Di chapter ini nama cast yang sebelum Rey aku ganti jadi Mark ya, karena satu dan lain hal. Maafkan
.
.
.Penerbangan dari Athena menuju Seoul selama belasan jam itu terasa begitu menyiksa bagi Chanyeol. Di bandara ia tak menghiraukan kerumunan penggemar yang menunggunya. Berjalan tergesa menjadi pilihan, menulikan pendengaran dari suara yang meneriakan namanya tanpa henti.
Sehun, satu nama yang sejak seminggu lalu tidak pernah bisa ia hubungi lagi itu kini meliputi pikirannya. Chanyeol hanya ingin segera tiba di apartemen, menemukannya dalam keadaan baik-baik saja lalu ia akan memeluknya selama mungkin.
Tapi pria Park itu harus menelan kekecewaan. Saat ia memasuki apartemen, hanya keheningan ia dapat. Tidak ada pelukan serta rengekan manja yang sebelumnya ia bayangkan.
Sehunnya tak ia temukan. Bahkan suasana di dalam menegaskan kalau tempat itu telah lama ditinggal pemiliknya.
Apartemen Suho menjadi tujuan berikutnya, ia menekan bel berkali-kali dengan tidak sabar.
"Chanyeol... Ayo masuk" Sapa Suho saat pintu apartemen dibuka.
"Kau tau dimana Sehun, Hyung?" tak sempat sekedar berbasa-basi, bahkan saat ia baru selangkah masuk.
Suho tak menjawab, ia hanya mengisyaratkan pria tampan yang tengah dirundung gelisah itu duduk terlebih dahulu.
"Sehun tak bisa dihubungi, ponselnya mati. Aku khawatir Hyung" racaunya. "Kau tau dimana Sehun?... Ah pasti di rumah orang tuanya... Kalau begitu aku langsung kesana saja"
"Chanyeol!"
Chanyeol menoleh, menatap curiga pada Suho.
"Sehun__" Suho balik menatap Chanyeol, mencoba menyampaikan sesuatu yang sulit ia ungkap dengan gamblang "__maafkan aku Chanyeol"
"Ada apa Hyung?" suara Chanyeol sedikit bergetar. Gelisahnya semakin menjadi, menyadari ada sirat aneh dari tatapan Suho.
"Sehun di Jerman. Sejak seminggu lalu"
"Jerman?"
"Ya, Jerman"
"Dia pergi sejauh itu tanpa mengabariku? Dia pergi dengan siapa? Teman-temannya? Dia tak ingin aku mengganggu kesenangannya?" tuding Chanyeol
"Bukan... Sebentar" Suho berjalan menuju kamar dan kembali beberapa detik kemudian.
"Flashdisk Sehun" Suho menyodorkan benda berwarna hitam itu pada Chanyeol. "Lebih baik kau membacanya sendiri Chan"
Chanyeol meraih flashdisk yang disodorkan padanya, tanpa berbicara sepatah katapun ia keluar dari apartemen Suho, melesat menuju apartemen miliknya.
💔
Chanyeol menangis. Melanggar pantangannya sendiri tentang lelaki yang tidak boleh menangis. Sakit itu tak terperi. Penyesalan tak berguna seakan menertawakan, mengejeknya hingga ia tak merasa layak bahkan hanya sekedar menghela nafas.
Chanyeol hancur, tapi ia yakin Sehunnya hancur berkeping-keping. Ia ingin berada di sampingnya, menggenggam tangannya dan meyakinkan kalau pria manisnya itu akan baik-baik saja.
"Sehun, maaf" kata-kata itu ia gumamkan tanpa jeda.
"Sehun bilang, ia sudah melepaskanmu"
Chanyeol mengangkat wajah, didapatinya Suho berdiri mentapnya iba.
"Aku akan pergi ke Jerman, katakan padaku dimana dia tinggal?"
Suho menggeleng penuh penyesalan, "aku sudah bertanya pada ibu, tapi ibu bilang Sehun melarangnya memberitahu siapapun"
KAMU SEDANG MEMBACA
Late
FanfictionRepublish! Sehun dan mimpi sederhananya, mimpi bergandengan tangan dengan pria yang dicintainya di keramaian dan menunjukan pada dunia kalu pria bernama Park Chanyeol itu miliknya. Akankah mimpinya terwujud? . . . CHANHUN ANGST STORY!