2. Keramat

3 1 0
                                    

Mohon dinikmati sebelum makan.

Sekian, terima masih



Gemerlap lampu jalanan telah tergantikan oleh jernihnya cahaya dari chandelier yang tergantung dilangit - langit ruang tamu rumah Alfa. Malam ini giliran Lintang mengunjungi rumah Alfa.

"Kamu naruh CV kemana aja sih!"

Lintang yang masih sibuk dengan game di ponsel pintarnya tak menghiraukan pertanyaan Alfa.

"Ling-ling! Aku ngomong sama kamu loh!" Mendengar panggilan masa kecilnya keluar dari mulut sahabatnya, Lintang menjeda game lalu menatap penuh sosok Alfa yang tampak geram.

"Emangnya kenapa sih Al. Toh belum tentu aku keterima di semua tempat yang aku naruh CV."

"Kan aku udah bilang, kamu cuma perlu naruh CV ke kantornya papa. Pasti keterima!"

"Plis deh Al. Aku gak mau terlalu bergantung sama kamu. Kalo aku masuk perusahaan papamu, aku berani taruhan pembalut dikamarmu kalo kamu yang maksa papamu biar aku bisa diterima kerja disana."

Sontak Alfa berdiri dari sofa. Matanya menyorot tajam Lintang yang masih duduk bersandar pada sofa.

"Bentar deh,kamu bilang apa tadi?" Lintang mengerutkan kening kebingungan.

"Kamu maksa papamu biar aku diterima kerja?" Gelengan keras Alfa semakin membuat Lintang semkain bingung. "Sebelum itu!"

"Aku gak mau bergantung sama kamu?"

"Setelahnya!"

Ah, Lintang tahu kemana arah pembicaraan ini. "Ooh, soal pembalut?" Jawaban Lintang di sahuti dengan anggukan penuh tekanan oleh Alfa. "Gimana bisa aku punya Pembalut dikamarku?"

"Kan kalo aku bocor pas lagi dirumahmu atau di deket-deket rumahmu aku bisa minta tolong kamu bawain." Alfa tak bisa menutup mulutnya. "Kamu sendirikan yang ngeluh pas aku suruh beliin pembalut di toko sebelah."

"Ling-ling..." suara lembut yang keluar dari mulut Alfa membunyikan alarm dalam otak Lintang

Bahaya nih bahaya!!

"Iiya, Al?" Lintang menjawab dengan tergagap. "kamu taruh mana pembalutnya?"

"Hehehe, laci bawah sebelah kotak yang ada pita birunya." Lintang perlahan berdiri dari sofa.

"Sejak kapan kamu naruh itu barang keramat disana?" Alfa mencoba menarik lengan Lintang, tapi dengan cepat Lintang berlari menuju kamar Virgo.

"Mas Vir, Alfa mau mukul aku!!" Lintang berteriak seraya memeluk Virgo dari balik punggung.

"Eh eh, kaleng krupuk! Ngapain nempel - nempel kakak deh!" Alfa mencoba menarik lengan Lintang yang melingkar di pinggang virgo.

"Ini ngapain sih Lin?" Virgo melepas pelukan Lintang lalu menarik tangan Lintang agar berdiri di hadapannya

Yah, padahal kurang lama meluknya. Alap alap gangguin adegan romantis aku sama mas Vir deh!

"Ling-ling tuh kak! Masa naruh pembalut dia dikamar gue." Alfa berbicara penuh amarah dengan tatapan yang tak lepas dari tangan Virgo yang menggenggam tangan Lintang

"Lah? Ngapain ada pembalut Lintang dikamar lo?" Tatapan aneh Virgo sepenuhnya ditujukan pada Lintang. tapi, Lintang hanya menunduk malu.

"Ah elah! Didepan Kak Virgo doang kamu malu. Tadi pas nyebut pembalut di depan aku biasa aja." Celetukan Alfa mengudang tendangan kaki Lintang yang bersarang di betis kiri Alfa.

"Aduuh! Sakit tahu ling!" Alfa mengaduh sambil mengelus betis yang jadi sasaran kebrutalan Lintang.

"Nah, sekarang yang mukul siapa! Udah deh Lin, stop ngisengin Alfa terus." Virgo menghentikan tangan Lintang yang siap meninju lengan Alfa. "Gue penasaran deh, ngapain lo naruh barang keramat lo dikamar Alfa?" Virgo kembali bersuara

"Hehe, biar kalo aku lagi butuh, kalian gak perlu ke toko sebelah dulu." Cengiran lebar terbit dari wajah Lintang.

"Wait...What?" pekikan Virgo mengejutkan Lintang dan Alfa. "Kenapa lo bilang 'kalian'" Virgo menekan kata kalian dengan kedua tanganya.

"Ya iya lah mas. Wong dilaci sampeyan juga ada pembalutku. Hahaha" tawa menggelegar yang keluar dari mulut Lintang menjadi jejak terakhir yang bisa kakak beradik itu dapatkan dari Lintang. sang pelaku sudah lari tunggang langgang.

"Malem minggu gue gini banget deh kak. Udah jomlo masih aja disuruh ngubek - ngubek kamar nyari barang keramatnya ling-ling dikamar lo."

"Makanya Al, kalo cari gebetan yang bener dikit. Modelan sepupunya mak lampir masih digaet aja!" Tanganya masih sibuk membuka lemari, mencari di tiap sudut.

"Ya kan yang ngenalin elo kakak." Tatapan Alfa menyipit kala melihat bungkusan merah muda dirak buku tepat diatas kepala ranjang kamar Virgo. "Kak, ketemu."

"Mana?" Virgo celingukan mencari benda yang Alfa tunjuk.

Lintang kampret!! Barang keramat dia kenapa ditaruh pas diatas posisi gue tidur!!!





Ling-ling kan baik. Kalo ngerepotin gak banyak - banyak

L.A

Ngambang aja sono Lin, di Bengawan Solo sekalian!

A.C.K & V.R.A



Plis, Ling-ling itu baek. 😂😂😂

Salam keset welkom

Star WarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang