Pairing : Reader x Tony & Peter
Request by : - (yah, siapa juga sih yang mau request book abal gini :")
Genre : Angst/Family.
.Temui aku di laboratorium malam ini.
- T.SGadis itu menatap kearah layar ponsel yang ada di tangannya sambil menghela napas. Pesan singkat itu berasal dari Tony untuk kesekian kalinya. Kau tahu kau tidak akan selamanya bisa lari dari Tony.
"Ada apa?"
Ia melihat Strange yang mengalihkan pandangannya dari buku yang ia baca dan menatap gadis itu. [Y/N] berada di New York Sanctum untuk mendiskusikan sesuatu tentang Infinity Stone bersama dengan Strange sebagai sesama pemegang batu Infinity.
"Hanya... Tony."
Thanos sudah mulai bergerak, itu yang ia dapatkan mengenai informasi dari Wong dan juga Strange. Power Stone sudah berada di tangan Thanos dan sekarang ia berada di perjalanan menuju ke bumi.
Gadis itu yang memegang Reality Stone setelah Thor mempercayakan batu itu padanya tentu saja berada dalam bahaya jika Thanos sampai mengetahui hal itu. Itulah sebabnya ia menghilang dari menara Avengers selama beberapa bulan tanpa bisa mengatakannya pada Tony.
Suami, dan ayah dari anaknya.
[Y/N] dan Tony sudah menikah selama 17 tahun lamanya, dan Peter adalah anak mereka berdua. Tidak ada yang mengetahui tentang pernikahan mereka, bahkan sebelum Avengers terbentuk ia tinggal terpisah dengan Tony demi keselamatannya, terutama setelah Obadiah mengkhianati Tony.
Meski sebagai anggota SHIELD, bahaya adalah bagian dari kehidupannya.
"Temuilah dia, kau tahu dengan kenyataan jika Thanos sudah mendekati bumi, itu artinya kemungkinan keluargamu akan dalam bahaya jika kau bersama mereka."
Ya, Thanos lebih kuat daripada yang ia duga. Jika Steve dan Tony tidak berpisah, mungkin ia akan yakin jika Thanos akan bisa dikalahkan oleh mereka. Namun, Civil War yang terjadi membuatnya cemas jika Tony tidak akan bisa mengatasinya sendiri. Dan mungkin saja Tony dan Peter akan dalam bahaya besar jika bersama dengan gadis itu yang diincar oleh Thanos.
"Aku mengerti..."
▪▪▪
"Boss, Mrs. [Y/N] datang."
[Y/N] tersenyum dan berterima kasih pada Friday yang membukakan pintu laboratorium untuknya. Ia berjalan masuk, dan Tony memutar kursi tempatnya duduk dan menatap kearahnya.
"Kau terlambat..."
"Aku tidak pernah bilang akan tepat waktu." Tetap tenang, ia menarik tempat duduk di dekat sana duduk di depannya, "kau sudah menyiapkan aku secangkir kopi? Aku benar-benar berterima kasih," ujarnya dengan nada sarkasis. Ia menyedot es cokelat di tangannya — jelas berasal dari mesin penjual otomatis — dan mengabaikan total minuman yang ada di depannya.
"Aku lupa kau tidak bisa meminum minuman seperti ini," [Y/N] hanya terkekeh pelan, memaklumi kesalahan Tony. Ia lalu menyerup kembali es cokelat di tangannya sambil menghela napas, "sepertinya pekerjaanmu semakin sibuk hingga hampir 3 bulan kau tidak menemui Peter."