🌻Seven🌻

3.2K 200 1
                                    

Happy reading...

—————

Luna terdiam merutuki kebodohannya. Sekarang ia bingung harus bagaimana, Nicholas sebentar lagi pasti menghampirinya. Kenapa juga tadi dia mengiyakan agar Nicholas mengantarnya.

Tanpa sepengetahuan Nicholas, Luna memilih pergi pulang sendiri. Luna sangat malu dan takut bertemu Nicholas sekarang. Luna merasa yakin Nicholas pasti mempunyai niat untuk memecat dirinya secepatnya entah itu kapan.

Luna jalan mengendap - endap keluar. Sepertinya Luna berhasil, sedari tadi dia belum melihat batang hidung Nicholas muncul. Saat di lobby Luna hendak memanggil taxi yang melintas, sebuah mobil mewah Audi A8 putih berhenti didepannya. Keluarlah pria yang sedari tadi Luna rutuki.

"Aku tadi mencarimu didalam ternyata kau sudah disini, ayo masuklah," ucap Nicholas.

Masuk tidak masuk tidak, Batin luna terus bergelut.

"Kenapa malah melamun, ayo masuk Luna hari semakin dingin." Tukas Nicholas.

"Eh? Iya," Luna tersadar reflek memasuki mobil Nicholas.

Tunggu, seharusnya kan dia mau menolak tetapi kenapa malah masuk? Untuk yang ke seratus kalinya kenapa kutukan bodoh Luna yang tidak pernah hilang juga.

"Apa kau jadi kerumah paman Paulmu itu?" Tanya Nicholas.

"Emm, i-iya." Gugup Luna.

"Nanti kau kutunggu, agar nantinya kau bisa kuantar pulang kerumahmu,"

"Tidak perlu, aku dan paman Paul tinggal dikawasan apartemen yang sama hanya saja kami berbeda gedung,"

"Baiklah. Dimana tempatnya?"

"Tempatnya berada didekat dengan toko bungaku, kau masih mengingatnya kan? kau turunkan aku disitu saja nanti,"

"Oke, but first.." Tiba - tiba Nicholas mendekatkan dirinya ke Luna. Luna sontak memundurkan kepalanya reflek menahan napasnya sesaat.

"Don't forget your seatbelts, for your safety sweetie," ucap Nicholas lembut, tangannya meraih seatbelt memasangkannya untuk Luna. Pipi Luna langsung memerah melihat perlakuan manis Nicholas.

Luna mengerjapkan matanya berulang kali, jantungnya berdegup sangat kencang. Sepertinya dia memang harus menjauhi Nicholas. Berdekatan dengan pria ini sungguh membahayakan bagi kesehatan jantungnya.

Tak ada bedanya dengan Nicholas. Nicholas yang berlaku manis tetapi sialnya, malah dia yang ikut terpesona kepada Luna.

Pria yang pernah dicap sebagai playboy kelas kakap ini, seharusnya sudah terbiasa membual atau melakukan hal - hal manis untuk wanita. Namun sayangnya saat ini hatinya berdegup dengan ritme yang tidak semestinya. Nicholas benar - benar gemas dan terpesona dengan ekspresi Luna.

🌻🌻🌻

Selama diperjalanan Luna hanya diam melamun memikirkan nasibnya. Luna sudah terlanjur disini apa boleh buat. Luna tidak mungkin kan loncat keluar dari mobil ini begitu saja, jujur saja Luna belum ingin mati konyol.

Bagaimana jika Nicholas akan memecatnya? Bagaimana jika Nicholas sengaja mengantarnya lalu akan menurunkannya ditengah jalan?

Pretty Sunflower (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang