33

150 5 0
                                    

"Ini salah ku han... Seharusnya aku gak manggil Rio. Aku salah han." Ucap alvisya sambil membalikan badan nya dan menangis di dada bidang Rehan.

"Ini salah ku sya.. " ujar Rehan sambil memeluk Alvisya erat.

"Maafin aku,han.. Maafin aku.. Aku bodoh.. Kenapa aku harus memanggilnya..!" Ujarnya sambil memukul kecil punggung Rehan.

"Kamu gak salah." Ujar Rehan menenangkan. Rehan mengusap-usap halus rambut pacarnya dan diciumnya sesekali puncak kepalanya.

"Tapi han.. "Ucapnya dengan membuka pelukan. Dengan cepat jemari Rehan kembali menutupi bibir Alvisya agar tidak berkata lebih jauh lagi.

"Sudah . bibirmu itu seksi sekali sayang.. Ingin ku cium.." Ucap Rehan mencoba menggodanya.

"Ih.. Aku lagi nangis masih aja ngegoda..!" Ujar Alvisya sambil membalikbadan kesal. Namun, dengan cepat Rehan melingkarkan kedua tangannya pada pinggang ber body milik pacarnya dan memeluknya erat.

Alvisya tak bisa bergerak. Saat ini ia merasakan seluruh tubuhnya kaku. Jantungnya berdetak lebih cepat, pipinya memanas, dan kini lidahnya pun kelu tak bisa lagi berkata-kata.

Rehan menyeludupkan kepalanya pada pundak pacarnya.

"Sya.. Aku benar-benar tidak ingin kehilanganmu.. Aku mencintaimu."

Alvisya tak menjawab samasekali. Entah, apa yang ada di alam pikirannya.

"Sya.. Minyak wangimu menyerebak di seluruh badanmu. Membuatku ingin memilikimu sepenuhnya. "

"Kamu jangan nangis lagi ya.. Aku tidak mau melihatmu menangis.. Jangan sampai tetesan air matamu menetes lagi.. Aku tak ingin itu terjadi."

"Han."

"Hmm..!"

"Boleh jujur. ?"

"Iya. Boleh."

"Aku benar-benar kesal dengan yang kau lakukan.!" Ujarnya jujur.

"Kenapa sayang..?" Ujar Rehan sambil menarik Alvisya semakin erat dalam pelukannya.

"Ih, Rehan. Jangan maen narik narik ajah. Sobek ntar bajunya." Ujar Alvisya mencoba melepaskan diri dari pacarnya. Al hasil, dia terjatuh, dan dengan cepat Rehan menangkap tubuhnya agar tak sampai jatuh di pasir pantai.

Alvisya dan Rehan saling tatap menatap. Tak selama tadi, kini mereka berdua hanya bertatapan dalam beberapa detik saja. Rehan membangunkan Alvisya, dengan hati-hati.

"Eh, han aku pengen maenin air.." Ucap Alvisya mencari topik pembicaraan.

"Yaudah, ayok.!"

"Tapi gak bawa ganti.!"

" Tuh di sono ada penjual pakaian wanita." Ujar Rehan  sambil menunjuk pada tempat itu berada.

"Yaudah. Aku duluan..! Tapi, nitip hape ya." Ujar Alvisya sambil menyodorkan hapenya dan berlari kepantai. Alvisya mulai bermain air. Sedangkan Rehan, ia sedang menyimpan hape pacarnya dan hape dirinya di mobil.

Rehan membuka baju nya sehingga terlihat dada bidangnya yang begitu seksi. Dia berlari ke arah pacarnya dan memuncratkan air pantai tersebut pada wajah pacarnya.

Mereka berdua main semprot semprot air dengan senangnya. Setelah sekian menit di air, Rehan kembali ke tepian pantai dan duduk disana sambil menekuk lututnya.

Alvisya berlari ke arah Rehan yang sedang duduk. Rehan yang melihat pacarnya berlari langsung berdiri dan membuka tangannya lebar-lebar. Alvisya tak tinggal diam, ia pun membuka tangannya dan memeluk Rehan erat. Saking beratnya untuk mengerem, pelukan Alvisya membuat mereka berdua jatuh dan saling tumpukan lagi, namun berbeda, kini Alvisya yang berada diatas dada bidangnya yang telanjang baju itu.

RehankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang