7¥ Lalu

5.3K 385 4
                                    

Ga banyak curcol. Ehe. Palingan ntar di akhir cerita. Ocelah.

Happy Reading~




Lembaran-lembaran usang tersebut hampir berterbangan ke lantai jika tangan pucat itu tak menahannya dengan pelan, mencegahnya agar tidak lepas dari bukunya.

Indah, keindahan bahari di atas maupun di bawahnya

Sosok itu tersenyum. Lalu melanjutkan ke bagian bawah lembaran itu.

Cantik, birumu saat terlihat dari tengah-tengahnya

Ia membalik lembaran itu dengan hati-hati dan penuh perasaan. Kemudian mengusap pelan tulisan yang ada di lembaran itu.

Terang, sinarnya menerangi semuanya
Bintang, tak akan bisa kuhitung dengan jari atau apapun

Dua kalimat itu, selalu terngiang di pikirannya.

"Lihat! Benar-benar terang. Seperti senyummu. Hehehehehehe. Mentari pagi itu seperti senyummu. Aku menyukainya!"

Bayangan sosok itu masih ada dikepalanya. Sampai sekarang.

Lembaran demi lembaran ia buka dan ia baca, seiring dengan tetesan air yang jatuh dari matanya dan juga lengkungan tipis dibibirnya.

Setiap rangkaian kalimat dari setiap lembaran ia baca dengan seksama. Ia simpan di pikirannya dengan begitu apik. Disusunnya ingatan itu dikepalanya dengan rapi. Agar satupun tak terlewat.

Bagian terakhir dari buku itu, tepat di sudutnya, tertempel satu foto. Dengan tulisan

R & J

Ia menangis! Tidak itu air mata bahagia. Ia masih mengingat segalanya.

"Renjun." Sebuah nama yang terucap dari belah bibirnya. Diikuti senyum yang udah lama tak hadir di bibirnya, menambah kecantikan di wajah yang kini pucat itu.

Tangan pucatnya meraih pita yang mengikat buku itu dan ia kembali menutup serta mengikat buku itu. Ia peluk dengan begitu hati-hati. Sambil memejamkan mata dan menyebut nama itu lagi.

"Aku mencintaimu Renjun. Jaeminmu masih mencintaimu." Dan semuanya hilang ditelan kegelapan.

3 hari kemudian........

"Aku datang lagi." Sosok tampan itu tersenyum dan meletakan sebuket bunga mawar merah disamping nisan itu. Nisan bertuliskan nama sosok cantik yang benar-benar ia cintai.

Na Jaemin
20 Maret 2019

"Jeno," ada sosok lain di belakangnya. Jeno tersenyum. Ia memanggil sosok dibelakangnya agar mendekat ke makam Jaemin.

"Jaem, ini Minjae. Istri ku. Sepertinya kalian saling mengenal. Oh iya, maafkan aku, aku tak bisa berlama-lama disini. Aku harus mengunjungi Renjun. Aku ingin mengembalikan buku yang kau suruh." Setelah mengatakan itu, Jeno serta Minjae berdoa dan pergi dari makam Jaemin.

Di lain tempat.......

"Hai Renjun. Aku datang." Jeno menghampiri sebuah rak dengan figura Renjun di samping abunya.

"Aku sudah menemui Jaeminmu di masa ini. Dan aku akan mengembalikan bukumu ini. Jaemin menyuruhku. Huang Jaeminmu masih setia disampingmu. Dan Na Jaeminmu sudah kembali ke hadapan-Nya."

Jeno meletakan sebuket bunga di dekat figura Renjun dan sebuket lagi di dekat figura Jaemin, istri Renjun.

Kedua rak itu berisi figura dan abu dari pemiliknya.

Sebelah kanan bertuliskan

Huang Renjun
20 Maret 1944

Sebelah kiri bertuliskan

Huang Jaemin
20 April 1946








END







Huhuhuhuhuhu aku ga tau aku ngetik apaan. Btw, pada ngerti ga? Klo ga sama. Aku juga bingung. Btw, maaf ya aku updatenya lama. Selain ga ada ide aku juga ada PTS. Huhuhuhu mana online lagi. Haduuh. Ga sempet buat deh. Ini aja buatnya dadakan. Wakakakakaka. Okelah itu aja curcolan aku.  Jangan lupa vote, comment, and share ya. Paipai~

Jeje~
20 Maret 2019

Story of RenMin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang