part 1

260 14 0
                                    

           بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ     
 

"Hidup tanpa sebuah tujuan seperti angin akan seperti daun yang berhembus karna tiupan angin tanpa arah."
.
.
.

Allahu akbar.. allahu akbar..

"Nengg.. syfaaa.. bangun nak udah adzan subuh tuhh.. ntar kamu kesiangan sekolahnya" teriak ummi sambil membuka pintu kamarku.

"Iyaa.. ummi.. aku udah bangun kok, dari tadi malah nihh.. udah siap" ucapku dengan memberikan senyuman termanisku untuk bidadari surga didepanku.

Yaa.. aku selalu membiasakan diri untuk bangun lebih pagi karena setelah melaksanakan shalat sunnah di malam hari aku selalu tidak bisa kembali untuk terlelap. Jadi biasanya setelah shalat aku selalu tadarus untuk menyelesaikan target hatam di bulan ini.

Ouhh.. iya namaku asyifa akbar fauzi orang orang selalu memanggilku dengan panggilan neng syfa, kenapa mungkin karena aku ini adalah seorang gadis yang terlahir dari tanah pasundan.

Jadi orang di sekitarku memanggilnya dengan tambahan neng di depan namaku, sekarang aku sedang menempuh pendidikanku di salah satu universitas terkenal di bandung dengan mengambil jurusan manajemen islam.

Berbeda dengan kakak ku yang lebih memilih untuk melanjutkan study nya di maroko karna abi selalu bilang padaku anak perempuan itu tidak baik keluar rumah tanpa ada mahrom yang menemaninya, sedangkan kakak ku itu orangnya super sibuk apalagi ditambah dengan bisnis dan keluarga kecilnya disana, tidak bisa aku bayangkan kalo aku jadi meneruskan studyku kesana.

Dan tidak memungkin kan kalo dia akan selalu ada disisiku selama aku ikut jejaknya untuk melanjutkan studyku disana jadi abi mengusulkan kalo aku tetap sekolah di perguruan tinggi yang ada di dalam negri saja.

***

"Pagi semuanyaa.."ucapku dengan riang dan senyuman yang menghiasi wajahku sambil menarik kursi tempat biasa aku duduk di ruang makan ini.

"Pagi juga kesayangannya abi.." ucap bagas pada putri kesayannganya itu.

"Ouhh.. iya syfa akangmu kemaren telpon ummi katanya lusa dia akan berkunjung kerumah selama beberapa bulan" ucap rania pada putri gadisnya.

"Serius ummi?.. wahh berarti bakalan rame dong rumah kita nanti, teh lisa juga ikut kan mi?" Ucapku tanpa henti pada ummi karna terlalu antusias dengan kabar bahwa kakak kesayanganku satu satunya itu akan berkunjung ke indonesia

walaupun hanya beberapa bulan tapi mungkin itu akan cukup buatku untuk mengobati rasa rinduku pada kakakku itu.

"Iyaa.. serius kapan ummi bohong sama putri kesayangannya ummi yang satu ini, dan inshaallah teh lisa sama syafiq juga bakalan ikut sama kang akbar nanti" ucap rania pada putrinya dengan mata yang tak kalah berbinar, karna jujur rania juga merasakan kerinduan yang teramat besar pada anak laki lakinya itu sama seperti syfa yang merindukan kakaknya.

Wajar saja jika rania akan merindukan orang yang selama 9 bulan berada dalam rahimnya, selama 2 tahun menyapihinya memberikan asinya kepada putra pertamanya itu, yang merawat dengan penuh kasih sayang dan kebahagiaan yang rania berikan pada putra pertamanya sampai akbar menikah dan memutuskan melanjutkan study S2 nya di maroko sana juga memutuskan untuk menetap disana untuk sementara waktu bersama keluarga kecilnya

Jadi wajar saja jika rania sebagai ibu akan sangat merindukan anak pertamanya itu, karna kepulangannya ke indonesia tidak akan bisa diduga ataupun di tebak, melihat perjuangan ahmad untuk menyeledaikan studynya dan di tambah dengan usaha yang baru dirintisnya disana.

Asyfa Akbar FauziTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang