1

2.4K 222 21
                                    

Awal mula...
_____________________










H

appy Reading^^


Senyum secerah matahari terus mengembang di wajah manis Soonyoung.

Kaki kecilnya terus berjalan kearah sekolahnya, tak lupa ia menyapa pejalan kaki lainnya.

Hari itu, hari pertamanya masuk sekolah setelah libur panjang. Bukan seperti remaja SMA kelas 3 pada umumnya yang mengeluh karena waktu liburannya telah habis Soonyoung malah terlihat menikmatinya.

Soonyoung bukan murid pintar apalagi murid yang disayangi guru. Soonyoung tergolong murid biasa-biasa saja. Tidak pintar, tidak kaya, tidak terlalu banyak teman, juga tidak cari muka. Hanya saja Soonyoung senang bisa melakukan banyak aktivitas disekolah, lebih mengasyikkan menurutnya.

Ia memutuskan mampir terlebih dahulu ke minimarket didekat situ.

Pagi itu belum banyak pengunjung disana. Hanya ada kasir, Soonyoung, dan seorang pemuda mengenakan hoodie hitam yang tidak Soonyoung kenal.

Tangan Soonyoung bergerak mengambil satu kotak susu dan roti kemudian berjalan kearah kasir.

Benda yang Soonyoung ambil tadi sudah ia letakkan di meja kasir. Si kasir juga sudah bersiap ingin menghitung belanjaan Soonyoung.

Tapi sepertinya Soonyoung harus mengalah. Pemuda yang Soonyoung liat tadi seenaknya sendiri menyerobot giliran Soonyoung.

Soonyoung reflek menoleh menatap pemuda disampingnya itu yang kini sedang meminta barangnya dihitung lebih dulu. Tatapan tidak suka terpancar di wajahnya. Dalam hati ia mengumpati sifat pemuda itu.

Gak bisa ngantri atau gimana sih nih orang? Batin Soonyoung.

"Aduh mas, ini uangnya kurang," tegur penjaga kasir. Soonyoung menoleh lagi kearahnya.

"Ntar-ntar aja deh saya bayarnya. Saya lagi buru-buru." Tanpa aba-aba pemuda itu mengambil kantong belanjaannya, keluar dari toko.

Soonyoung sontak kaget dengan kejadian yang baru saja terjadi. Matanya masih bergerak mengikuti gerak gerik pemuda itu.

Brukk...

Entah karena sebab apa pula, pemuda itu menendang tong sampah yang ada di depan minimarket.

Soonyoung lama-lama jengkel dengan perlakuan pemuda itu.

"Ini jadi saya hitung atau gak?" Suara penjaga toko membuyarkan lamunannya. Sejenak ia mengalihkan fokusnya pada belanjaannya tadi.

"Iya, jadi pak. Bentar ya pak." Tanpa menunggu jawaban, Soonyoung segera melesat keluar minimarket menyusul pemuda tadi.

Ditepuknya bahu pemuda yang mengenakan hoodie hitam tersebut. Pemuda itu reflek menoleh.

"Kamu gak bisa ninggalin toko gitu aja tanpa bayar dengan uang cukup," ucap Soonyoung. Ia berusaha sebisa mungkin untuk terdengar galak.

"Lo siapa? Suruhannya kasir tadi?" Pemuda itu menatap tajam Soonyoung.

"Bukan. Gue anak sekolah biasa kaya lo. Tapi gue gak suka lo bersikap gak sopan kaya tadi. Lo gak bayar full itu belanjaan terus lo asal nendang tong sampah. Asal Lo tau ya sampah yang abis Lo tendang itu baunya bisa nyebar kemana-mana." Emosi Soonyoung meluap.

"Gak ada urusannya sama gue." Pemuda itu mengangkat bahunya tidak merasa bersalah.

"Gak ada urusannya gimana? Lo tadi itu bayarnya kurang! Gimana kalau gara-gara lo ini toko bangkrut. Gara-gara lo juga bisa aja nih penjaga toko dipecat karena gak becus padahal cuma ada satu pelanggan yang seenaknya sendiri kek Lo. Bayangin ada seribu orang yang sifatnya sama kek lo, bisa banyak toko yang bangkrut." Soonyoung menarik nafas sejenak. Soonyoung tidak kenal orang yang ada didepannya itu, tapi entah kenapa rasa jengkel terus mengelilinginya ketika ia berhadapan dengan pemuda itu.

Challenge | Minsoon Wonsoon StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang