Semburat senja diatas langit, bangku kosong dan segelas teh panas menjadi pelengkap hari. Lintang Ayu, gadis desa yang baru saja mendapatkan gelar sarjana dari salah satu Perguruan Tinggi Negeri yang jadi idaman banyak orang. Terlahir sebagai anak sulung dari keluarga kecil nan sederhana dari desa. Tak banyak hal istimewa yang dapat kalian temukan dari sosoknya. Ia masih tetap menjadi gadis desa biasa.
"Kalau ngelamun jangan lama- lama tho nduk. Ibuk bikinin teh buat diminum, bukan buat teman ngelamun." Sosok paruh baya yang muncul dari balik tirai kamar membuyarkan lamunan Lintang.
"Hehehe, PW Buk." Senyum jahil terbit setelah melihat Marni-Ibu Lintang membawa sepiring gorengan di tangannya. Lintang buru - buru mencomot satu pisang goreng dari atas piring.
"Halah,kamu iki endak mau bantuin bikin, tapi pas makan semangate ra lumrah." Cecaran Marni hanya ia balas cengiran lebar. "Lagi mikir opo to nduk?" Marni memecah keheningan yang mulai menyelimuti kamar indekosnya.
Eh, tadi aku mikin apaan?
"Enggak ada buk. Eh, tadi Dewo nelpon."
"Loh, kok enggak bilang ibuk tho." Mendengar nama Dewo, Marni buru - buru mencari ponsel lama yang tergeletak diatas meja kamar.
Maaf yo dek, Mbak lagi males dapet khutbah jumatnya ibuk.
"Assalamualaikum." Salam yang diucapkan Marni mengembalikan angan yang melanglang buana. "Mbakmu bilang kamu barusan nelpon ibuk. Kamu kenapa le?"
Tanpa Marni sadari, Lintang melangkah sambil berjinjit meninggalkan Marni yang sibuk dengan panggilan telepon. Setelah sampai di lantai dasar, ia mendengar teriakan sang ibu yang memanggil namanya.
Ketahuan deh!
"Kamu jadi ikut.." Marni menjeda kalimatnya "Job, Job, iku tho nduk!" Tangan yang sedari tadi sibuk mengiris sayuran terangkat ke udara sambil diayunkan kearah Lintang yang sibuk dengan penggorengan.
"Job fair buk. Inshaallah. Mbak ikut yang besok aja. Biar hari ini bisa nganter ibuk ke stasiun." Lintang masih berkutat dengan masakan dihadapannya. Gumaman Marni menjadi penutup percakapan mereka.
...
Sinar mentari yang mengintip lewat celah tirai yang terpasang dijendela kamar memaksa matanya terbuka. Hari ini ia punya agenda penting yang tak boleh terlewat. Setelah menghabiskan puluhan menit untuk membersihkan diri dan merias diri, Lintang siap untuk pergi.
Drrrt drrrt
Getaran ponsel yang tergeletak diatas ranjang mengambil alih fokus lintang. Notifikasi pesan yang terpampang pada layar mengundang kerutan kening.
Alfabet : Aku udah dibawah. Jadi ke Job fair kan?
Dengan enggan ia membalas pesan.
Lintang Ayu : Emang aku minta dijemput ya?
Alfabet : Tinggal turun juga apa susahnya sih!
Iya juga sih. Gratis juga kan. Pemikiran itu menerbitkan senyum jahil diwajahnya.
Sesampainya di depan pagar indekosnya, Lintang menghampiri Alfa yang tengah bersandar pada motor sport yang terparkir di pinggir trotoar.
"Kesamber jin iprit nih?"
"Cuman kamu, cewek yang selalu protes kalau aku jemput." Sahut Alfa seraya mengangsurkan helm ke tangan Lintang.
"Yo mbok dipasangne sisan tho!" Protes yang dilontarkan Lintang hanya dibalas dengusan oleh Alfa. Kendikan dagu Alfa jadi tanda agar Lintang menundukkan kepala kala Alfa memasangkan helm ke kepalanya.
"Udah." Alfa mengetuk pelan puncak helm Lintang. Lintang bergeser kebelakang Alfa. Lintang menghidupkan motor lalu menunggu Alfa naik keatas motor lalu mengendarai motor dengan kecepatan tak manusiawi.
Tak butuh waktu lama, mereka sampai didepan gedung di selenggarakannya Job fair. Alfa yang dibonceng Lintang turun tanpa melepas helm.
"Biar aku yang markirin motornya."
"Yo iyo lah. Males aku kalo mau angkat - angkat motor biar dapet parkiran." Sahut Lintang yang sudah menurunkan standart dan turun dari motor seraya melepas helm. Dan kini giliran Alfa yang mengambil alih motor.
Motor Alfa melaju pelan menuju lahan parkir di belakang gedung. Meninggakan Lintang sendiri didepan gedung.
Sepuluh menit berlalu, tapi Alfa belum juga kembali dari memarkir motornya. Ada sekelebat keinginan mencari Alfa, tapi urung karena melihat Alfa berjalan kearahnya dengan wajah tertekuk. Hal itu mengundang kerutan kening Lintang. kerutan itu seiring menghilang kala tahu alasan wajah masam Alfa ada dibalik punggung pria itu. Seorang gadis tengah mengekorinya, entah sejak kapan.
"Pagi kak Lintang." sapaan itu terdengar kala Alfa dan Lela sampai di hadapannya.
Kekehan yang terdengar nyaring tak bisa ia tahan lagi. Lintang sangat tahu kalau Alfa kurang suka pada Lela yang tak sungkan menunjukkan rasa sukannya pada sosok Alfa. Alfa bilang, Lela bukan suka padanya, tapi terobsesi padanya.
"Eh, udah kelayapan aja deh. Mau ngapain sih juleha kesini?"
"Iih, nama aku itu lela kak! Bukan juleha." Prote Lela dengan kaki yang menghentak ke lantai. Respon Lela mengundang tatapan jengah Lintang pun Alfa.
Yassalam, cacingan kali ini cewek!
"Lagian aku kesini mau kasih semangat ke kak Alfa. Biar kak Alfa gak grogi. Aku juga udah bawain kue favoritnya kak Alfa yang aku beli di toko sebelah." Lela mengangsurkan kantong kresek dengan logo toko di seberang jalan. "Kuenya enggak boleh dibagi kesiapa-siapa loh kak. Itu bentuk cinta aku ke kak Alfarand Chandra Kusuma loh!" Kalimat Lela sukses membungkam Lintang yang ingin mengusir pergi.
"Sumpah yo Al, aku nyerah deh. Urus aja ini kutu badak sendirian. Aku gak sanggup." Lintang reflek mengangkat kedua tangan tanda mengalah. Tanpa menunggu sahutan Alfa, Lintang melangkah masuk kedalam gedung.
"Susah ya, jadi cowok ganteng. Fansnya pada sinting semua." Lintang bermonolog kala melihat suasana gedung yang penuh sesak.
Hanya beberapa langkah Lintang meninggalkan Alfa dengan Lela, Alfa sudah menyusulnya. Lintang menatap penuh curiga kala Alfa menyunggingkan senyum jumawa padanya.
"Kamu ngomong apalagi sama si juleha sampe itu bibir kayak mau sobek."
"Jangan marah ya kalo aku bilangin." Ucapan Alfa memaksa kaki Lintang untuk berhenti. Kini seluruh tubuhnya menghadap penuh pada sosok Alfa yang berdiri di sampingnya. "Coba aja bilang."
"Aku bilang kita udah official."
Kampret!!! Bakal ada demo di depan kosan nanti siang. Alfa sialan!!
"Mbuh Al, aku mau masuk." Lintang meninggalkan Alfa yang masih terkikik. Setelah sadar telah tertinggal, Alfa buru - buru menyusul langkah Lintang.
"Tiap doa adalah kata, loh Ling."
"Kuwalik bos!"
"Oh iya." Diiringi tawa
Makin gedeg deh sama fansnya Alpabet!!
L.A
Makin hari makin gemes aja ling-ling nya aku
A.C.K
.
.
.
,,,
Sekian dan terima kasih
Biar berkah tekan bintang sekalian komen lah.
Kali aja jodoh. Eh!/inshaallah.
amin
merdeka!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Star Wars
General FictionIni bukan soal Jedi. Apalagi antariksa dan segala tetek bengeknya. . Disini, kau hanya akan bertemu dengan bintang yang paling terang, yang tanpa sengaja berdampingan dengan sosok yang tak ia duga - duga. . . "Kamu disini mau kerja apa biki kesel s...