Apakah kau ingin bunuh diri? Atau setidaknya pernah mempunyai pikiran seperti itu?
Well, welcome to the club, kau tidak sendirian.
Buku ini dipersembahkan untukmu, yang tengah mencari secercah harapan, sebersit perhatian. Untukmu, yang tak memiliki siapa pun lagi sebagai sandaran, yang jatuh terpuruk dan menunggu untuk diselamatkan dari jurang kekalahan. Buku ini melahirkan kawan-kawan imajinari, yang merasakan penderitaan persis seperti kalian, menjerit tak berdaya di balik tawa-tawa palsu. Mereka akan menemanimu, meyakinkanmu bahwa dirimu tak sendiri, takdir kejam itu mencengkram kita semua, kita yang tengah berjuang bersama, saat ini.
Dunia terlanjur menganggap remeh kita. Ya, kalian dan aku. Teman, guru, saudara, bahkan orangtua sekali pun, akan menertawakan kita jika saja kelepasan berbicara tentang hal menyedihkan ini. Kepada siapa lagi kita bisa bercerita? Kita dipaksa bungkam, dipaksa menerima keadaan yang sebenarnya tidak layak sama sekali, yang pada akhirnya membuat kita semakin kecewa, benci, pada diri sendiri dan mulai menyalahkan kehidupan, bahkan Tuhan.
Disaat-saat seperti itu, apa lagi yang bisa kita lakukan? Menangis layaknya bayi, membanting barang, menyayat tubuh, apa pun, asalkan kekosongan di sudut hati ini dapat terlampiaskan. Bahkan sebagian dari kami mencoba untuk merenggut nyawanya sendiri. Bukan karena lemah, justru karena mereka telah terlalu lama kuat namun terlanjur patah karena tak sanggup lagi.
Namun, dibanding menaruh kebencian, kami lebih memilih menanam harapan, berupaya mendongkrak semangat, setidaknya cukup untuk berjuang satu hari lagi, meskipun sebagian lainnya tidak kuat dan memilih untuk hilang dan dilupakan selamanya.
Jika sudah begitu, apa julukan yang sekiranya cocok untuk kami? Bahkan untuk para jiwa yang sudah pergi karena bunuh diri sekali pun? Akankah orang-orang merasa simpati, lalu mengenang kami dengan penuh penyesalan? Ataukah sebaliknya?
Tanyakan pada sekitarmu, bagaimana mereka akan menyebutmu jika dirimu memutuskan untuk bunuh diri.
Aku yakin jawabannya tak akan sebaik yang kau pikirkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Killed Myself, What Would They Call Me?
Short StoryTanyakan pada sekitarmu, bagaimana mereka akan menyebutmu jika dirimu memutuskan untuk bunuh diri. Aku yakin jawabannya tak akan sebaik yang kau pikirkan. 06. 06. 2019 by honestylily