:☘: 05. Kuat

332 84 27
                                    

Terimakasih telah berkunjung ❤️
Vote dan komen akan sangat membantu ❤️
Harap jawab pertanyaan di bagian bawah juga yaa ❤️

[☘]

Bell tanda ujian selesai akhirnya berbunyi. Kamu keluar dari kelas ujian dengan wajah kusut sekaligus lesu setelah menyelesaikan ujian dihari terakhir ini.

"Wah, wajahmu lebih kusut daripada kemejaku."

"Astaga—" kamu hampir saja terpeleset ketika Calvin tiba - tiba muncul dan ikut jalan di sampingmu, "apa yang sedang kakak lakukan disini? Bukankah kelas 12 tidak perlu datang lagi ke sekolah?"

Kegiatan belajar mengajar untuk kelas 12 sudah selesai sejak beberapa minggu lalu, bhakan mereka juga sudah selesai dengan semua ujiannya (kecuali ujian seleksi perguruan tinggi) jadi sebenarnya tak ada alasan bagi mereka untuk datang ke sekolah.

Calvin tersenyum, "aku mengikuti kelas tambahan untuk ujian perguruan tinggi nanti."

Kamu hanya mengangguk dan lanjut berjalan menyusuri tangga tanpa berbicara sepatah katapun, Calvin yang terlihat bingung melihatmu akhirnya bertanya, "Memikirkan apa sih?"

"Tidak lagi memikirkan apa - apa. Otakku kosong, isinya sudah kukeluarkan semua untuk mengerjakan soal matematika tadi."

Sesampainya di lantai satu kamu segera menunggu di depan lobby sekolah, Calvin ikut berdiri sana meskipun sudah tak ada lagi urusan.

"Dijemput?"

"Ya... hari ini aku akan pergi mencari tempat kursus untuk kelas 12 nanti," kamu berbicara dengan datar, sejujurnya setelah mengerjakan ujian matematika tadi kepalamu dipenuhi oleh satu hal, perguruan tinggi.

"Kak, apakah kakak mengikuti kursus khusus untuk program seleksi perguruan tinggi nanti?"

Calvin menggeleng, "aku punya guru privat."

Diangguknya kepalamu, kamu tiba-tiba merasa seperti orang bodoh telah menanyakan hal tersebut kepada seorang Antares yang sudah jelas tidak perlu memikirkan lagi perihal perguruan tinggi. Ia bisa saja memilih untuk langsung kerja melanjutkan perusahaan ayahnya.

"Sepertinya memang ada sesuatu yang sedang mengganggumu?" tanya Calvin.

Seperti biasa, kamu hanya tersenyum ketika hal seperti ini terjadi. rasanya seperti semua kalimat tertahan di tenggorokanmu sehingga kamu tidak bisa mengeluarkan keluhan.

"Orang tuaku ingin aku untuk mendapatkan undangan masuk ke perguruan tinggi...." jawabmu lesu, "tapi aku takut tak akan bisa melakukannya...."

Laki-laki di sebelahmu itu lalu menoleh, "kenapa?"

"Nilaiku semester ini... aku rasa mereka tak akan sebagus nilai-nilaiku sebelumnya... tahun ini aku merasa sangat kesulitan, rasanya seperti mustahil aku bisa bertahan dengan nilai yang memuaskan....

"Aku merasa sangat bersyukur ketika semester lalu nilaiku masih meningkat, tapi kali ini? Aku bahkan tak yakin untuk bertahan."

Langit gelap hari itu terasa mendukung suasana hati dan pikiranmu yang sedang tidak baik. Seolah ada gempa dalam pikiranmu dan badai dalam hatimu.

"Sudahlah... Lagipula masih ada ujian seleksi masuk kan?"

Kamu menggeleng sambil mengusap kedua matamu yang hampir meneteskan air mata.

"Aku merasa tak akan lolos jika harus melakukannya... Aku juga tak ingin memasuki universitas swasta, itu dapat membebani orang tuaku secara finansial...."

"Pesimis tak akan membantumu lolos."

Kata-kata Calvin seolah menusuk, kamu terdiam sambil menatapnya dengan kedua mata hitammu.

"Seorang pak tua pernah berkata bahwa yang penting kau sudah melakukan yang terbaik, mengenai hasil itu urusan Tuhan."

Kamu terkekeh mendengar kalimat Calvin karena tahu bahwa 'pak tua' yang ia maksud adalah ayahnya sendiri. Sudah berkali-kali kamu mengingatkan Calvin untuk tidak memanggil ayahnya dengan sebutan aneh seperti pak tua, kakek tua, direktur ubanan dan lain sebagainya.

"Nah begitu. Senyum."

Tiba-tiba kamu merasakan usapan dikepalamu disusul oleh tepukan pelan. Kaget, kamu melihat kearah Calvin yang ikut tersenyum.

"Dalam hidup ini kamu harus selalu kuat dan kokoh. Semakin lama kamu hidup, semakin tinggi sebuah pohon tumbuh, maka semakin kencang pula angin diatas sana, tapi ingat, semakin tinggi sebuah pohon semakin kuat juga akarnya. Hidupmu masih panjang. Nanti akan ada angin-angin yang lebih kencang lagi yang bisa menggoyahkan semangatmu kapanpun, tapi aku yakin kau pasti kuat menahan semuanya."

Kalian saling bertatapan untuk sesaat. Matamu kembali berbinar, menatap kagum sang pangeran tanpa kekurangan yang sedang berdiri dihadapanmu saat ini.

"Itu mobil ibumu sudah datang. Aku duluan pergi ke tempat parkir ya?"

"Ya, terimakasih," senyum kecil tersungging di wajahmu.

"Don't worry too much about the result, okay?

Calvin kembali menepuk kepalamu sebelum akhirnya berbalik dan pergi.

[☘]

Hehehehehe

Karena sekarang sudah mulai libuuuur jadi aku usahakan buat update lagiii yaaayyyyy 🎉

Kalau boleh tau kalian line berapa dan asalnya darimanaaa?

Aku line '02 dari Bandung~

[4] DéntroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang