Beginning

14 2 0
                                    

kalo kata oppa, Anyeong haseyo.

kalo kata gue, hehehe.. misi ngerusuh bentar.

let's enjoy

,,,

.

.


Tangan mungilnya mulai berkeringat. Ini pengalaman pertamanya menghadiri panggilan wawancara dari perusahaan besar. Tapi, menolak kesempatan emas ini adalah hal terbodoh yang pernah terlintas dipikirannya. Jadi, inilah alasan ia menatap gugup peserta lain yang mengisi lorong gedung megah di pusat kota.

"Peserta selanjutnya." Suara yang menggema dari balik pintu membuyarkan konsentrasi tiap – tiap orang pengisi lorong.

Lalu – lalang di hadapannya tak mengurangi ketegangan yang menyerang dirinya. Gini banget yo kalo mau ngelamar kerjaan. Ucapnya dalam hati.

"Mbaknya keliatan tegang banget?" Wanita yang ia taksir berumur 30-an menepuk pelan pundaknya pelan. Mencoba membangun percakapan.

"Hehe, keliatan yo Mbak? Maklum lah Mbak, Fresh Graduate."

"Wah, pengalaman pertama ya? Kenapa tertarik ngelamar kesini?" senyum wanita itu perlahan menular, senyum tipis terukir di wajahnya.

"Uhmm, susah bilangnya Mbak. Ya, intinya sih kalo bisa nambah pengalaman di sini kenapa endak Mbak." Tak mungkin ia katakan kalau ia hanya iseng mengirim CVnya kesini.

"Wah, udah ada target dong kalo gitu. Kalo gitu siap dong ditaruh di divisi mana aja." Sahut si Mbak yang kini berdiri dari kursi tunggu. Mau tak mau ia mendongak menatap bingung lawan bicaranya."Yaudah semangat ya. Nanti ketemu lagi didalem." Tepukan pelan di pundak kembali ia berikan lalu berlalu meninggalkan lorong.

Lah, barusan iku sopo yo? Ketemu di dalem? Di dalem mana?

Waktu berlalu tanpa ia sadari hingga gilirannya masuk ke ruangan yang jadi penentu nasibnya tiba.

Setelah dipersilahkan masuk, matanya terfokus pada kursi ditengah ruangan yang menghadap meja panjang . Diatas meja tampak beberapa map dan berlembar-lembar berkas yang ia yakin salah satunya terdapat CVnya.

"Silahkan duduk. Mohon perkenalakan diri anda." Sosok wanita paruh baya yang duduk dibalik meja memecah hening yang menyelimuti ruangan selama beberapa detik.

Senyum tipis tersemat diwajahnya dan ucapan terima kasih tak lupa ia lontarkan sebagai bentuk sopan santun. Setelah duduk, perasaan gugup kembali menyerangnya. Kepalanya menunduk takut.

Duh, kudu ngomong apa dulu iki! Otaknya masih sibuk menyusun kaliat pembuka yang tepat.

"Kok malah diem? Kamu mau diwawancara enggak sih?" celetukan dari balik meja memaksa kepala kembali tegak. Tangannya yang saling bertautan kembali berkeringat.

"Iiya," Sahutnya sedikit tergagap. Yassalam, kok aku jadi gagu gini to! "Perkenalkan, nama saya Lintang Ayu. Saya baru menyelesaikan studi saya tahun ini.." belum selesai ia memperkenalkan diri, pintu ruangan kembali terbuka, dengan menampakkan sosok wanita yang berbincang dengannya di lorong tadi dan seorang pria yang masih muda mengekorinya.

Masnya boleh juga deh. Tapi kok, kaya kenal yo? Kalimat itu terlontar begitu saja dibenaknya.

"Sorry for interrupt you, silahkan dilanjutkan" Ucapan pria itu membuyarkan angan yang sekejap terbayang dikepala.

Dan sesi wawancara kembali berjalan.

"Sir,ada mau ditambahin?" kalimat tanya itu dilontarkan oleh Widuri yang duduk tepat dihadapannya. Pria yang duduk di sudut meja menggeleng.

Alhamdulillah, kelar

"Baik, saya rasa sudah cukup. Untuk pemberitahuan lebih lanjut kami akan menghubungi saudari Lintang. Terima kasih atas kesediaannya untuk hadir."

Kalimat penutup itu menjadi akhir sesi wawancara yang cukup panjang. Dengan senyum penuh kelegaan, Lintang berjalan mendekati meja dan menyalami orang – orang yang tengah duduk dibalik meja.

"Selamat ya, kalau kamu lolos lagi kamu bakal sering ketemu saya loh." Kalimat itu keluar dari wanita yang ia ajak bicara di lorong. "Makasih bu, saya endak nyangka ternyata ibu itu direktur disini." Senyum kikuk tersemat di wajahnya dan disambut dengan tawa oleh seluruh penghuni ruangan terkecuali satu, pria termuda diantara jajaran staf perusahaan yang duduk di belakang meja.

Kini giliran Lintang bersalaman dengan penghuni terakhir meja. Hanya senyum simpul yang bisa Lintang pasang sebagai ucapan terima kasih.

Mbok yo senyum dikit Mas! Untung ganteng. Omelan itu hanya berputar dalam benaknya.

.

.


menerima komen - komen yang membangun, dan memperkokoh cinta ku pada si Dia. Pret lah!!

kritik saran silahkan dimasukkan dalam kotak apa aja, pokok jangan kotak amal.

salam sehat dari bang panjul

we lop yu

sekian, dan terima masih, eh.. terima kasih

revision @30th Aug 2019

Star WarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang