1

27 4 0
                                    

Tok tok

Seseorang mengetuk pintu kamar seorang gadis yang tengah terlelap dalam tidurnya.

"Tiara, bangun sayang udah siang. Itu temen-temen kamu juga udah pada dateng," Kata orang tersebut dari balik pintu.

Gadis yang bernama Tiara itu menggeliat dalam tidurnya. Ia kemudian duduk dan berjalan membukakan pintunya.

"Cepetan bersih-bersih. Di bawah temen kamu udah rame ga enak kalo baru bangun kayak gitu. Kucel," Katanya.

"Yah Bunda, orang cantik begini kok di bilang kucel sih. Jahat banget sama anak sendiri," Ucap Tiara sambil mengucek matanya.

"Tuh kan. Belek dimana-mana. Mandi dulu sana," Suruh Bunda pada Tiara.

"Iya iya Tiara mandi," Ucapnya kemudian menutup pintu kamarnya dan pergi ke kamar mandi yang terletak di dalam kamarnya.

Lima belas menit kemudian, dia telah rapi dengan baju casual nya. Memang, hari ini mereka berencana untuk pergi ke danau tempat mereka bermain dulu sewaktu mereka kecil.

Tiara memakai celana jeans di padukan dengan kaos putih bertuliskan 'Keep Calm ' pada bagian depannya. Tak lupa dengan sepatu converse putih dan tas hitam yang ia pakai.

Setelah itu, barulah Tiara keluar dari kamarnya dan menghampiri keempat temannya yang berada di ruang tamu.

Sesampainya di sana, Tiara terkejut karena keadaan ruang tamu benar-benar kacau. Padahal seingatnya, tadi malam ruang tamu masih rapi dan bersih. Tapi sekarang? Jangankan rapi, bahkan sampah kulit kacang berserakan dimana-mana.

"Weh udah rapi lo, Ra,"Ucap Arkan, orang yang pertama kali melihat Tiara.

"Ngapain sih lo diem di situ? Duduk dulu. Gue mau ngabisin nih kacang dulu baru kita cabut," Ucap Daniel.

Tiara mendesah pasrah kemudian dia duduk di samping Arkan, "Nanti beresin. Awas kalo pas kita mau pergi, keadaan ruang tamu masih kayak gini. Gak gue ijinin lagi lo main ke rumah gue."

"Eh iya, Ra. Ancemannya gitu amat. Nanti kita beresin kok. Tenang aja," Ucap Kemal. Memang, diantara rumah mereka semua, rumah Tiara yang paling kane. Ya karena banyak makanan gratis. Jadi gak usah repot-repot buat ke mini market. Di sini juga udah kayak mini market. Semua ada. Begitu kata Kemal.

"Cepet apa, Mal. Ntar keburu siang," Ucap Raina pada Kemal yang masih saja asik makan.

"Tau lo, Mal. Kaga ada kenyang-kenyangnya dari tadi makan mulu. Berapa toples tuh yang udah lo abisin," Ucap Daniel kemudian tangannya menunjuk toples kosong yang ada di hadapannya. "Satu, dua, tiga. Tiga toples, Mal!"

Kemal menoleh pada Daniel. "Yee itu bukan gue doang ya yang ngabisin. Lo sama Arkan juga ikut ngabisin. Enak aja gue doang."

"Udah ah, cepet beresin, Mal. Kalo ga cepet kita tinggal," Ucap Arkan kemudian ia bangkit dari duduknya.

"Mau kemana lo, Ar?" Tanya Tiara yang melihat Arkan bangkit dan berjalan keluar.

"Gue di luar aja. Ogah bantuin Kemal," Ucapnya dari luar tapi masih bisa di dengar oleh semuanya.

"Woy kampret emang lo, Ar. Lo kan juga ikut ngabisin njir," Ucap Kemal kesal.

Tiara bangkit kemudian jalan keluar mengikuti Arkan, diikuti oleh Raina kemudian Daniel. Meninggalkan Kemal yang masih asik makan di ruang tamu.

"Ngapa pada pergi semua. Tungguin gue kampret!" Ucapnya kemudian dengan cepat membersihkan semuanya dan merapikannya kembali.

Tak lama setelah itu, Kemal keluar dan berjalan ke arah mobil milik Arkan karena semuanya sudah di sana.

"Cepetan lo, Mal," Ucap Daniel dari dalam mobil. Dengan cepat, Kemal masuk ke dalam mobil.

"Jahat lo semua ninggalin gue," Ucapnya saat sudah duduk di dalam mobil. Di sampingnya ada Raina kemudian Tiara. Dan di depan ada Daniel dan Arkan dengan Arkan yang menyetir.

"Lagian lo lama," Ucap Raina sambil memainkan ponselnya.

"Makan mulu sih idup lo," Ucap Tiara sambil menoleh ke arah Kemal.

"Kalo ga makan mati lah," Ucap Kemal membantah.

"Yaelah, lo mah makan mulu," Ucap Arkan sambil menyetir. Memang dari tadi saat Kemal telah duduk di kursi penumpang, Arkan telah menjalankan mobilnya.

"Makan kan bikin sehat. Selagi ada banyak kenapa harus malu-malu," Ucap Kemal.

"Enak aja tuh mulut ngomong. Btw itu makanan gue ya. Lo abisin semua. Untung temen," Ucap Tiara sambil memasukkan ponselnya ke dalam sling bag yang ia pakai.

"Dih orang itu makanan nyokap lo," Bantah Kemal. Sedangkan Tiara sudah memutar bola matanya malas.

"Diemin aja, Ra. Biarin aja ntar kalo dia main ke rumah lo, kaga usah di kasih makanan lagi," Ucap Daniel.

"Yah gak gitu juga dong. Ntar ga ada rumah favorite gue lagi dong?"

"Yah bodo amat. Siapa suruh lo gadir," Ucap Tiara.

"Yaelah, Tir, ga boleh gitu lo ama temen sendiri."

"Tar, Tir, Tar, Tir. Nama gue Tiara, bukan Tir," Sergah Tiara.

"Ya dari pada gue manggil lo Tia, Ya, Ti, ntar jadinya Tai gimana."

"Ngeselin banget sih lo curut," Ucap Tiara kesal.

"Ganteng gini di bilang curut. Apa kabar dengan yang curut beneran?"

"BODO AMAT MAL! KESEL GUE!" Teriak Tiara kesal.

"Udah kek lo berdua diem, puyeng pala gue dengernya," Ucap Raina yang berada di antara tengah-tengah mereka.

"Udah-udah. Udah nyampe ini. Turun lo semua," Ucap Arkan tanpa sadar membuat teman-temannya berpikir kalau ia sudah mengusir mereka.

Keempat temannya hanya diam memandang Arkan. Bahkan, Tiara dan Kemal yang tadi sedang gelut pun langsung terdiam.

Arkan yang merasakan kejanggalan, menoleh pada teman-temannya yang sedang menatapnya. "Kenapa pada ngeliatin gue gitu sih?"

"Lo ngusir kita?"

Mendengarnya, Arkan menepuk keningnya. "Gak gitu maksud gue. Lo semua turun disini. Gue mau markir mobil," Ucapnya membuat semua temannya menurut dan turun dari mobil.

Setelah menunggu Arkan selesai memarkirkan mobilnya, mereka pun segera pergi ke dekat danau.

Raina, Arkan, Daniel, dan Kemal adalah sahabat baik Tiara sejak kecil. Mereka terus bersama-sama. Maka tak heran bila mereka terlihat sangat akrab. Karena mereka saling mengenal bukan hanya setahun dua tahun, tapi bertahun-tahun.

Tiara sangat berterima kasih pada Tuhan karena telah memberikan sahabat-sahabat seperti mereka.

Tiara berharap, semoga semuanya tetap seperti ini. Tidak ada yang berubah. Yeah, semoga.

~~~

FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang