Chapter 0 : Prolog

350 62 103
                                    

School of Elite.

Aku pernah mendengar mengenai sekolah berstatus Internasional ini. Tidak, justru sekolah ini begitu populer di dunia. Bahkan disebut-sebut sebagai legenda di antara legenda sekolah yang pernah ada.

Huh! Betapa konyol sebutan itu!

Bertempat di Los Angeles, Amerika Serikat. Sekolah dengan predikat tertinggi yang sangat terkenal di alam semesta! Kalau dalam game, mungkin akan mendapat nilai SSS!

Sejujurnya, sekolah ini tertutup rapat kerahasiaannya, sehingga tidak diketahui seperti apa sistem pengajaran di dalamnya. Namun, pemerintah dunia telah meyakinkan bahwa sekolah ini terjamin kualitas dan kuantitasnya, membuat masyarakat dunia tenang.

Karena itu, semua orang berbondong-bondong mendaftar ke sekolah ini, namun tidak semuanya dapat diterima oleh pihak sekolah.

Tentu, sebagai sekolah berpredikat terbaik memiliki persyaratan penerimaan murid terbaik.

Salah satunya adalah prestasi.

Aku termasuk di dalamnya. Bahkan, bisa dikatakan aku 'beruntung' dapat bersekolah di Sekolah Elit ini.

Namaku Arkan Dzaky dan masih jomblo hingga sekarang. Berasal dari Surabaya, Indonesia. Bulan lalu, aku mendaftar pada Sekolah Elit yang ternyata diterima beberapa minggu kemudian. Karena itu, aku berangkat dari bandara Soekarno-Hatta dan tiba di bandara LAX.

Mengingat ini adalah sekolah bergengsi, pikiranku memikirkan tentang furnitur dan fasilitas yang bergaya serta memadai. Tetapi, kenyataannya tidak seperti yang orang-orang pikirkan.

Sekolah ini ... bagaimana aku menjelaskannya?

Kejam? Tidak, itu kurang tepat.

Sadis? Sayangnya, aku bukan masokis.

Yah secara spesifik, jika digambarkan maka: jika kau tidak bertahan, maka kau akan mati.

Kurasa seperti itu.

Aku tahu kalau dunia itu memiliki sisi yang 'gelap'. Tapi, Sekolah Elit ini tidak bisa dianggap sebagai sisi gelap maupun sisi terang. Kau bisa menganggapnya sebagai 'abu-abu'.

Ketika aku menginjakkan kaki di sekolah ini, ungkapan pertama yang keluar adalah rasa takjub. Namun, semakin aku masuk ke dalam, rasa dingin yang menjalar di setiap syaraf membuatku gemetar setengah mati.

Di sini, aku akan menjelaskannya padamu tentang sekolah yang tampak hangat di wajah, namun dingin di otak[1].

[1] Saya menggunakan kata lain sebagai ganti dari: hangat di luar, namun dingin di dalam. Jika Anda paham maksud dari kata lain yang saya gunakan ini, maka Anda bisa mendapatkan makna cerita.

Inilah, School of Elite.

Sekolah yang membawa kenangan manis dan pahit, terkubur jauh dalam hatiku.

•••

Arbi's Note :

[Chapter 0 telah di-revisi]

Selamat datang di School of Elite!

School of Elite [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang