang sebelum meninggalkan (Name) sendirian yang masih menggerutu tidak jelas.
OoO
"Huh ... akhirnya selesai juga, lelah sekali," ucap (Name) sambil mengibas-ngibaskan tangannya di dekat lehernya untuk mengipasi dirinya.
"Setidaknya dengan begini tubuhmu akan lebih sehat karena sering berlatih, (Name)-san," kata Nagisa menyemangati.
"Benar, bukankah kau sendiri yang bilang kalau di sini menyenangkan?" sindir Karma membuat (Name) merengut kecil dan kini telah berganti dengan senyuman.
"Kalau begitu Karma-kun, tolong bantu aku berlatih beladiri sepertimu," pinta (Name) sedangkan Karma tersenyum mengejek.
"Katanya kau ingin mengalahkanku?"
"Tapi aku kan masih baru dan sebagai orang yang sudah terlatih sepertimu pastinya kau bisa kan melatihku?"
Karma terdiam mendengar ucapan (Name) dan pada akhirnya ia mengangguk pasrah yang artinya ia menyetujui untuk melatih (Name).
"Arigatou Karma-kun!"
Karma hanya bisa membalas senyuman lalu kembali ke kelas dan menuju tempat duduknya. Ia melihat di atas meja terdapat sebuah surat berwarna merah lagi. Ini sama seperti kejadian beberapa minggu yang lalu.
'Tidak kusangka kemampuanmu lebih hebat dibandingkan yang lainnya.
Tapi bagaimana dengan ujian yang diadakan minggu depan?
Apa kau siap menghadapinya?Jika kau berhasil mendapatkan peringkat 1 maka aku akan memberitahu siapa diriku yang sebenarnya padamu. Ah, tidak lebih tepatnya aku akan memberimu petunjuk.'
"Lagi-lagi pengirim surat misterius, tidak masalah, cepat atau lambat aku pasti akan menemukanmu dan membuatmu membayar ini semua."
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura Message [Akabane Karma]
FanfictionKarma mendapat sebuah surat tantangan tanpa nama. Dan surat itu mengarahnya untuk bersabar dan terus menunggu sampai musim semi tiba. 🌸🌸🌸 Akabane Karma X Reader Collab or Project @SFragment Cover by @Nikishima_Kumiko Story by @Caramel_C