The Duke's Darkside |01|

24.1K 956 10
                                    

Terlihat dua orang perempuan muda masih berada di ruang kelas. Padahal dosen sudah beberapa menit yang lalu meninggalkan kelas, diikuti para mahasiswa yang lain. Tanda kelas sudah berakhir.

Tetapi mereka—sepertinya Kate yang memang sengaja membujuk Raina agar singgah sebentar. Bahkan buku-buku mereka masih berserakan di atas meja.

"Rain, kau tahu tidak?"

"Tidak," jawabnya polos.

"Kau menyebalkan."

Raina terkekeh melihat Kate yang menekuk mukanya. Hal yang sudah biasa. Gadis itu sering menyuguhi Raina muka-muka semacam itu. Dan sering pula, Raina yang mengalah agar Kate tidak benar-benar marah padanya.

"Oke, baiklah. Jadi apa yang belum aku ketahui?"

"Aku lupa, kau kan memang selalu tidak tahu kabar," ujarnya mendengus.

"Mengapa kau tidak tertarik untuk menggosip? Kau tahu, bahkan aku harus rela mencari hal tersebut sendirian," imbuhnya.

"Kalau begitu, jadilah sepertiku."

"Tidak suka. Hidupmu akan konstan begitu-begitu saja."

Kate mengeluarkan sebuah botol dengan isi yang masih penuh. Minuman yang hampir semua orang tahu. Ia menenggaknya, hanya satu tegukan.

"Kau gila, Kate!? Ini kampus dan dengan santainya kau meminum red wine, yang benar saja!"

Raina tidak habis pikir dengan Kate. Bisa-bisanya dia! Oke, memang di daratan Eropa hal tersebut sudah sangat lumrah. Hanya saja, Kate! Beraninya dia! Dan parahnya, ini masih masih lingkup edukasi.

Sedangkan Kate, dia mendadak lesu. Pekikan dari sahabatnya itu mengingatkannya tentang suatu hal. Tentang mengapa dia mengonsumsi minuman beralkohol itu.

"Aku frustasi, Rain."

Raina melunak. Memeluk untuk menenangkan Kate.

"Kau masih punya aku. Jadikan saja aku sebagai pelampiasan, bukan pada minuman beralkohol itu."

"Maafkan aku," ucap Kate serak.

"Jadi bagaimana, siap bercerita atau tidak?"

Kate mengangguk sebagai jawaban.
"Ethan ... Ethan memutuskanku, dia lebih memilih si bitch Gwen. Ahhh sialan, sialan sekali hiks hiks ...."

Raina melepas pelukan. Mengusap air mata Kate.

"Sudahlah, jangan menangis, make up-mu bisa luntur," ujarnya sembari tertawa pelan.

"Kau bercanda! Make up-ku anti air, aku sudah berjaga-jaga tadi."

"Oh, baiklah. Maafkan aku." Raina sedikit terkekeh untuk mencairkan suasana. "Tapi kali ini aku serius," jedanya. "Pria tidak hanya Ethan saja, Kate. Kau tidak perlu berlarut-larut dalam menangisinya."

"Tapi aku terlanjur mencintainya." Kate mulai menangis lagi.

"Heii ... sudah ... tenanglah ... cup cup cupp ...."

"Apa itu cup cup cup, Rain?"

"Tradisi menenangkan orang yang menangis di negaraku."

Diam menghadirkan jeda yang cukup lama.

"Aku sudah mencoba melupakannya, tapi tidak bisa." Sorot mata Kate meredup.

"Sudah berapa kali kau mencobanya?"

"Sekali."

Raina menatap datar gadis di depannya ini. Bagaimana dia bisa berkata seyakin itu, padahal ia hanya pernah mencoba sekali saja. Lalu sisanya, dia masih terus memikirkannya? Oh ayolah, kenapa gadis-gadis di era ini terlalu berpikiran sempit!

The Duke's DarksideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang