23 *end

32.7K 4.4K 503
                                    

Tak bisa lagi Lolita menahan air matanya. Dia mengabaikan orang-orang yang melihat ke arahnya. Dia terus berjalan menjauh sembari mengusap air matanya. Hingga akhirnya dia berhenti, tak mampu melihat dengan jelas karena air matanya.

Lolita jongkok di pinggir jalan dengan derai air mata tapi tak ada suara yang keluar dari bibirnya. Dia menyembunyikan wajahnya di balik rambut panjangnya. Terus menangis meluapkan sesak di dadanya.

Erlan berdiri tak jauh dari Lolita, menyaksikan gadis yang dia sayangi menangis. Dia tak mampu berkata-kata lagi. Ternyata rasa sayangnya yang begitu besar tak cukup membuat orang yang dia sayangi bahagia.

Erlan mendekat dan memeluk Lolita begitu saja meski dia harus bersimpuh agar sejajar dengan Lolita yang jongkok menelungkupkan wajah.

"Maaf. Please jangan nangis. Lo boleh marah sama gue. Tapi jangan nangis."

Tak ada balasan hanya ada tangis yang pecah. Lolita tak bisa menahan suaranya lagi.

"Gue sayang sama lo. Jujur gue nggak baik-baik aja saat ini," ucap Erlan.

Pengakuan Erlan seketika membuat Lolita memberanikan diri mengangkat wajahnya. Memperlihatkan wajah sembab dan mata yang masih berkaca-kaca.

Erlan tersenyum, merapikan anak rambut yang berantakan menutupi wajah Lolita.

Menyadari banyak yang memperhatikan mereka, Lolita segera bangkit dan menarik tangan Erlan. Awalnya dia bingung mau melangkah ke mana tapi Erlan mengambil alih langkah mereka. Menariknya menuju mobil kuning yang tak disukainya.

"Jangan nangis lagi." Erlan memakaikan sabuk pengaman dan siap membawa Lolita pergi dari keramaian yang menyorot mereka.

Di dalam mobil yang dingin, Lolita diam tanpa suara dan gerakan berarti. Bungkam dengan tumpukan rasa malu tapi ada sebersit bahagia. Namun, tak mampu dia ucapkan karena gengsi lebih mendominasi.

Erlan juga memilih diam, bersabar untuk apa yang diharapkan. Setidaknya dia sudah melihat ada kesempatan untuknya bersama Lolita lagi meski masih samar.

***

Setelah kejadian kemarin tak membuat hubungan mereka kembali terjalin manis. Masih ada status mengambang meskipun banyak pertemuan setelahnya.

Seperti hari ini, Erlan datang ke rumah Lolita. Semua serasa seperti mengulang waktu. Erlan menunggu Lolita yang tengah memasak, mengamati gadis pujaannya sibuk dengan peralatan dapur. Pemandangan yang semakin membuatnya tak bisa menjauh dan menghilangkan perasaanya.

"Selamat menikmati," ucap Lolita setelah mereka duduk bersama di meja makan.

"Cuma ada kita berdua?"

"Ada asisten rumah tangga dan supir."

Erlan refleks terkekeh, mengingat semua terasa seperti dulu.

"Kenapa?"

"Apa perlu gue kasih lo balon dan permen lagi biar status kita berubah?" tanya Erlan to the point. Lolita langsung memalingkan wajah malu dengan ucapan lugas Erlan.

"Lo tahu kan perasaan gue," ucap Erlan lagi karena Lolita hanya diam.

"Lo tahu kan lo makan apa sekarang?" balas Lolita tanpa melihat ke arah Erlan.

"Apa hubungannya sama pertanyaan gue?"

"Dilihat lagi," ucap Lolita dengan nada kesal setengah gemas karena ketidakpekaan Erlan.

Erlan mengamati makanan yang dia makan. Hanya ada fortune cookie tak ada hal lain. Cukup lama dia mengamati bahkan membolak-balikkan piring kecilnya mencari sesuatu. Senyumnya mengembang setelah memahami sesuatu. Dia meletakkan piringnya lalu mengambil salah satu fortune cookie dan membukanya.

Erlan menatap Lolita tepat di kedua mata cewek berponi kuda itu. "Apa ini kode?"

"Nggak tahu," balas Lolita sok cuek padahal hati berdebar hebat.

Dibacanya sekali lagi tulisan di dalam fortune cookie yang dia buka.

you will be successful in love

"Berarti kalau gue nembak lo kali ini gue nggak akan ditolak kan?"

"Harus ya sevulgar itu tanyanya? Nggak ada manis-manisnya."

"Di saat begini nggak perlu basa-basi. Kalau lo mau jadi pacar gue lagi, weekend depan gue dateng ke rumah sama orangtua gue."

"Hah? Ngapain?" Lolita terkejut seketika, matanya membulat lebar.

"Buat ngelamar lo, mungkin."

"Hih! Yang bener aja. Enggak, gue belum mau nikah."

"Tapi kalau jadi tunangan gue mau kan?" tanya Erlan seraya melepas cincin titanium berwarna hitam dari jari kelingkingnya lalu meraih tangan kiri Lolita. "Mau kan?" ulang Erlan ketika akan memakaikan cincin itu ke jari manis Lolita.

"Kenapa lagi?" Erlan terlihat putus asa karena Lolita tak segera menjawab.

"Ah... kenapa sih kamu selalu punya cara bikin aku nggak bisa berkata-kata? Buruan pakaiin," ucap Lolita lalu tersenyum sangat lebar.

"Thank you, Dear. Aku-kamu sepertinya romantis," Erlan menggenggam tangan Lolita dengan kedua tangannya. Dia benar-benar bahagia.

"Kok bisa pas ya?" Lolita menarik tangannya menghilangkan rasa groginya lalu memandangi cincin di jarinya, mengalihkan pembicaraan. Rasanya malu membahas soal panggilan dengan Erlan. Tak ada yang jadi biasa jika menyangkut dengan cowok yang sukses menaklukkan hatinya.

"Karena kita jodoh," jawab Erlan lalu tersenyum dan menyandarkan punggungnya di sofa.

Melihat ke belakang memang tak salah. Yang salah adalah hidup di masa lalu. Sementara waktu terus melaju.

Erlan tersenyum penuh wajah bahagia. Sesekali melirik Lolita yang juga meliriknya. Lalu tertawa bersama menertawakan kekonyolan mereka.

"Habis putus kamu deket sama cowok lain nggak?" tanya Erlan tiba-tiba.

"Banyak."

"Kamu bisa langsung move on dari aku?"

"Temenku kan emang kebanyakan cowok. Yang cewek paling Lavina sama Widy."

"Jadi gitu?" Erlan memasang wajah tak suka dengan kenyataan yang terpampang nyata.

"Tapi kan aku nggak jadian sama mereka."

"Tapi kan deket."

"Dulu aku juga deket sama kamu."

Erlan mengembuskan napas kesal. "Ya udah yang penting sekarang kamu nggak boleh deket sama mereka lagi."

"Bang Galan juga?"

"Kamu niat nyiksa aku ya?" balas Erlan kesal tapi Lolita justru tertawa lebar. Melihat Erlan yang cemburu ada rasa bahagia terasa. Cintanya kini tak lagi bertepuk sebelah tangan.

***
Makasih udah mengikuti kisah mereka.
Sepertinya kisah mereka berakhir di sini.
Cerita selengkapnya ada di versi novel Erlan.
Selain lebih lengkap, ceritanya juga berbeda dengan versi wattpad. Lebih lucu, lebih helow melow, dan lebih manis. Tentunya partnya lebih banyak.

Muai nabung dari sekarang 1000/hari yap hehehe

Semoga nanti aku punya ide buat bikin ekstra part versi wattpad. Jadi aku bisa update lagi. Hehehehe

 Hehehehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Erlan (Spin off Lavina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang