Prolog

5.1K 342 100
                                    

JDDAARRRRR....!!!!

Sebuah petir putih menyambar di antara dua orang yang saling berhadapan.

Di tubuh mereka terdapat berbagai luka sayatan, mulai dari sayatan ringan hingga yang paling parah.

Di sekitar mereka terdapat banyak puing-puing bangunan yang hancur akibat pertarungan mereka berdua. Bahkan istana tempat mereka bertarung sudah tidak terbentuk lagi dan hanya tersisa berupa tembok putih yang masih berdiri kokoh, namun tidak dengan yang lain.

Diantara mereka berdua, terdapat seorang yang memiliki janggut putih yang panjang, rambut panjang berwarna putih, mata putih yang mengkilap bagaikan petir, dan memakai zirah perang berwarna emas mengkilap. Dia menggunakan senjata berupa tombak yang mempunyai warna sama dengan zirahnya, namun tangan kirinya sudah tidak ada. Yang membuat tangan kirinya putus, tidak lain tidak bukan adalah seorang laki-laki berambut putih di depan nya yang sedang sedikit membungkuk karena kelelahan.

Di depan pria tua berjanggut, seorang pemuda sedang memburu nafas dan menahan sakit dari luka bakar dan luka sayatan dari pria tua di depannya.

Ia menancapkan pedang hitam panjangnya ke lantai dan ia sedikit membungkuk. Walau dia terluka parah, tapi mukanya masih bisa tersenyum kecil kepada pria tua di hadapannya. Seolah ia sudah mendapat kemenangan tersendiri baginya.

Pemuda itu memiliki rambut putih, di keningnya terdapat dua tanduk kecil berwarna merah, matanya berwarna merah darah, di punggungnya terdapat 5 pasang sayap berwarna hitam berseling putih, ia memakai zirah ringan berwarna hitam dengan ukiran berwarna merah dan ia juga membawa pedang hitam dengan aura kegelapan yang luar biasa.

"Sampai dunia kiamat, kau tidak akan bisa mengalahkan aku!" ucap pria tua itu yang berdiri dengan tegak walau salah satu tangannya sudah tidak ada lagi, ia menhentakan tombaknya ke lantai dengan keras.

Sementara laki-laki berambut putih itu masih tersenyum kepada pria tua di hadapanya, yang membuat muka pria tua itu bertambah kesal dan marah kepada laki-laki berambut putih.

"Thunder Spear!"

Sebuah tombak terbuat dari petir melesat ke arah laki-laki berambut putih dengan cepat.

Ia pun langsung mengangkat dan menangkis serangan pria tua itu dengan menggunakan sisi lebar pedang hitamnya.

Bzzzttt...

Tombak petir itu lenyap tak bersisa ketika bersentuhan dengan aura kegelapan dari laki-laki berambut putih. Aura kegelapan ini merupakan suatu sihir yang diucapkan sesaat sebelum tombak petir menyentuh pedang hitamnya.

Laki-laki berambut putih itu, akhirnya berdiri tegak dan segera mengambil posisi kuda-kuda dengan menutup mata sesaat lalu menatap tajam pria tua di hadapannya.

Pria tua itu pun ikut melakukan kuda-kudanya dengan mengangkat tombak emas dan mengarahkan ke depan.

Dengan iramanya yang sama, kedua orang itu maju dengan menendang kaki ke tanah.

Trrriinggg...!

Senjata mereka saling membentur satu sama lain, wajah mereka saling menatap tajam. Pria tua itu mengeluarkan percikan petir dari tubuhnya yang membuat laki-laki berambut putih itu terpental ke belakang, akibat serangan kejutan dari si pria tua.

Tanpa banyak menunggu lebih lama lagi, laki-laki berambut putih maju kembali dengan gerakan menusuk. Akan tetapi serangannya tertahan kembali oleh tombak dari si pria tua.

"Mengapa kau malah mengingkari identitas mu dan menjadi seorang pengkhianat?!" tanya si pria tua dengan nada marah dicampur sedih.

"Akan aku tanya kembali, mengapa kau membunuh dia demi keegoisanmu sendiri?!!" laki-laki berambut putih bertanya dengan nada yang lebih marah dan kesedihan yang mendalam.

The Legend of Betrayer Hero : After Rising New World [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang