Chapter 5

700 70 45
                                    

Terlalu malam untuk kembali ke Hamburg, Chanyeol memutuskan menginap di kediamanan paman Karl. Tentu saja diiyakan oleh kedua orang tua itu dengan senang hati. Sehun sudah tidur di kamar yang disiapkan bibi Louisa. Tadi dia meminta izin tidur bersama Mark, namun setelah keduanya tertidur bibi Louisa memindahkan Mark ke kamarnya, takut mengganggu istirahat Sehun katanya, karena Mark masih sering terbangun di malam hari meminta sebotol susu.

Chanyeol masih berbincang bersama paman Karl di kursi halaman belakang. Rumah paman Karl yang terletak di dataran yang lebih tinggi dan tanpa ada pagar pembatas yang menghalangi membuat lampu dari rumah-rumah yang berjarak cukup jauh dari satu dan yang lainnya di bawah sana tampak indah. Menyerupai titik-titik bintang di langit.

"Tadi Sehun sudah minum obat?" bibi Lousia ikut bergabung, ia meletakan tiga cangkir teh dan sepiring Pretzel sebagai pelengkap.

"Sudah Bi" jawab Chanyeol.

"Aku selalu berdoa untuk kesembuhannya" dan diangguki oleh paman Karl, pria paruh baya itu mengambil Pretzel di piring, kemudian memberi isyarat agar Chanyeol mencobanya.

Chanyeol mengangguk sopan, lalu ikut mengambil kudapan manis itu.

"Terimakasih banyak, doa kalian sangat berarti bagi kesembuhan Sehun"

Nada bicara Chanyeol yang terdengar formal membuat bibi Lousi menepuk pundak laki-laki tampan tersebut.

"Bicara santai saja, anggap kami orang tuamu"

Chanyeol tersenyum canggung, mengiyakan tanpa kata.

"Mm, paman, bibi..." kata-katanya terputus, ragu.

"Ada apa?"

"Anu"

"Katakan saja, tidak perlu takut"

"Maaf bila saya lancang dan tidak sopan" Chanyeol mengunyah potongan terakhir kue di tangannya sebelum melanjutkan "Sehun__"

"Ada apa dengan Sehun?"

"__menyukai Mark"

Chanyeol menghela nafas, dan kedua orang tua itu masih menunggu.

"__ah tidak, dia menginginkan Mark" lalu tersenyum membayangkan kebersamaan mereka tadi sore.

"Kami paham, kami bisa melihat dari cara Sehun memperlakukan Mark"

"Sehun seperti kembali menemukan semangat hidup ketika dia bersama dengan Mark"

"Ya, Ellena sudah menceritakan semuanya" bibi Louisa menyesap teh miliknya, "tinggalah di sini bersama kami, kami akan sangat senang"

Chanyeol menggeleng "kami tidak ingin merepotkan kalian, aku hanya ingin meminta izin untuk berkunjung lagi ke mari lain kali"

"Sama sekali tidak, paman justru senang ada teman bermain catur" pria paruh baya itu tertawa.

"Penyakit seperti itu tidak hanya bisa mengandalkan medis, Sehun juga harus punya keinginan untuk sembuh, dia harus bahagia agar ia bisa melawan penyakitnya"

"Betul apa yang dikatakan istriku, lagi pula di sini udaranya masih sangat segar, jauh dari polusi dan keramaian"

"Tapi..."

"Kalau kau merasa tidak enak dan merasa membebani kami, tidak sama sekali. Tapi jika kau mau kau bisa membantuku mengurus perkebunan anggur dan peternakanku"

"Benarkah?"

"Tentu, aku sudah tua, kewalahan mengurus semuanya sendiri. Kau tau sendiri, anak kami satu-satunya yang kami harapkan dapat menjadi penerus usahaku sekarang sudah tiada" tergambar gurat kesedihan dari orang tua baik hati itu.

LateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang