9. Flashback_On 2

282 35 2
                                    

Jam 18.45, Warga sudah berkumpul untuk mencari Alfin. Termasuk Rivan, Orang Tuanya, Ayah Rendy, dan Ayahnya Angela.

Bunda Alfin dan Rivan, sudah menangis dan beberapa kali pingsan. Mengingat, ini sudah malam, dan Alfin belum kembali.

Dahulu, Pernah suatu ketika ada anak kecil yang mencari Ayahnya ke hutan sendirian. Sehari ia tidak pulang. Keluarganya tentu khawatir, mereka akhirnya mencari anak itu.

Tidak ada tanda-tanda manusia hidup disana. Akhirnya, sasaran terakhir mereka adalah sumur tua. Setelah di cek, ada seekor ular yang perutnya sangat besar.

Warga menaruh curiga pada ular itu. Apalagi ketika melihat sebelah sandal jepit yang diketahui milik anak yang hilang tersebut.

Ular itu diangkat, karena kekenyangan, tidak ada perlawanan darinya. Setelah tubuhnya dipotong, terpampanglah sebuah jenazah yang sangat mereka kenali.

Ya, anak itu meninggal di makan ular penghuni sumur.

Alfin?

Bagaimana keadaannya?

Mereka bingung harus mencari kemana lagi. Jam sudah menunjukkan pukul 20.00,

"Kemungkinannya, Alfin jatuh ke dasar sumur itu.." Kata Pak Lurah.

"Mustahil Pak.. kalau dia jatuh, otomatis dia meninggal!" Rivan sedikit ngegas menanggapi ucapan orang dewasa itu.
"Di santap ular!" Sambungnya menyakitkan.

Tidak lama kemudian terdengar suara tangisan dari kejauhan. Semua orang langsung berpencar karena kata Rivan, tangisan itu milik Alfin.

Sedikit ada kelegaan di hati Rivan, mengetahui Fakta bahwa Alfin masih bisa menangis, artinya adiknya itu masih hidup.

Mereka semakin mendekati arah sumber suara, letaknya percis di Sumur itu. Mustahil sebenarnya bila ada yang masuk sumur ini tapi masih hidup.

"Alfin di dalam!" Pekik Rivan. Ia yakin 100% bahwa adiknya memang disana.

Para warga hanya saling lirik. Siapa yang berani memasuki sumur itu?

"Ayah.. Alfin di dalam Yah.. ayo tolongin!"

"Alfinnnn! Kamu di dalam kan!"
Tidak ada sahutan.

"Alfinn.. ini Kakak!" Tidak lama kemudian ada suara isakan lagi.

"Kakak aku disini.." Alfin terisak lagi. "Aku gak bisa lihat apa-apa kak.. gak bisa keluar.."

"Kakak bakalan loncat!"

Baru saja Rivan akan meloncat, ia langsung di tahan oleh beberapa warga.

"Mana Tambang yang tadi suruh saya bawa?" Seorang warga menyerahkan tambang itu pada Ayahnya Alfin.

"Saya akan masuk ke dalam, kalian tolong tarik tambangnya kalau saya suruh.."

Dan begitulah, aksi evakuasi anak  tersesat terjadi.

Ayahnya Alfin berhasil membawa anaknya keluar.

Tanpa komando, ia langsung membawa Alfin kerumah sakit. Mengingat, Kaki dan tangannya banyak terdapat gigitan ular.
***

Alfin tidak sadarkan diri selama 24 Jam penuh.

"Ayah.. ayah kenapa bawa tambang? Ayah tahu kalau Adek jatuh ke sumur?" Tanya Rivan saat mereka menunggu Alfin siuman.

"Van.. masih ingat sama cerita anak tersesat?" Rivan mengangguk. "Yang tersesat itu namanya Ahdan, kalau dia tidak dimakan ular, sekarang dia sudah berada di sini.. duduk bareng kita, nunggu Alfin sadar"

"Emangnya dia siapa Ayah?"

"Dia Paman kalian. Dia saudara Ayah. Waktu itu kami berdua selesai main kelereng, lalu pulang ke rumah. Akhirnya dia bilang ke Ayah mau cari Bapak ke hutan.. tapi, sampai besoknya dia gak pulang juga..."

Mereka berdua mengalihkan pandangan pada si bungsu yang sedang meringis.

"Alfin.."

Anak itu seketika langsung menangis.

Ia trauma, tentu saja. Mustahil kalau anak itu tidak trauma.
***

Esoknya, Alfin mendapat kabar tidak enak dari Rivan, bahwa temannya, Angela, Pindah. Karena Ayahnya yang bekerja sebagai polisi dipindah tugaskan ke kota lain.

Anak itu hanya tersenyum masam, sok tegar, sok ikhlas, sok baik-baik saja, padahal tidak.

Malahan Angel tidak sempat melihat Alfin siuman.

Sejak detik itu Alfin hanya diam, dan tidak ingin ditinggalkan. Apa-apa ia selalu merengek pada kakaknya. Alfin mulai berubah manja. Padahal sebelumnya dia adalah salah satu bocah yang tangguh dan anti manja-manja club.

Kepalanya yang selalu pusing karena terbentur itu membuatnya sedikit kehilangan fokus. Ia lebih banyak melamun dan diam.

Apalagi ketika mendengar, bahwa keluarga Angel turut menjadi korban dalam kecelakaan kereta yang saat ini di tayangkan di berita televisi swasta.

Alfin yang terpukul, malah semakin terpukul.

Kepergian Angela berpengaruh signifikan di hidupnya.

Berhari-hari setelah itu Alfin hanya diam dan murung. Yang ia lakukan hanyalah duduk di ayunan tempat bermain mereka di belakang rumah Alfin. Meniduri Rumah Pohon mereka dan memantul-mantulkan bola Volynya ke tanah.

Sungguh ke gabutan yang HQQ.

Dan rasa depresi itu pemicu mengapa Alfin menjadi seperti ini di kemudian hari.
.
.
.
.
TBC

Oke
Next Part ada Grup Chat lagi wkwk

Selingan ye.. takutsnya gabut.. hahay

Vote & Commentnya jangan lupa ya Cintah😘

KeChoup Ke Choup Manjah😆😆 ih apaan sih😂

#Curhat
Gara2 Season kemarin😕😕 Bintang Aku turun lagi😑. Main Rank kalah terus😂😂 dah lama gak main EmEl😅 wkwkw

Mabar Kuy.
User; Karrie, Hanzo

#MLBB
Mobile Legend

ALFIN Life Story (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang