Chapter 4

26 0 0
                                    

TAKDIR

Satu hal yang entah sampai kapan berhenti mempermainkanku



"Semakin hari lo semakin dekat sama Dino" sindir Vino ketika mereka sedang menghabiskan akhir pekan dikediaman Alazky.

"Begitulah" balas Chaca sekenanya. Ia juga merasa semakin dekat dengan Dino yang harus berangkat dan pulang sekolah bareng sesuai permintaan orangtua Chaca yang penuh drama.

"Lo peduli banget sama hubungan Chaca, Vin" kini Clara yang angkat bicara dengan nada yang menyindir. Vino mendengus malas. Ia juga menyesali sikap pekaan yang dimiliki Clara terhadap orang lain.

"Vin mau brondong jagung?" ucap Chaca jelas saja mengalihkan pembicaraan.

"boleh"

"Gue juga mau kali Cha, Vino mulu deh" rengek Clara. Ketiganya tengah asik dengan brondong jagung yang menemani mereka menonton film action yang dari beberapa jam lalu menyita perhatian mereka. Wonderwoman, Thor,dan Film-film lainnya sudah mereka jejahi dalam kurun waktu yang singkat. Tidak ada yang memalingkan sedikitpun perhatiaan kepada yang lain, mata tetap tertuju kepada layar televisi yang hampir berukuran setengah tembok kamar milik Chaca hingga suara ketukan dipintu menyita segala perhatian.

"Non ada tamu" ucap Bi Ida dari balik pintu.

"Siapa Bi?"

"Den Dino" jawab Bibi singkat. Ketiganya saling berpandangan. Chaca menggeleng mengisyaratkan bahwa ia tidak pernah membuat janji dengan Dino hari ini setelah tatapan kedua sahabatnya jatuh tepat padanya. Clara dan Vino bersamaan mengangkat bahu cuek tidak peduli dengan penjelasan Chaca dan kembali terfokus pada televisi.

"Suruh kesini aja Bi" teriak Chaca setelah berfikir cukup lama. Vino memandang tidak suka kepada objek yang tengah berada dihadapannya. Vino sendiri tidak tahu kenapa ia selalu benci Chaca dekat sama Dino.

"Doubledate" ucap seseorang dari balik pintu yang mereka yakini milik Dino. Vino mendengus malas, sementara Chaca dan Clara saling menatap bingung. Dino mendudukkan dirinya tepat disebelah tempat Chaca duduk yang membuat Vino semakin geram.

"wihhhh, nonton action gak ngajak lo pada" cibir Dino dengan nada bersahabat.

"Gue kira lo sibuk" balas Chaca adanya.

"Khusus buat calon gak pernah sibuk" jawab Dino dengan cengiran kuda khasnya yang tidak membiarkan ketampanannya luntur.

"Najis banget lo" sela Vino.

"Iri aja lo"

"Drama cinta segitiga" celetu Clara dengan nada bicara yang ia buat sedramatis mungkin.

"Lo ikutan najis njirrrr" cecer Vino seraya memberi toyoran dikepala Clara.

"Apaan sih, sakit tau" rengek Clara yang langsung memberi hadiah cubitan dilengan milik Vino yang membuatnya menjerit bak anak kucing yang tengah dijepit pintu.

"Awwwww" jerit Vino yang memancing tawa seisi kamar Chaca. Gelak tawa terus terdengar dari sudut ke sudut kamar hingga sebuah suara berat milik seseoang menghentikan mereka.

"Chaca" teriak seseorang dari lantai dasar kediaman Alazky. Chaca memutar bola matanya malas karena tahu jika suara itu datang dari mulut Papanya.

"Chaca Alazky" teriaknya yang begitu melengking membuat Chaca mendesah dan bangkit dari duduknya. Ketiga penghuni kamar lainnya hanya saling berpandangan bingung. Untuk menghilangkan rasa penasaran ketiganya memcoba mengintip melalui cela pintu kamar milik Chaca.

Terlihat bahwa diruang tengah keluarga Alazky telah berdiri kepala keluarga di rumah ini dengan didampingi seorang wanita yang begitu ia cintai. Didepan mereka telah berdiri seorang putri kecil dengan tatapan tetap mengarah pada karpet yang menjadi pijakan kakinya saat ini.

BahagiakuWhere stories live. Discover now