Mikasa membuka pintunya dengan kasar. Tak lama dari sana munculah tubuh Jean dan beberapa orang lain yang terjerembab jatuh ke lantai rumah Levi dengan tak elitnya. Jean mengaduh karena dagunya yang sakit.
"Jean." Armin menurunkan senapan nya.
Jean melepas rengkulan tangan nya pada Levi karena pria itu yang memintanya sendiri. Sementara orang yang satu lagi masih dalam rengkulan nya, pingsan.
"Aku kira siapa. Maaf kapten karena membuat mu menunggu."
Yang di ajak bicara hanya menyenderkan punggung nya pada dinding dekat pintu. Ia menendnag bokong Jean agar pria itu masuk kerumah nya lebih dalam kemudian menutup pintu dengan kasar. Mikasa bahkan hampir tergelonjak kaget.
Kasihan pintunya.Nafas Levi tersenggal. Banyak darah mengucur keluar dari pelipis nya, tak hanya itu, terdapat luka tembak juga di dadanya. Mikasa segera berteriak memanggil Sasha dan menyuruh perempuan itu untuk segera beraksi mengobati kapten.
Sementara Armin membantu Jean menggotong orang asing yang sedari tadi dirangkulnya.
"Siapa ini Jean?"
Nafas Jean tersenggal. "Dia yang berjasa besar membantu (name) dan kami keluar."
♤♡♤♡♤♡♤
Sekembalinya Levi ia telah berhasil membawa beberapa orang bersamanya ke rumah. Jean dan Tomoki. Awalnya Levi ingin membunuh Tomoki karena salah satu dari pedagang itu mengenal dirinya akan tetapi, Jean dengan cepat menahan niatan Levi tersebut dengan meyakinkan dirinya bahwa Tomoki sudah berjasa besar ikut menyelamatkan (name).
Luka Jean dan Tomoki tidak separah Levi, mereka hanya cedera ringan dan terdapat beberapa goresan luka di tubuhnya sedangkan Levi harus bersabar menahan sakit akibat keningnya yang terus mengeluarkan darah segar, mengalir mengotori wajahnya. Mikasa dan Sasha sibuk mengobati mereka.
Levi sedari tadi terdiam dengan pandangan menatap pintu kamar miliknya yang tertutup. Sorotan matanya sendu.
"(Name), bagaimana dia?"
"Luka nya sudah tertutup dan ia masih pingsan." Jawab Mikasa singkat. Levi hanya mengangguk faham. Ia berdesis sakit ketika Sasha membasuh lukanya dengan cairan alkohol.
"Ma-maaf kapten tapi saya mohon tahan sebentar."
"Lakukan saja." Dirinya menoleh menatap anak buahnya yang lain. Jean, Conny dan Armin.
"Jean, Conny bagaimana luka kalian?"
Jean mengangkat wajahnya menatap Levi. "Sudah lebih baik."
Levi melirik ke arah Conny.
"Su-sudah lebih baik kapten."
"Syukurlah. Dan kau anak muda." Panggil Levi pada Tomoki yang sedari tadi meringsut di pojok ruangan. Wajah tampan nya terangkat menatap Levi.
"Y-ya?"
"Kau ingin membeberkan seluruh informasi yang kau tahu pada kami atau kau hanya diam saja?"
"Akan ku beritahu semua informasi yang anda inginkan."
Levi terdiam sejenak, ia berfikir untuk mengutarakan kalimat selanjutnya.
"Kalau begitu ceritakan apa yang telah teman-teman mu lakukan pada (name)?"
Yang di tanya terdiam sejenak. Ia mengalihkan perhatian nya dengan menatap lurus kearah dinding polos. Entah apa yang ia lihat padahal tidak ada hal menarik di sana namun, tiba-tiba sorot matanya berubah redup dan sendu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Gone Or You? {END}✔
RomansaLevi merengkuh kedua sisi wajah ku, meminta ku untuk menatap dirinya. Nafasnya naik turun tersenggal. "Sekarang atau tidak sama sekali kau harus memilih." Aku menggeleng kuat beserta air mata yang meluncur membasahi wajah. "Tidak mau! Sampai kapan...