(#5)

17 6 0
                                    

Kini hariku terasa sepi, tidak seperti hari kemarin.

***

13.15 siang kami sampai di rumah.

***

"Inge?" sahut Ayah.
"Iya, yah ada apa?"
"Jadi gini, tadi ada temen ayah yang lagi nyari tenaga kerja di bidang kesehatan. Kamu bersedia tidak?"
"Wih, ya mau banget lah masa Inge tolak. Emang dimana yah lokasinya?"
"Di luar kota, dan itu kota kesukaanmu"
"Hah? Maksud ayah Yogyakarta?"
"Iya, kamu mau kan?"
"Mau bangettttt donnnngggg" kataku dengan girang.
"Yasudah nanti ayah kabari dulu Pak Enda nya"
"Silahkan yah, secepatnya ya hehehe"

Antara senang dan sedih sih sebenernya, disatu sisi aku bakalan kehilangan sosok Ayah, Ibu, Ade, dan Cece tapi di sisi yang lain aku senang karena aku bisa menghasilkan uang sendiri.

Saat itu juga, aku langsung mengabari kabar gembira ini ke Cece.

"Ce aku udah dapet kerjaan nih" kataku.
"Alhamdulillah, dimana?" jawab Cece dengan cepat.
"Jauh Ce, di Yogyakarta. Nanti kamu jangan kangen ya hehehe"
"Ya ampun jauh banget, kangen ya pastilah secara kamu kan temen aku dari orok"
"Hehe iya, kayanya aku juga bakalan kangen deh sama kamu Ce"
"Congrats ya, eh btw kamu gimana sama si cowo kenalan di Facebook?"
"Ya, komunikasi tetep lancar ko tapi..."
"Tapi kenapa hayo? Cerita dong jangan di pendem sendiri"
"Tapi, dia makin sini gombalan nya makin tajam Ce😭" kataku dengan emot sedih.
"Yeh, dikira apaan. Ya bagus dong berarti dia ada hati buat kamu so, harapan kamu pasti kesampaian ko"
"OMG, kamu mikirnya udah jauh banget Ce. Tapi aminin aja deh siapa tau jodoh hahaha"
"Tuh kan mau mau tapi malu wkwk"
"HAHAHAHAHA"
"Eh iya, kamu udah kasih tau belum ke Nouhan?"
"Belum Ce. Emangnya harus ya?"
"Ya harus lah, ini kan kabar yang buat kamu seneng pasti dia juga ikutan seneng"
"Yauda nanti aku kabarin"

Selesai chatting sama Cece, aku langsung cari kontak Nouhan untuk memberi tau kabar ini.

"Nouhan?"

Setelah aku chat ternyata dia sedang offline, disitu aku berfikir positif  aja mungkin dia lagi kerja.

***

Detik demi detik, menit demi menit, dan jam demi jam aku masih menunggunya.Tak terasa sekarang sudah jam 16.59 sore dan aku belum mandi hanya demi menunggu balasan darinya.

Aku mahir dalam hal menunggu mungkin karena sudah terbiasa.

"Inge mandi, ntar malem ayah mau ajak kamu ke rumah Pak Enda" kata Ayah dari bawah.
"Iya yah"

Melihat air yang tenang, aku menjadi malu karena mereka saja yang dingin mudah menyatu.

***

"Ayah, Inge udah siap nih" kataku.
"Iya nak, ayo kita berangkat sekarang"
"Ngga nanti aja kalo sudah maghrib?" kata Ibu.
"Maghrib masih bisa di jalan bu" jawab Ayah.
"Yasudah, hati-hati ya"
"Siap bu" kataku.

***

Tak terasa kami berdua pun tiba di rumah Pak Enda. Disana aku hanya mengisi formulir pendaftaran dan memberikan sejumlah uang untuk tanda terima kasih telah membantu.

"Nge, gimana kamu seneng ga udah mau kerja?" kata Ayah.
"Seneng banget yah" aku menjawab dengan singkat.
"Jawabnya singkat banget, lagi ada masalah?"
"Ngga ko yah, cuma ngantuk aja"

Padahal aku sedih, karena 2 hari lagi aku harus meninggalkan kediamanku dan meninggalkan sahabatku.

"Ce? Kamu belum tidur kan?" kataku di chat.

2 menit kemudian Cece menjawab chat dariku. Ga tega harus kehilangan sahabat yang satu ini plisss.

"Iya Nge ada apa?" jawabnya.
"Emmmmm,," masih ragu.
"Kenapa? Ada problem? Cerita aja cepet"
"2 hari lagi aku berangkat ke Yogyakarta" sambil menghela nafas.
"Yaaaahh kita berpisah dong😭. Kamu jangan lupain aku ya, kalo mau curhat ke aku aja Nge. Sumpah aku sedih denger kabar ini" jawabnya.
"Semoga kamu juga cepet dapet kerja, kita harus sukses bersama Ce!!! Semangat. Iya Ce, udah dong kamu jangan sedih gitu"
"Pokonya sebelum kamu pergi, kita ketemu dulu ya!!"
"Iya Ce siap!"
"ILY MY BEST FRIEND!!!"
"ILY TOOO BABY!!!"

Ntah kenapa, saat itu aku tidak sama sekali memikirkan Nouhan. Walaupun sebenarnya sudah ada notif dari dia tapi aku memilih untuk tutup bicara untuknya.

Akhirnya kami sampai di rumah. Dan aku menceritakan semuanya ke Ibu.

RELATIONSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang