(#1)

97 12 2
                                    

Hatiku sekarang terasa lebih baik. Tidak seperti bulan kemarin yang terasa sangat menyedihkan.

Aku berandai-andai ingin menjadi wanita yang paling beruntung di dunia ini, tapi mungkin belum saatnya. Tunggu aja.

"Hallo dunia, selamat pagi. Semoga hari ini hati tidak patah seperti kemarin"

Oh iya, kita belum kenalan ya? Kenalin namaku Inge Putri aku tinggal di Provinsi Jawa Barat yang teramat padat oleh orang baik dan orang jahat.

Aku sudah lulus, jadi aku tidak perlu memikirkan besok ulangan apa. Aku bekerja di salah satu apotek di Yogyakarta, jangan lupa ya kalo sakit datang saja ke apotek ku. Tapi mohon maaf ni tidak menerima tebusan obat sakit hati hehehe.

*Gais, part ini menceritakan kehidupan ku dari awal.

"Ingeee bangun udah pagi" teriak Ibu ku dari bawah.
"Iya, bu ini Inge udah bangun ko"

Setelah lama aku males-malesan di dalam kamar akhirnya jiwa semangat Inge muncul. Aku pun turun ke bawah untuk sarapan bersama.

"Nge, jadi gimana? Kamu sudah dapat pekerjaan?" kata Ayah dengan nada rendah.
"Belum yah, tapi nanti Inge mau berusaha  kok biar cepet dapet pekerjaan"
"Yasudah, kamu semangat ya cari pekerjaan yang sesuai dengan keahlian kamu. Ayah selalu mendoakan kamu dan adikmu agar menjadi anak yang beruntung di dunia ini"
"Amiin, terima kasih yah"
"Sudah seharusnya sebagai orang tua itu harus mendidik dan mendoakan anak-anaknya agar sukses. Bu, ayah berangkat kerja ya sudah mau terlambat, nak ayah berangkat kerja dulu ya"
"Iya, hati-hati yah" kataku, ibu, dan adikku dengan serentak.

Sinar hangatnya pagi sudah tak terasa lagi. Perputaran jam pun terasa sangat cepat. Dan aku hanya bisa menikmati kesepian ku, yang tidak ada faedahnya.

"Sudah lama aku ngga buka Facebook" kataku sembari Log in di aplikasi tersebut.
"Gilaaa, 231 orang yang meminta pertemanan. Buka ngga ya? Hmm tapi males juga sih, mending scroll beranda aja siapa tau dapet cogan eeh maksudnya dapet lowongan pekerjaan"

Tak terasa sudah 10 menit aku membuka aplikasi itu. Dan pada akhirnya aku mendapatkan...

"Hah? Demi apa? Ini kan cowo yang aku suka pas aku beli kuota di konter kemarin. Ini sih rezeki anak sholehah kayanya, belum dapet pekerjaan eh malah dapet calon imam duluan hahahaha" kataku sambil ketawa kegirangan.

Tak lama kemudian, aku melihat notifikasi dari Facebook bahwa "M Nouhan Prasetyo telah menerima pertemanan anda". Gila hari itu juga aku ga bisa tidur, aku hanya bisa ngasih like super ke setiap postingannya. Ya, itu sih salah satu cara ngode biar di message duluan wkwk.

Keesokan harinya, aku sama sekali tidak berani membuka handphone dan menyalakan data seluler, ntah kenapa aku juga bingung.

"Nge, coba deh WA ayahmu" kata ibuku.
"Emang kenapa bu?"
"Itu berkas ayah ada yang ketinggalan, barang kali berkas itu penting"
"Hah, ko bisa? Kenapa ngga pake handphone ibu aja?"
"Handphone ibu belum di isi paket, makannya ibu suruh kamu nge WA"
"Oh yauda deh, Inge sekarang WA ayah" dengan nada suara yang merendah.

"Siaaall banget, niat gabakalan buka handphone malah disuruh Ibu buat WA Ayah. Lagian pake ada acara ketinggalan segala sih huft" kataku di dalam hati.

Saat itu juga aku mengangkat handphone ku dengan kedua tangan yang bergetar, lalu aku membuka sandi handphone ku dan menyalakan data seluler yang rencananya ga bakalan aku nyalakan. Tanpa basa-basi aku langsung membuka WA dan mencari kontak Ayahku.

"P"
"P"
"P"
"P"
"Assalamualaikum"
"Ayah, ada berkas yang tertinggal. Barangkali berkas itu penting"
"Ayaaaaahhh"
Ya, kalian pasti tau karakter ku yang sebenarnya, yaitu pandai menspam siapapun itu yang lama membuka pesan dariku.

*tring* suara yang berasal dari handphone ku.
"OMG, ini notifikasi dari siapa?!!"
Setelah itu aku menyalakan handphone dan melihat notifikasi di lock screen.

Ternyata notif itu dari Ayah, demi apapun Ayah penyelamat dari mautku wkwk.

"Iya nak, ayah lupa nih. Bisa tolong bawakan ke kantor?" kata ayahku.
"Siap yah, Inge otw ke kantor ayah. Secepat mungkin"
"Iya nak, hati-hati. Terimakasih" kata ayah di WA.

Setelah itu aku langsung menanyakan ke ibu berkas mana yang harus aku bawa untuk di kasih ke ayah. Dan aku pun langsung otw secepat mungkin.

"Bu, Inge otw kantor ya"
"Iya, hati-hati ya jangan ngebut"
"Iya bu"

Setiba di kantor Ayah, aku langsung memberikan berkas itu kepada Ayah.

"Ini yah, berkas nya" kataku dengan suara serak.
"Oh iya, terima kasih. Nih ayah kasih uang jajan buat kamu"
"Beneran yah? Ini buat Inge? Yauda yah, Inge pulang ya"
"Iya, hati-hati"

*tring* ada notif masuk.
"Notif dari siapa nih, ganggu aja. Gatau apa kalo aku lagi bawa motor"

***

Aku pun tiba di rumah.

"Assalamualaikum bu, Inge pulang!"
"Waalaikumsalam"
Tanpa basa-basi aku pun langsung pergi ke kamar. Karena sendi ini terasa pegal.
*brught* auto tepar.
"Huft, capenya. Eh bentar deh kalo ga salah pas di jalan handphone bunyi, coba cek ah"

"M Nouhan Prasetyo melambaikan tangan pada anda"
"Hi! Boleh minta no WA?"

AAAAAGGIIIILLLLAAA SUPER DUPER TERKEJOEDDD!! Rasa cape dan sendi yang terasa pegal akhirnya tergantikan oleh notifikasi dari dia OMG, masih ga nyangka apa ini mimpi??!

RELATIONSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang