Orangtua yang menjabat sebagai pemimpin regu empat tengah sibuk menembaki para bandit yang menghalangi jalan nya. Alat 3DMG mereka bergerak gesit, beterbangan diantara dindin dinding rumah, melewati kepala para bandit itu seenak nya.
DOR!
Ia kembali menarik pelatuk pistolnya menembaki bandit yang tiba-tiba muncul di mulut gang. Pria bertubuh gembul itu lantas ambruk seketika.
"Temukan mereka bagaimana pun juga! Lakukan dengan cepat!" Perintah Keith Sadish.
"Baik pak!"
Ia kembali menggeram tertahan ketika terdapat beberapa buah bandit yang mengepung jalan nya. Lidahnya berdecak kesal.
"Sudahlah pak tua kami tidak ingin menambah dosa karena berani melawan orangtua seperti mu."
Merasa tak terima Keith menarik dua pistol nua sekaligus lalu menyodorkan mulut pistol kearah mereka.
"Jika kalian merasa seperti itu mengapa tidak membiarkan ku lewat saja? Dasar anak muda jaman sekarang."
DOR!
《☆☆☆☆☆》
"Lebih cepat dasar lamban!"
Sedari tadi ia terus mengucapkan kalimat itu. Meneriaki ku 'cepatlah! Kau punya dua kaki yang bisa berlari lebih cepat dari seekor Anjing!' Atau 'sepertinya kau lebih suka mereka menangkap mu ya? Baiklah kalau begitu laril ah selambat yang kau bisa!'
Tuan Levi Ackerman yang terhormat apa anda lupa sebab lari ku seperti ini? Terkadang kepintaran nya itu bisa menembus kepintaran Armin atau Hanji. Dia kapten yang sangat pintar!
Perasaan geram dan kesal membuat ku menghentikan acuan lari. Tangan kami yang saling terpaut membuatnya ikut berhenti. Ia berbalik menatap ku.
"Kenapa berhenti?"
Masih bertanya mengapa aku berhenti? Apakah ia benar-benar tidak menggunakan hati ketika mengucapkan kalimat sadis seperti itu?
"Kau lupa ya mengapa lari ku seperti ini? Jika bukan karena bandit sialan itu aku tidak ak- hei turunkan aku! Kau dengar tidak sih?!"
"Berisik bego! Diam dan menurut atau kau benar-benar ku tinggalkan." Ancamnya.
Posisi yang sangat memalukan. Ia meletakkan tubuh ku diatas bahunya seperti ia sedang mengangkat sebuah karung. Ya ampun memangnya aku karung? Untung saja Sasha memberi ku celana bahan panjang bukan rok pendek selutut. Terimakasih gadis kentang.
Aku yang menurut kesal hanya bisa diam dan pasrah. Ia menghela nafas lantas kembali berlari.
"Berpegangan."
"Berpegangan dimana coba."
Levi berdecih kesal dan tak lagi mengucapkan kalimat apapun.
"Kau berat." Ucapnya tiba-tiba memecah suasana.
"Hah? Baiklah kalau seperti itu turunkan aku sekarang juga!"
Ia menulikkan indra pendengaran nya. Mengangkat tubuh ku keatas bahu nya yang hampir terjatuh.
"Kau adalah karung berat paling berharga untuk ku jadi mana mungkin aku menurunkan permata seperti mu di tengah jalur tikus seperti ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Gone Or You? {END}✔
RomanceLevi merengkuh kedua sisi wajah ku, meminta ku untuk menatap dirinya. Nafasnya naik turun tersenggal. "Sekarang atau tidak sama sekali kau harus memilih." Aku menggeleng kuat beserta air mata yang meluncur membasahi wajah. "Tidak mau! Sampai kapan...