sesampainya

22 5 7
                                    

SetelahSetelah terlelap selama perjalan dalam kamar VIP, tiba tiba ada seseorang yang mengetuk kamar nya. Dari cara mengetuk nya pun sangat sopan (tak terlalu keras tak terlalu pelan). Tapi meskipun begitu Bryan masih tetap jengkel karna bogan(bobok ganteng)  nya di ganggu.

Setelah di biarkan agak lama-guna cuci muka- namun orang iy tetap mengetuk pintu dengan sopan. Entah seberapa besar kesabaran orang itu. Batin Bryan setengah dongkol.

Saat tiba di depan pintu Bryan menyambut orang itu dengan tak sopannya. "Mau apa?! Ini kan masih terbang". Jawab Bryan dengan ketusnya.

Namun yang di ketusi tak menghiraukannya. Ia malah menarik sudut bibir nya yang membentuk sebuah senyuman. Yang bisa di katakan......cukup manis. :p
" Maaf tuan ini sudah sampai di bandara dan bukankah hari ini anda harus bebas? Terbang? Dulu kan anda berkata bahwa *BAGAIMANA BURNING MAU TERBANG KALAU DIA DI KURUNG?*. Maka dari itu sekarang anda bisa bebas terbang ke angkasa."
Ucap wanita tersebut  yang di ketahui adalah Seorang pramugari.

Bryan yang mendengarnya pun hanya bisa diam seraya berpikir. "Perasaan yang gua kasih tau kan cuma keluarga gua doang. Kok Ada orang lain yang mengetahuinya." Batin Bryan di dalam hati

Tapi bukan namanya Bryan kalau Ia mempermasalahkan hal kecil. Ia dengan cepat melupakan masalah tadi. Dan sekarang Ia sedang cuci muka--karna di sana ada westafel--.

Saat ini Ia sedang menanti kopernya baru Ia keluar dari area bandara yang ukurannya bak istana tersebut.

...

Setelah lama menunggu Bryan akhirnya menemukan kopernya. Wajar saja Ia khawatir saat kesusahan mencari Kopernya tersebut. Karna hampir seluruh hidup Bryan bergantung pada koper tersebut.

"Huh..... Akhirnya. Gua kirain lo ilang tadi koper... Koper." Ucap Bryan sendiri bak orang gila.

Namun tiba tiba Bryan tersebut saat tiba tiba Ada orang yang menepuk pundaknya. Yang di tepuk pun langsung menoleh. Dan mendapati Seorang jangkung, putih, Dan eum... Tampan?!. Namun lamunan Bryan yang entah tiba tiba memikirkan orang tersebut langsung hilang setelah Ia melihat keganjalan yaitu koper yang sama. Ia tak habis pikir.

"Eum... Maaf itu kopernya kok sama kayak punya saya ya?" Setelah bergulat dengan pikirannya Bryan memutuskan membuka pembicaraan tersebut, Karna orang itu terus memperhatikannya--dalam diam--.

"Sebenarnya saya yang bertanya. Kenapa koper saya Ada di tangan anda??" Ucap pria jangkung tersebut.

Bryan yang mendengarnya pun langsung melepaskan koper orang yang sedang di pegangnya. 'Ehh anjir makanya pas gua angkat tadi enteng banget. Ehh ternyata punya orang. Haduhhh malu lah gua.' Celetuk Bryan dalam hati.
"Yaudah ini.... Pak?? " Ucap Bryan dengan nada nervous.

"Hm" Ucap pria itu dengan dingin, seraya meberikan kopernya yang salah tukar.

Bryan mengambilnya Dan langsung berlari menjauh. Ia pasti malu Karna slaah koper. Dan bodoh nya lagi ia malah tersipu saat orang itu melihat nya.

Sedangkan si 'jangkung' menggelengkan Kepala Karna tak percaya bahwa jaman sekarang masih ada orang seperti dia. Karna terlalu asik memperhatikan punggung Bryan yang semakin lama semakin menjauh. Si jangkung tersebut mengacuhkan orang yang tak kalah jangkung darinya yang sudah berdiri sedari tadi di sampingnya.

"Hei bodoh liat gua anjing. Lo ngeliatin apaan sih?" Ucap si jangkung 2. Merasa punggung Bryan telah menjauh jangkung 1 langsung melihat orang yang telah me nyerapai dia.

"Apaan sih vid. Lo itu ama kakak sendiri kayak gitu. Emang gua apaan?" Jawab jangkung 1. Dan sekarang telah di ketahui nama dari si jangkung dua yang ternyata bernama DAVID.

OK memang David tak sopan sama sekali Kepada 'kakaknya'. Tapi bukannya Sean. Membalasnya tak sopan pula. Ia malah membalasnya dengan sopan. Pokoknya semua sifat yang mulia itu terlimpah pada Sean. Namun untuk sifat dingin nya Kepada Bryan Ia pun tak tahu mengapa. Karna saat Ia berada di dekat Bryan hati nya berdegup kencang. Sehingga Ia enggan untuk biacara. Padahal biasanya Sean tak pernah bersikap dingin Kepada seseorang. Namun pengecualian untuk si Bryan

Sedangkan untuk David adalah. Segala sifat yang buruk terlimpah padanya. Namun di balik segala sifat buruknya David juga memiliki sifat pekerja keras. Dan sialnya lagi ia memiliki wajah yang rupawan. Dan bisa di katakan berada di atas level 'kakaknya' tersebut. Hanya sedikit tak terlalu banyak.
.
.
.

Di lain tempat si Bryan sedang berlari sambil memegang kopernya. Ia sangat nerveous tak tau kenapa. Padahal dia sebelumnya tak pernah nervous Kepada siapapun. Namun pengecualian untuk Si jangkung tadi.

Setelah Di rasa sudah agak jauh dari si 'jangkung' tersebut Bryan ternyata tak Sadar bahwa sekarang Ia berada Di jalan raya. Ia menatap sekelilingnya terdapat banyak gedung gedung pencakar langit. Ia merasa takjub melihat karya tangan manusia tersebut. Sebelumnya di inggris--tempat tinggalnya dulu-- tak ada gedung pencakar langit, mungkin ada tapi tak terlalu banyak seperti di sini. Ia terus melamun di sertai dengan bibir yang membulat membentuk hurug "o" Karna saking takjubnya.

Namun lamunan Bryan terhenti setelah ada orang yang menepuk pundaknya. Sebenarnya Bryan agak kesal. Karna acara melamunnya di ganggu orang lain. Sebenarya Ia ingin menyumpah serapah I orang yang berani mengganggu 'acara' nya namun setelah menoleh Bryan langsung menggagalkan acara menyerapahi orang tersebut Karna orang yang menepuk nya adalah Stefany. Ya benar, Ia adalah Stefany. Entah dari mana orang itu bisa menemukan Bryan di tepi jalan seperti sekarang. Mungkin seperti itu batin Bryan sekarang.

Stefany menarik sudut bibirnya membentuk senyum yang sangat...... Eum... Manis? Entah kenapa setiap stefanny Tersenyum Ia sangat manis. Tapi Bryan pun tak tahu kenapa Ia tak dapat terhipnotis kepada senyumannya. Ia pun tak tahu.

Karna merasa sedang di lihat dengan ekspresi yang bingung. Stefanny Langsung membuka pembicaraan. 
"Eum.... Halo Bryan kenapa kamu masih ada di sini? Ini kan di pinggir jalan." Ucap Stefany berbasa basi.

Namun Bryan tak kunjung menjawabnya. Ia malah hampir menyatukan kedua alisnya. Sebenarnya kan yang bertanya seperti itu kan dia. Kenapa malah stefanny. Namun Bryan masih memiliki rasa sopan Dan santun. Ia tak mengungkapkan isi hatinya. Bryan membalas pertanyaan dari Stefany dengan se alakadar nya.

"Eum iya nih. Aku baru keluarga dari bandara. Kamu sendiri lagi ngapain? " Karna Bryan merasa tanggung jika Ia tak menanyakan nya.

"Oooo tadi saya habis beli snack di mini market sana." Ucap Stefany bohong. Ia tak mau memberitahu kan alasan sebenarnya Ia berada di sini.

"Oooo" Jawab Bryan. Entah kenapa Bryan baru mengingatnya bahwa Ia belum mendapat tempat tinggal. Karna khawatir tak mendapat kan tempat tinggal Bryan pun Langsung berpamitan kepada Stefany. "Btw.... Saya belum dapet tempat tinggal nih, kalau saya duluan boleh gak?".

Stefany lagi lagi menarik sudut bibirnya membentuk senyum yang manis lagi Dan lagi. Entah untuk apa.

Setelah bersenyum ria Stefany Langsung ber bicara. " Ooo. Ok lah saya juga harus pulang. Ini ayah ku lagi nunggu." Ucap Stefany.

Bryan yang mendengarnya pun Langsung mengangguk di sertai dengan senyum. "Yaudah... Duluan ya... " Ucap Bryan seraya meninggalkan Stefany yang sedang melihati nya.
.
.
.
.
.
.

Gak ada yang lihat? Bodo amat. Ini kan cumak pelampiasan dari hasrat  menulisku😝.

Keliatan maksa? Iya emang😢 Karna di part selanjutnya saya mau ganti tema. Jadi ini mau gua lanjutin. Jadi maaf kalau maksa

See you.....
 

Jangan lupa untuk vote Dan komen ya!!

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang