[Status : Ongoing]
[Original Story - Second Novel]
Seorang remaja laki-laki yang memiliki kekuatan yang luar biasa dalam hal sihir, ia memiliki apa yang tidak dimiliki orang lain. Yaitu kekuatan yang bisa menandingi seorang dewa sekalipun.
eksist...
"Hah..." Shu menghela nafas panjang di dalam kamarnya.
Ia sekarang akan pergi melihat festival musim sakura bersama kakaknya dan kedua adiknya.
Sebenarnya ia tidak ingin pergi, namun ia tidak bisa menolak. Karena jika ia menolak, maka Haruka dan Haruki akan menangis. Shu pun secara terpaksa harus menerima ajakan dari kedua adiknya yang manja itu.
"Shu-kun, Haruka dan Haruki sudah menunggumu didepan. Jadi cepatlah turun" ucap Asuka dari balik pintu kamar Shu.
"Iya, aku akan segera turun, Nee-san" jawab Shu dengan memakai sebuah jaket berwarna putih dengan garis hitam.
Shu segera turun bersama Asuka dan menjumpai Haruka dan Haruki yang sudah menunggu di depan rumah.
Mereka memakai pakaian tradisional dengan sebuah payung. Yang membuat mereka nampak beda adalah Haruka yang pakaian warna hitam dan Haruki yang berwarna putih.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Ilustrasi Haruka dan Haruki, sumber : google)
"Nii-chan, kau lama sekali" ucap Haruka saat melihat Shu keluar dari rumah bersama dengan Asuka.
"Itu benar. Onii-chan lama sekali" tambah Haruki.
Mereka sama menggembungkan pipinya dengan ekspresi yang sedikit lucu bagi Shu.
Shu berjalan dan berhenti di tengah-tengah antara Haruka dan Haruki. Kemudian ia menaruh masing-masing tangannya di kepala kedua adiknya dan berkata "Maaf membuat kalian menunggu, Haruka dan juga Haruki. Tapi kalian tampak cantik dengan pakaian itu."
Wajah Haruka dan Haruki seketika langsung memerah semua mendengar pujian dari Shu. Sementara Asuka yang di belakang Shu menggembungkan pipinya karena sedari tadi ia tidak dipuji oleh Shu, justru Shu malah memuji kedua adiknya.
"Shu-kun, bagaimana denganku?"
Asuka sedikit berpose saat Shu melihatnya. Ia ingin mendengar apa pendapat Shu tentang pakaiannya.
"Kau terlihat cocok dengan Yukata itu, Nee-san" puji Shu seraya tersenyum kecil kepada Asuka.
Wajah Asuka tidak bisa menahan malunya hingga memerah merona. Ia senang dengan pendapat Shu tentang pakaian yukatanya yang berwarna putih dengan motif bungan merah.
Saat akan pergi dari rumah, tangan Shu langsung dirangkul oleh Haruka dan Haruki. Sementara Asuka harus menahan rasa iri dan cemburunya terhadap hal itu. Karena hampir dalam setiap hal atau kegiatan mereka bertiga selalu membagi waktu tentang siapa yang boleh didekat Shu. Seperti dalam makan bersama, mereka bertiga berganti giliran untuk bisa duduk disamping Shu dan giliran itu dibuat untuk satu hari penuh. Mereka menyebutnya dengan "Shu Time".