20_Dua

7.1K 751 23
                                    

Setelah mengatakan haii, dan menanyakan kabarnya. Laras sungguh tidak tau harus menjawab apa. Pria yang sudah setahun tak dilihatnya, kini berdiri didepannya dengan wajah memerah dan rambut tak beraturan.

Laras hampir saja bergumam kalau pria itu sungguh sexy. Namun kalimat itu hanya bisa ia telan meski susah payah.

Mengingat pria itu terlihat sexy, laras lalu melihat penampilannya. Ya Salam.... Dirinya hanya berbalut baju handuk dengan bekas tetesan air yang mengalir turun dari rambutnya. Ini pemandangan yang memalukan. Lalu suara deheman William menyentak gadis itu.

"Bolehkah aku masuk?"

Jangan!!! Aku nggak siap kalau kamu masuk! Nanti kalau aku khilaf, bisa-bisa nerjang kamu Will. Nggak tau apa kalau aku ini kangen kamu.

"Laras?" ulang William dengan alis terangkat tinggi penuh tanya.

"Huh," itu adalah suara Laras untuk pertama kalinya.

"Apakah aku boleh masuk?" ulang pria itu.

"Ya___ya tentu saja, silahkan masuk." sial! Suaranya terdengar bergetar "tapi aku mau ganti baju dulu,"

William mengangguk lalu mengambil duduk di kursi ruang tamu sampai Laras meningalkannya masuk ke dalam kamar untuk berganti pakaian.

Atau juga menenangkan detak jantungnya yang tiba-tiba saja menggila hanya karena senyum lembut seorang William.

Secara spontan Laras membuka dan mengacak isi lemarinya, memilih dres apa yang cocok ia kenakan di depan William. Kening gadis itu berkerut 'dres yang cocok untuk di kenalannya di depan William?' tidakkah ini konyol? Memangnya, apa yang akan terjadi jika dia tampil cantik didepan pria itu?

Mereka sudah berakhir bukan?

Lagi pula, sudah tidak ada sisa lagi antara dirinya dan William. Cinta? Ya mungkin dirinya masih mencintai pria itu tapi William belum tentu menyimpan rasa yang sama terhadap dirinya.

Saat ini, pria itu semakin matang dengan menyandang status duda setelah bercerai dengan istrinya.

Duda matang, mapan dan menantang! Wanita mana yang tidak akan meleleh jika melihat pria itu. Sedangkan Laras? Ah, dirinya tidak semenarik itu.

Maka dengan asal, Laras mengambil kaus oblong kebesaran miliknya dan hotpant. jangan lupa, Ia tak pernah menggunakan dalaman ketika berada di dalam rumah dan itu tidak berubah sekalipun ada William di ruang tamu, didalam rumahnya.

Laras mengamati lagi penampilannya, kaus kedodoran dengan sebelah pundaknya yang terekpos tanpa bra, juga celana setelah paha yang menghiasi kulit mulusnya.

Rambut? Digigitnya bibir bawahnya, di ikat asal dan membiarkan sebagian jatuh menyentuh tengkuknya.

'Bagus! Kau terlihat sexy dan menantang!' peduli setan jika William sesak napas nanti.

Akui saja Ras, kamu sengaja ingin menggoda pria yang masih kamu cintai itu kan?!

Pikiran itu mengganggunya, maka di lepasnya ikat rambut dan membiarkannya jatuh menjuntai, untuk menutupi bahunya yang terlihat.

🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷

William hampir saja tersedak air liurnya sendiri setelah melihat laras keluar dari kamarnya.

Apa gadis itu sedang menggodanya?

Apa-apaan itu? Hotpans? William bahkan bisa melihat puting yang membayang dari kaos longgar Laras!

Dan William ingin mengempat begitu mendapati seringai Laras.

Dasar gadis licik!!!

"Kau ingin minum sesuatu?" tanya Laras dengan sedikit desahan. Desahan!!! Haruskah William frustasi sekarang? "Kopi, atau teh mungkin?"

LarasatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang