The Duke's Darkside |26|

4.4K 284 26
                                    

kurang baik apa sih aku, blm sampe target udah update. ofc krn aku sayang kalian 😬❤

bismillah aku targetin cerita David-Raina bakalan tamat tahun ini, jd doain aja ide ngalir terus plussss mood ak juga bagus biar lancar update nyaa 😥😥

***

Sudah dua puluh menit, mereka sama-sama belum beranjak. Namun anehnya, David sama sekali tidak keberatan, dia bahkan membiarkan Raina yang tidak sengaja tertidur dalam dekapannya setelah menangis hebat tadi.

Wanita itu menggeliat pelan, mungkin sedikit tidak nyaman dengan posisinya saat ini. Dan hal itu pun berbanding lurus dengan sesuatu milik David di bawah sana yang ikut menggeliat pula. Pria itu menggeram, haruskah dia menerkam Raina yang tidak berdaya dalam dekapannya ini? Tapi tunggu, sejak kapan dia masih berpikir dua kali saat hendak menghabisi wanita muda itu?

Memilih mengabaikan miliknya, David memindahkan Raina ke ranjang besarnya. Membenarkan selimut yang membungkus wanita itu, David bisa melihat bekas kepemilikannya semalam. Dan kemungkinan besar ibunya juga melihat bekas tersebut.

Kemudian pandangannya teralih ke wajah Raina, wanita itu memiliki garis kelembutan dan ketidakberdayaan yang sangat ketara. Dengan brengseknya, dia malah sangat bersyukur karena hanya dirinya yang bisa memanfaatkan itu.

Berikutnya adalah bibir tipis merah muda itu. David tidak mengerti bagaimana bisa benda kenyal itu masih saja pasif setelah apa yang telah mereka lalui sampai detik ini. Tapi jika boleh David kata, kepasifan itu yang memiliki daya tarik tersendiri.

Tanpa dipengaruhi apapun, dia mendekatkan wajahnya ke Raina. Fokusnya adalah ke bibir mungil itu. Maka ditekanlah bibir itu oleh bibirnya sendiri. Menyesap lembut baik bagian atas maupun bawah, yang lama-kelamaan berubah jadi hisapan yang menuntut.

Lenguhan Raina makin membuatnya bersemangat. Menyecapnya di segala sisi dan berakhir membuat tanda baru di leher wanita muda itu.

"Tuan...." bisik Raina lirih saat menyadari bahwa David sedang bernafsu. Dia harus cepat-cepat menghentikannya agar tidak bertindak lebih jauh lagi. "Saya sedang datang bulan."

Sontak saja, David mematung. Tiba-tiba saja hasratnya menguap, hilang entah kemana. Raina yang melihat pria itu bangkit seperti kehilangan arah, sedikit merasa iba sekaligus bersalah. Dan wanita itu menutup matanya karena terkejut sebab David yang sudah menutup pintu kamar mandi dengan gebrakan yang kuat.

"Argh, brengsek!" Raina meringis tatkala mendengar umpatannya.

●●●

Raina tidak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang. Tadi setelah David menyelesaikan urusannya di kamar mandi, dia langsung keluar begitu saja, tidak ingin repot-repot membuka percakapan setelah gagalnya kejadian tadi.

Wanita itu berpikir David telah pergi ke kantor, atau... mungkin saja sedang melaksanakan titah ibunya tadi.

Ngomong-ngomong, Lady Natasha itu memiliki nama yang sama seperti atasan Raina saat bekerja di sebuah kafe dulu. Selain memiliki paras yang ayu, ia wanita yang baik dan sangat mengayomi para karyawannya. Ah mengingatnya, Raina jadi merindukannya.

Kate, dia mana mungkin bisa melupakan sahabatnya satu itu. Gadis itu sepertinya marah karena menghilangnya dirinya yang sangat mendadak ini. Jadi ingatkan Raina, ketika suatu saat diizinkan untuk bertemu, dia akan membuatkannya rendang sebagai tanda permintaan maafnya.

Tok tok tok.

"Saya, Nona."

Oh itu suara bibi Lucy, dengan segera ia menjawab dengan mempersilakannya masuk.

The Duke's DarksideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang