Prolog

181 1 0
                                    

Chaca Alazky Azkiyah atau yang lebih dikenal dengan nama Chaca ini lahir dari pasangan bahagia Nyonya dan Tuan Alazky. Chaca kini berusia 16 tahun dan tengah menempuh pendidikannya disalah satu sekolah ternama di kota Bandung.  Chaca bisa dibilang gadis yang super aktif bukan overaktif lagi. Cerewet, tidak bisa diam, suka menari, dan suara cemprengnya membuatnya terlihat begitu unik untuk ukuran gadis cantik sepertinya.

Suasana di kediaman Alazky sekarang begitu hening. Berhubungan dengan kedua orangtua Chaca sering melakukan kerja dilapangan membuat mereka selalu berada diluar. Mungkin bisa dibilang dua hari didalam rumah untuk dua bulan kerja lapangan. Secara tidak langsung orang tua Chaca sering melewati perkembangan yang dilakukan Chaca dari ia bayi. Chaca kini berada diruangan makan dengan ditemani seorang asisten rumah tangga yang telah menjadi orang kepercayaan keluarganya dari kedua orangtuanya menikah.

"Bibi, Mama Papa kemana lagi?" tanya Chaca ditengah kunyahannya. Kini mereka berdua tengah menkmati makan malam seperti biasanya. Hanya mereka berdua. Suami Bibi Ida yang juga sopir pribadi dirumah Chaca ikut bersama kedua orangtuanya. Entah kemana Chaca tidak tahu betul.

"Katanya Tuan dan Nyonya ingin melihat proyek yang mereka tanami modal beberapa waktu lalu di Singapura" ucap Bi Ida menghentikan aksi menyuap nasinya sementara untuk menjawab pertanyaan Chaca. Chaca hanya menghela nafas gusar yang kemudian membuat Bi Ida mengelus lengan Chaca lembut. Bi Ida selalu tahu bagaimana membuat Chaca tenang. Kalau bisa memilih juga Chaca lebih memilih memiliki Ibu seperti BI Ida yang selalu berada disisinya bukan dengan harta yang melimpah. Tapi Chaca sedikit mengerti bahwa kedua orang tuanya seperti itu karena tidak ingin membuat anaknya terlantar, tetapi tanpa mereka tahu Chaca lebih terluka karena kurang kasih sayang dari mereka. Chaca hanya tidak ingin membuat orang tuanya berhenti bekerja tetapi Chaca berusaha untuk membuat orang tuanya mengerti tenteng keberadaannya.

" Chaca naik aja ke kamar, nanti biar Bibi yang membereskan meja dan mencuci piringnya" ucap Bi Ida lembut.

"Maaf Bi Chaca lagi gak mood ngapa-ngapain, Bibi gak apa-apa sendiri?" tanya Chaca sopan.

"Tidak masalah bagi Bibi" ucap Bi Ida santai dan dibalas anggukan oleh Chaca. Chaca kini berjalan menuju lantai dua kediamannya dan meninggalkan Bi Ida seorang diri didapu.

Minggu pagi yang begitu indah bagi seorang Chaca. Ia kini tengan berjalan-jalan disekitar taman komplek untuk menghilangkan sedikit kekesalannya akibat kedua orang tuanya yang selalu meniggalkannya berdua dengan Bi Ida dirumah. Sesibuk itukah mereka hingga tidak ada waktu untukku, batin Chaca sambil berjalan santai ditaman. Chaca terus menikmati sejuknya keindahan taman dengan terduduk disalah satu kursitaman. Ia terus memikirkan kedua orang tuanya yang terlihat begitu asing dengannya. Ia begitu menginginkan perhatian yang Bi Ida beri padanya datang dari kedua orang tuanya. Tapi Chaca tidak tahu kapan dia akan mendapatkannya, apa hanya cerita masa kecilnya yang sering didongengkan sebelum tidur oleh Bi Ida yang terdengar begitu indah? Tidakkah untuk ceritanya sekarang? Chaca terus bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Chaca melirik benda kecil ditangan kanannya, udah jam 8. Chaca bangkit dari kursi taman menghela nafas panjang dan berniat kembali ke kediamannya. Belum sempat ia berbalik, sebuah tangan mencekal dengan sedikit menarik hingga membuatnya dengan pemilik tangan tadi hampir bertabrakan. Chaca termangu dan menatap bingung tepat dimanik mata pemilik tangan tadi.

"Hati-hati" ucap suara serak dari pemilik tangan. Ni cowok begok atau gimana sih, lo barusan narik gue sampai hampir nabrak badan lo, lo malah bilang hati-hati, waras gak?, makian itu tidak datang dari mulut Chaca, ia hanya berani memaki didalam hati. Cowok itu terus menatap mata cokelat milik Chaca. Chaca tidak bisa terus-terusan berada didalam suasana yang begitu canggung seperti ini. Chaca menepis halus tangan yang masih bertengker ditangannya. Seolah tau kebingungan yang ditampakkan Chaca, cowok yang menarik paksa tangan Chaca tadi kembali angkat bicara.

BahagiakuWhere stories live. Discover now