"tunajiwa"

56 10 6
                                    

TUNAJIWA

16 April 2019
Member: Fairytitanium_

-----------------------------------------------------------

Halo, kawan!

Akhirnya aku bisa menulis kisah nyataku sendiri dan membagikannya pada kalian. Terima kasih pada diriku sendiri yang secara tak sengaja menemukan website TUNAJIWA ini ketika sedang mendownload video episode serial anime terbaru, dan situsnya muncul begitu saja ketika aku mencoba untuk menyentuh tombol download, tapi aku tidak kesal kok. TUNAJIWA diisi orang orang baik yang senang bercerita satu sama lain, sudah sejak setahun lalu aku jadi member, aku putuskan untuk berbagi juga pada kalian. Kisah hidupku menyenangkan kok! Tidak usah khawatir!

Pertama tama, kenalkan namaku Titanium, panggil saja Tita ya. Nama yang keren bukan? Ibuku yang memberikannya, katanya diriku ketika lahir dulu amat sangat kuat, meski telah dicekoki beberapa susu basi, dipukuli dan dicekik, bahkan dibiarkan diluar semalaman tetap saja aku masih hidup sampai sekarang, maka dari itu namaku adalah salah satu logam yang punya kekuatan tinggi di dunia.

Karna namaku itu, aku jadi punya banyak teman loh! Sejak sekolah dasar, mereka sering mengerubungiku lalu menunjuk-nunjuk kepalaku dan memukul kakiku dengan gagang sapu kelas, rasanya sakit sih, tapi itulah yang dinamakan permainan dengan teman. Seringkali tas dan sepatuku ditaruh di atap sekolah, saat aku coba memanjat ke atap namun terjatuh, mereka tertawa terbahak, aku bahagia ketika banyak orang bisa tertawa karena tingkahku.

Tak jarang juga kata kata kasar diucapkan, mereka bilang namaku aneh sama seperti diriku, mereka bilang aku tak sepantasnya ada disana. Mereka mungkin cuma iri karna nama kerenku kan? Bahkan mereka juga membutuhkanku dalam segala hal, misalnya masalah prku yang disalin habis, juga ketika ingin jajan pasti aku yang disuruh kesana kemari untuk membawakan makanan pada mereka, artinya mereka percaya padaku yang kuat ini.

Terus seperti itu hingga aku masuk SMA sekarang, bahkan anak anak di SMA itu lebih menyenangkan lagi! Bahkan satu sekolah mengenal dan tahu namaku, temanku amat banyak. Aku dibawa ke toilet dan kepalaku didorong masuk ke dalam kloset, sering juga aku pulang dengan keadaan basah kuyup karna ember di atas pintu kelas. Namun yang membuat agak sedikit berbeda adalah, mereka tak mengerubungiku seperti saat aku SD atau SMP, anak anak SMA hanya menyenggol bahuku sembari menarik kencang rambut sebahuku ketika berpapasan. Oh ya, juga kata kata kasar yang kudengar setiap melintas di depan mereka. Semakin dewasa, semakin seru ya ternyata?

Tetanggaku juga tak mau ketinggalan, mereka semua ramah, mereka selalu menatapku dengan pandangan spesial. Ketika berkumpul di pedagang sayur, atau pun ketika sedang bergosip ria, mereka menyempatkan untuk menatapku lama dan menyapaku dengan panggilan sayang yang mereka buat. "Woy anak haram!" ujar mereka. Aku benar benar tersanjung, namun aku tak bisa membalas apa apa untuk ibu ibu kompleks yang baik hati itu.

Bahkan Mama pun memanggilku dengan panggilan yang sama loh! Ia selalu memanggilku "anak haram" di rumah. Aku tidak pernah diberi makan yang banyak, paling hanya setengah centong nasi untuk tiga hari dengan lauk ikan asin yang kugoreng sendiri. Juga Mama selalu memukulku tanpa alasan setiap harinya, hanya kesalahan kecil yang kubuat dapat membuatnya naik pitam.

Sudah berkali kali aku digantung dan dikunci dalam gudang, didiamkan dalam ember kamar mandi dengan kepala di bawah, diberi obat obatan aneh yang harus kutelan, namun tak satupun dapat membuat diriku hilang. Aku tetap disana, aku yakin Mama juga akan rindu kalau aku sampai tidak ada.

Aku tak punya Ayah asli, kata Mama karna diriku lahir lah, Mama jadi ditinggal olehnya. Namun yang membuatku heran adalah, banyak sekali lelaki yang Mama bawa ke dalam rumah, entah itu muda atau sudah tua, lalu mereka mengeluarkan suara berisik di dalam kamar, dan keesokan harinya lelaki itu pergi dengan meninggalkan segepok uang di atas meja. Apa mereka semua adalah Ayahku? Mama benci aku karena wajahku yang amat serupa dengan Ayah katanya, maka dari itu ia ingin sekali diriku pergi, dan berkata menyesal telah melahirkanku. Tapi aku tak pernah melihat satu pun dari para lelaki itu yang wajahnya mirip denganku.

If I Killed Myself, What Would They Call Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang