2. Sepatu Super

933 65 17
                                    

Next Saturday, Alfin di ajak untuk berjalan-jalan di sekitar area makam pahlawan oleh Alif.

Alfin heran, objek wisata Alif hanyalah Makam Pahlawan saja. Mengapa? Yeahh remind Alfin about Alif yang dua minggu lalu habis terkulai lemas berlinangan Air mata di depan Laptop yang sedang menayangkan film kepahlawanan dengan kekasih tokoh utama meninggal di medan perang.

Sebegitu cintakah Alif kepada Film perang? Ingatkan Alfin untuk memberikan Alif sebuah catatan lusuh bertemakan Perang.

Perang batin maksudnya.

Tapi serius, Alfin hanya tidak habis pikir saja pada teman seperjuangannya itu.

Siapa sih pacar Alif? Alfin tidak tahu karena Alif tidak pernah ada niat untuk sekedar curhat atau memperkenalkannya. Alfin juga kurang peduli sih.

Why? Privacy oke!

Atau ada ya? Yang tahan berpacaran dengan Alif? Anak itu aneh, Absrud.. oh yeah.. Alfin lebih tepat menyeruakkan sifatnya sendiri.

Bukan-bukan.. keduanya sama. Otak mereka Sedikit terpelanting ke angka 45 derajat dari tempat semula. Mereka waras, hanya saja.. di tambah dengan sedikit bumbu-bumbu kampretisme yang siapa saja mengenal mereka pasti akan langsung naik tensi seketika.

Alfin cerdas, oke! Dengan IQ 140 berada di posisi Pringkat 1 di kelasnya. Tapi Alfin cukup kelebihan kadar untuk itu.

Back to the topic, Siapa Pacar Alif? Memikirkan itu saja, Alfin harus merenung sampai 5 menit lamanya. Sebegitu spesialkah Alif dimatanya?

Bolehkah Alfin curiga?
Objek yang always Alif datangi adalah Makam Pahlawan. Bukan tidak mungkin, bahwa pacar Alif adalah..
.
.
.
Kuntilanak.

"Meong..meong.." Alfin tersadar dari Fantasy tidak rasionalnya ketika ia merasakan bulu-bulu halus sedang menabrak-nabrak kaki kanannya.

Ia tersenyum simpul, sosok yang sudah ia anggap sebagai sahabat sehidup semati ternyata sedang terkulai manja dengan sesekali menguap.

Apin, kucing itu terlalu spesial baginya.

Alfin kemudian mendaratkan sosok Apin ke pahanya. Apin segera tidur kembali, Alfin menatapnya geli.

Damn it! Alfin sangat menyayangi Apin sampai saat ini. Tidak peduli pada Rivan yang setiap detik dan menitnya mengoceh protes di tambah dengan suara hacim hacim pertanda seseorang bersin.

Ingatkan Alfin untuk pergi ke Rumah Sakit terdekat, besok. Mengapa harus selalu di ingatkan? Alfin pelupa omong-omong.
***

Alfin, si Freak yang satu itu kini sedang berkutat dengan sisir di kamar tidurnya.

Sisir kiri, salah. Sisir kanan, nambah salah. Sisir belakang, jatuhnya kayak salah satu tukang main sketboard di game subway. Sisir depan, Alfin gak mau di poni, sepengen apapun Alfin untuk couplean sama Apin, ia tetap tidak mau di poni, Big no!.

Finally, Alfin tidak mensisir rambutnya. Yeah.. hidup Alfin emang ribet, tapi tidak seribet lagu Despacito. Yang jujur saja, Alfin tahu lagu itu hanya pas di reff yang bunyinya "Despasito" saja.

Ia tidak berniat mempelajarinya. Hidupnya sudah cukup rumit, ia tidak mau menambah beban rumitnya dengan menghapal lagu rumit itu.

Well, Alfin aneh sudah sejak masa embrio.

"Udah.. gue udah selesai!"

"..."

"Apa? Sialan lo Lif! Nggak?!"

"..."

"Iya! Gue tungguin di depan rumah. Kalau gak ada aja.. gue bakalan cabut"

"...."

"Mau kemana? Terserah gue lah! Gue mau beli cemilan Apin!"

"..."

"Apa? Ikut? Big No!"

"...."

"Ishh iya iya!"

Tut tut tut

Alif mematikan sambungannya secara sepihak. Apa-apaan dia, menggagalkan Acara lari pagi mereka hanya karena kehilangan sepatu kuning tercintanya.

Hidup Alfin cukup sialan hanya karena berhasil mengenal Alif. Sejak lama, anak itu memang sedikit di ragukan kewarasannya.

Ah tidak, harusnya Alif yang menggergutu sambil berkata demikian. Dalam sepersekian waktu mereka saling mengenal satu sama lain, Alfin yang lebih berpengaruh membuat Alif sesat. Bukan, bukan masalah Religi.. tapi dalam masalah.. you will know later

Back to the topic
Sesepesial apa sih si sepatu kuning itu? Lebih spesialkan dari Apin? No! Apin jelas terlampau spesial.

Tidak salah jika Alfin berpikiran bahwa sepatu itu adalah sepatu penyihir yang akan merubah Alif menjadi kuat dan pelari cepat.

Oke lain kali Alfin harus bersyukur jika sepatu itu hilang. Why? Alfin sering kalah lari karena Alif memakai sepatu itu.

Dan, oke.. Sepatu itu bisa jadi adalah sepatu super. Baiklah, ia tampak benar-benar sebagai seorang psikopat sekarang.

Dengan niat jahat untuk mencuri sepatu Alif dan membuat sang empunya kelimpangang.

Alfin rasa, ide tersebut tidaklah keren. Hm..

TBC
Gimana?
Jelek ya?

ALFIN Life Story (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang