39

159 5 0
                                    

"Jangan sekarang !"

"Kenapa ?"

"Karena, kita belum mastiin !"

"Oke.!"

Mereka berdua pun pulang. Brayn mengantar Alvisya pulang tapi dirinya tak pulang. Karena dia ingin berkencan dengan pacarnya. Hm, nama nya juga anak muda, sensasinya selalu ingin bersama.

Alvisya masuk ke rumahnya. Ia disapa oleh ibu dan kakaknya. Mereka menanyakan keadaan Rehan. Ia membalasnya dengan anggukan dan duduk di tempat makan karena ia sangat lapar.

"Lha elah. Laper ?"

"Yaiyalah kak. Kan cape !"

"Udah. Makan aja yang ada ya. Kakak juga, suka ngeledek adiknya"

"Iya bu maaf."

"Hey !" Ucap seseorang itu. Tapi Alvisya yang melihatnya hanya diam tak menjawab.

"Woy !" Tetap saja, Alvisya tak peduli karena ia tak ingin keluarganya tahu.

"Aku tunggu dikamar !" Ucap seseorang itu lalu menghilang.

"Dasar " ucap Alvisya ketika seseorang itu pergi.

"Kau tak suka masakan ibu ?" Ucap ibunya tiba-tiba.

"Eh, eng.ng.nggak bu..!"

"Yaudah.!"

ibunya dan kakaknya sedang menonton film kesukaan mereka berdua. Film yang menurut Alvisya tak bagus sedikit pun. Karena film ini terlalu dramatis dan tak pernah sedikitpun Alvisya menontonnya.

Seusai makan, kakinya melangkah ke arah kamarnya untuk menemui seseorang Yang menunggunya.

Tepat ketika Alvisya membuka pintu, terlihat seseorang itu duduk di kasur empuk Alvisya. Ia membawa sebuah poto yang tadinya berdiri di samping lampu tidurnya. Ia melihatnya seksama. Alvisya menutup pintunya dan mendekat duduk disamping seseorang itu.

"Siapa namamu ?"

"Kau benar-benar lupa dengan surat yang Rehan beri ?"

"Apa maksudmu ?"

"Alvisya Alvisya.. Kau ini, buat aku harus saja menjelaskan.!"

"Aku tidak tau !?"

"So, my name is Adinda Maharani"

"Oh, Adin.. Tapi kok kamu bisa ada di dunia ini ?"

"Karena ada salah satu keluargaku yang tak merelakanku !"

"Siapa ?"

"Kakak ku !"

Hiks hiks.. Adin menangis dipundak Alvisya. Alvisya mengelus-elus rambut Adin yang indah itu.

"Sudahlah. Aku akan membantumu !"

"Tapi, kau tak bisa membantuku dengan Rehan !"

"Mengapa?"

"Rehan tak bisa melihatku !"

"Lalu dengan siapa ?"

"Kamu adalah seseorang yang dapat membantuku !"

"Aku ?"

"Iya. Kamu !"

"Apa bisa ku ?"

"Hm. Kau bisa liat aku.!"

"Iya, aku Bisa. Tapi aku tak bisa apa-apa !"

"Pliiss !"

"Baiklah !"

RehankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang