Chapter 4

65 2 0
                                    

《Lisya Pov°》

Kini gue berada di ruang makan bersama mama dan kakak gue untuk makan malam.Papa gue akhir-akhir ini jarang banget pulang ke rumah.Terakhir gue lihat papa gue pulang kerumah itu saat mama gue ada bisnis keluar kota,dan papa gue lancang membawa wanita lain masuk kerumah ini.Entah siapa,yang penting saat gue memergoki mereka,mereka sedang bermesraan diruang tamu.Sudah kedua kalinya papa gue membawa wanita lain masuk kerumah ini.

Gue sempet mikir sih,saat papa gue pergi dan gak pulang kerumah,mama gue gak khawatir sama sekali,bahkan mama gue gak nyariin papa gue.Apa mama gue udah tau kelakuan papa ya?Argh!Gue udah gak bisa nyembunyiin ini!Gue harus tanya sama mama.

"Ma?"panggil gue sembari menatap wajah mama gue tepat didepan gue.

"Hm?"sahut mama gue.

"Papa kemana?"tanya gue dengan nada lirih,entah mama gue denger atau nggak.

Tiba-tiba air mata mama gue dengan lancang turun dengan sendirinya.Gue pun mendekati mama gue dan berusaha menenangkan,begitu pula kak arsyaf.

"Ma?mama kenapa?"tanya kak arsyaf sambil menyodorkan segelas air putih untuk mama.

Mama pun meminum air putih tersebut,lalu mencoba berbicara.

"Papa ka kalian selingkuh"ucap mama sambil menangis dengan seenggukkan.

"Apa?"kak arsyaf terlihat sangat terkejut,ia juga menggebrak sebuah meja makan yang ada didepannya.

"Mama gak tahan dengan perlakuan papa kamu itu,udah ke-11 kalinya mama memergoki papa kamu selingkuh."sahut mama dengan isakan tangisan.

"Waterpak?11 kali kepergok?bushet dah!"batin gue sambil menepuk jidat gue sendiri."Terus mama sekarang mau ngapain?"tanya gue dengan tetesan air mata.

"Mama akan layangkan gugatan cerai pada papa kamu itu!"jawab mama.

"Whattt?!"ucap gue dan kak arsyaf secara bersamaan.

•••

Menangis adalah cara gue menenangkan pikiran.Gue sedih kalo lihat mama gue menderita,tapi gue gak bisa jauh dari papa.Walaupun kasih sayang papa akhir-akhir ini berkurang,tapi gue masih ingat semua perjuangan papa gue untuk membahagiakan gue waktu kecil.Mulai didampingi naik sepeda,naik motor,bela diri,melukis,main piano dll.Gue gak bisa lupain itu semua.

Gue mau gak mau harus pisah dari papa demi mama.Begitupun dengan kak arsyaf,setelah mama menceraikan papa,aku dan kak arsyaf memilih untuk tinggal bersama mama.Kasian kan mama gue,pasti hatinya terpukul banget,apalagi kalo sampai kehilangan gue dan kakak gue.Pasti ia frustasi,setelah gue membicarakan semuanya pada kak arsyaf,kita bersepakat untuk lebih memilih mama.

Dddrrrrtttt

Hp gue berdering,pertanda ada panggilan video masuk.Ternyata itu adalah revan,si cowok resek.Gue pun mengusap air mata gue dan mengangkat panggilan itu dengan mata sedikit sembab karna habis nangis.

"Hai."sapa revan dengan wajah bahagia.

"Iya"sahut gue agak lesu.

"Lo kenapa kok mata lo sembab gitu?lo habis nangis ya?"tebak revan.

"Nggak kok"

"Lo ada masalah apa?cerita dong sama gue,kali aja beban lo sedikit hilang dengan adanya lo cerita ke gue."

"Gapapa"

"Tuh kan!santay aja kali,lo itu udah gue anggep seperti saudara gue sendiri.Mungkin aja gue bisa bantuin lo buat nyelesain masalah."

"Saudara?Kok hati gue sakit ya?Gak mungkin!Ngapain gue berharap lebih sama cowok resek kaya' gitu?Toh kan banyak yang lebih segalanya dari dia.Tapi gue ngerasa aneh dengan gelagat gue sendiri?Apa gue cinta sama revan?Gak mungkin lisya!Gak mungkin!"batin gue sambil menggeleng-gelengkan kepala gue.

Jaga Hatimu UntukkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang